OLeh : Ustadz Undang S.
بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
الحمد لله، الحمد لله، الحمد لله الذي هدانا لهاذا وما كنا لنهتدي لولا ان هدانا الله.
اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له ايه نعبد و ايه نستعين و اشهد ان محمد عبده و رسوله لا نبي بعده. اللهم صلى على محمد و على اله و اصحابه اجمعين،
اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له ايه نعبد و ايه نستعين و اشهد ان محمد عبده و رسوله لا نبي بعده. اللهم صلى على محمد و على اله و اصحابه اجمعين،
ام بعد.
Segala puji bagi Allah, Rabb pemilik langit dan bumi, yang menguasai segala sesuatu, yang senantiasa melimpahkan karuniaNya kepada seluruh makhlukNya.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada sosok manusia teladan yang tidak lekang oleh zaman, yakni Nabiyullah Muhammad SAW. Beliaulah yang menghijrahkan manusia dari pekatnya kejahilian menuju masyarakat yang diliputi oleh cahaya keimanan.
🌸🌸🌸
Jama'ah *BS* yang senantiasa di rahmati Allah...
Jama'ah *BS* yang senantiasa di rahmati Allah...
_*Innalloha yuhibbu attawwabiina wa yuhibbul mutathohhiriin*_
_"Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang selalu membersihkan diri"_
_"Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang selalu membersihkan diri"_
👆🏼 Di situ Alloh *Bukan* berfirman _"Mencintai orang-orang yang bersih"_
Sebab bukan kapasitas manusia untuk menjadi thohir (bersih).
Sebab bukan kapasitas manusia untuk menjadi thohir (bersih).
Bahkan dalam hadits qudsi Alloh berfirman;
_"Jika manusia menjadi bersih tanpa dosa , akan di ganti makhluk lain yang berdosa kemudian minta ampunan. Yang lebih senang meminta ampunan atas dosanya kepada Alloh karena berdosanya manusia untuk memperlihatkan ke Agungan Alloh ."_
🌸🌸🌸
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terbaik.
Akan tetapi, manusia juga makhluk ciptaan Allah yang lemah, penuh salah dan dosa.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terbaik.
Akan tetapi, manusia juga makhluk ciptaan Allah yang lemah, penuh salah dan dosa.
Sesempurna apapun manusia kecuali manusia yang telah mendapatkan predikat ma’sum dari Allah, selalu saja ada debu-debu lalai, salah dan dosa yang melekat pada dirinya.
Sedemikian lembutnya, terlekatnya debu kerap berlarut-larut tanpa terasa. Di luar dugaan, debu sudah berubah menjadi kotoran pekat yang menutup hampir seluruh tubuh. Itulah keadaan hakiki yang kerap melekat pada diri manusia.
Diamnya seorang manusia saja bisa memunculkan salah dan dosa, terlebih ketika peran sudah merambah banyak sisi: keluarga, masyarakat, tempat kerja, organisasi, dan pergaulan sesama teman.
Setidaknya, akan ada gesekan atau kekeliruan yang mungkin teranggap kecil tapi berdampak besar. Belum lagi ketika kekeliruan tidak lagi bersinggungan secara horisontal atau sesama manusia. Melainkan sudah mulai menyentuh pada kebijakan dan keadilan Allah SWT. Kekeliruan jenis ini mungkin saja tercetus tanpa sadar, terkesan ringan tanpa dosa; padahal punya dampak besar di sisi Allah SWT.
Sahabat Bilal Bin Sa’ad berkata :
*“Janganlah engkau melihat kecilnya dosa yang kamu kerjakan, tapi lihatlah kepada Dzat yang engkau durhakai”.*
Hakikat manusia sulit untuk menghindari kesalahan...
Bukan menjadi dasar untuk mereka tidak dapat meraih keridhaan sang Pencipta. Karena dalam ajaran Islam yang tinggi dan mulia, Allah Ta’ala telah menyediakan bagi manusia jalan-jalan berupa amalan-amalan ibadah yang bisa menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan tersebut, yaitu dengan melakukan taubat yang sungguh-sungguh, seperti yang disabdakan Rasulullah :
Bukan menjadi dasar untuk mereka tidak dapat meraih keridhaan sang Pencipta. Karena dalam ajaran Islam yang tinggi dan mulia, Allah Ta’ala telah menyediakan bagi manusia jalan-jalan berupa amalan-amalan ibadah yang bisa menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan tersebut, yaitu dengan melakukan taubat yang sungguh-sungguh, seperti yang disabdakan Rasulullah :
*“Setiap anak Adam sering melakukan dosa dan sebaik-baiknya orang yang melakukan dosa adalah orang-orang yang bertaubat”*
(HR. Ibnu Majah).
(HR. Ibnu Majah).
🌸🌸🌸
🔷 *Menurut Ibnu Taimiyah*
Taubat adalah menarik diri dari sesuatu keburukan dan kembali kepada suatu tindakan yang dapat membawa seseorang pada jalan yang ditentukan dalam ajaran agama.
🔷 *Menurut Ibnu Taimiyah*
Taubat adalah menarik diri dari sesuatu keburukan dan kembali kepada suatu tindakan yang dapat membawa seseorang pada jalan yang ditentukan dalam ajaran agama.
Taubat yang disyari’atkan adalah kembali kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala apa yang diperintah dan meninggalkan segala bentuk larangan Allah.
🔷 *Menurut Imam Al-Gazali*
Taubat adalah kembali dari memperturutkan syahwat dan menaati setan kepada jalan Allah.
Taubat adalah kembali dari memperturutkan syahwat dan menaati setan kepada jalan Allah.
Membagi taubat menjadi tiga macam :
1. Taubat, yaitu kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan.
2. Firor, yaitu lari dari kemaksiatan pada ketaatan, dari yang baik ke arah yang lebih baik.
3. Inabat, yaitu taubat yang berulang kali sekalipun tidak berdosa.
2. Firor, yaitu lari dari kemaksiatan pada ketaatan, dari yang baik ke arah yang lebih baik.
3. Inabat, yaitu taubat yang berulang kali sekalipun tidak berdosa.
🔷 *Menurut Imam Zannun Al-Mishri*
Membagi taubat menjadi dua macam:
Membagi taubat menjadi dua macam:
1. Taubat orang awam, yaitu bertaubat dari dosa.
2. Taubat orang khowas, yaitu mukmin yang beramal semata-mata karena Allah.
2. Taubat orang khowas, yaitu mukmin yang beramal semata-mata karena Allah.
🔹 Dari penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perwujudan dari penyesalan dan kesungguhan untuk tidak kembali melakukan perbuatan dosa tersebut, merupakan inti pokok dari pelaksanaan taubat, selain juga pandangan pelaku taubat akan dosa dan kesalahan yang dilakukan olehnya.
🌸🌸🌸
Fitrah manusia ada potensi untuk berbuat dosa.
Siapapun ada potensi terpeleset. Terpeleset kemudian tersadar.
Setiap salah selalu sadar, kemudian meminta ampunan kepada Alloh dan berusaha memperbaiki kesalahannya.
Itulah yang _*Paling di cintai Alloh SWT*_
Kesadaran itu yang membangkitkan semangat tathahhur. Mungkin kita ingat hadits Rosululloh yang memberikan perumpamaan orang yang selalu menjaga sholat “muhafazhoh ala assholawat”.
Fitrah manusia ada potensi untuk berbuat dosa.
Siapapun ada potensi terpeleset. Terpeleset kemudian tersadar.
Setiap salah selalu sadar, kemudian meminta ampunan kepada Alloh dan berusaha memperbaiki kesalahannya.
Itulah yang _*Paling di cintai Alloh SWT*_
Kesadaran itu yang membangkitkan semangat tathahhur. Mungkin kita ingat hadits Rosululloh yang memberikan perumpamaan orang yang selalu menjaga sholat “muhafazhoh ala assholawat”.
_"Yaitu bagaikan orang yang punya rumah di pinggir sungai yang bila terkena kotoran selalu mandi."_
Perumpamaan ini merupakan perumpamaan yang sungguh luar biasa
_Artinya;_
_"Lima kali sholat minimal akan menutup lima kesalahan, setiap kali ia salah ia mandi"_
_"Lima kali sholat minimal akan menutup lima kesalahan, setiap kali ia salah ia mandi"_
🔹 Bersyukurlah kita yang ada dalam barisan dakwah.
• _Yang saling menguatkan ketika lemah..._
• _Yang saling mengingatkan ketika salah..._
• _Yang dengan ikhlas menerima kritik dan saran untuk sarana memperbaiki diri...._
• _Yang senantiasa menjaga izzah saudaranya..._
• _Yang senantiasa menjauhi Ghibah..._
• _Yang saling menguatkan ketika lemah..._
• _Yang saling mengingatkan ketika salah..._
• _Yang dengan ikhlas menerima kritik dan saran untuk sarana memperbaiki diri...._
• _Yang senantiasa menjaga izzah saudaranya..._
• _Yang senantiasa menjauhi Ghibah..._
_*Ya Alloh bantulah Kami untuk mengikhlaskan masa lalu, agar kami termasuk orang-orang yang senantiasa membersihkan diri*_
_*Ya Alloh...*_
_*Hanya Kau tempatku meminta...Kau beriku bahagia.*
_*Jadikan aku selamanya HambaMu...yang selalu bertaubat*_
_*Hanya Kau tempatku meminta...Kau beriku bahagia.*
_*Jadikan aku selamanya HambaMu...yang selalu bertaubat*_
_*Ya Alloh...*_
_*Ampunilah aku dan terimalah taubatku*_
_*Sesungguhnya engkau Maha penerima taubat lagi Maha pengampun.*_
_*Ampunilah aku dan terimalah taubatku*_
_*Sesungguhnya engkau Maha penerima taubat lagi Maha pengampun.*_
⁉Kenapa Allah masih memberikan kita kehidupan sampai hari ini...?
```Itu karena dosa-dosa kita terlalu banyak
dan Allah masih izinkan kita untuk Bertaubat.```
dan Allah masih izinkan kita untuk Bertaubat.```
_*Ya Allah...*_
_*Air mata yang terjatuh karena menyesali dosa-dosa ini....*_
_*Air mata yang terjatuh karena menyesali dosa-dosa ini....*_
_*Ya Allah…*_
_*Sujudku adalah penyadarkanku akan rasa penghambaan diriku kepadaMu.*_
_*Sujudku adalah penyadarkanku akan rasa penghambaan diriku kepadaMu.*_
_*Ya Allah…*_
_*Tanganku memohon ampunan dan rahmatMu.*_
_*Tanganku memohon ampunan dan rahmatMu.*_
```Ampunilah dosa-dosa kami yaa Alloh...
Terlebih yang tidak kami sadari....
Ampuni sungguh ampuni....```
Terlebih yang tidak kami sadari....
Ampuni sungguh ampuni....```
Kami selalu menggenggam rindu...
Untuk berjumpa Rasulullah tercinta...
Meski andai tidak layak aku dalam surgamu...
Dalam tiap sujud sungguh kami memohon...
Layakkanlah diri kami sebagai hambaMu...
Untuk berjumpa Rasulullah tercinta...
Meski andai tidak layak aku dalam surgamu...
Dalam tiap sujud sungguh kami memohon...
Layakkanlah diri kami sebagai hambaMu...
Jadikan kami semua ada dalam barisan dakwah ini yang ada dalam Grup ini.
*Khoirun ummatin ukhrijat linnas*
Amiin...
Amiin...
جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...
والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته
فا استبقوا الخيرات...
والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Rafika
1. Ustadz kenapa manusia ditakdirkan mempunyai dosa...?
2. Bagaimana caranya agar setiap taubat yang kita lakukan bertahan lama...?
Kadang-kadang manusia sudah bertaubat tapi melakukan kesalahan lagi kemudian bertaubat kemudian mengulanginya lagi!!!
3. Ciri-ciri orang yang ma'sum itu seperti apa...?
4. Bagaimana caranya agar kita meninggal dunia dalam keadaan bertaubat maksudnya dalam keadaan bersih...?
1. Ustadz kenapa manusia ditakdirkan mempunyai dosa...?
2. Bagaimana caranya agar setiap taubat yang kita lakukan bertahan lama...?
Kadang-kadang manusia sudah bertaubat tapi melakukan kesalahan lagi kemudian bertaubat kemudian mengulanginya lagi!!!
3. Ciri-ciri orang yang ma'sum itu seperti apa...?
4. Bagaimana caranya agar kita meninggal dunia dalam keadaan bertaubat maksudnya dalam keadaan bersih...?
🌺Jawab:
1. “Setiap anak Adam senantiasa berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang senantiasa bertaubat.”
_(HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah)_
1. “Setiap anak Adam senantiasa berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang senantiasa bertaubat.”
_(HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah)_
Sudah menjadi Fitrah manusia tempatnya dosa dan khilaf, sesempurna apapun manusia kecuali manusia yang telah mendapatkan predikat ma’sum dari Allah.
2. Konteksnya bukan taubatnya yang bertahan lama karena fitrah manusia tempatnya dosa baik di sengaja ataupun tidak. Ingat diatas dalam hadits qudsi Alloh berfirman;
_"Jika manusia menjadi bersih tanpa dosa , akan di ganti makhluk lain yang berdosa kemudian minta ampunan. Yang lebih senang meminta ampunan atas dosanya kepada Alloh karena berdosanya manusia untuk memperlihatkan ke Agungan Alloh "_
3. Para Nabi
4. • Taubat Nasuha; kembali kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala apa yang diperintah dan meninggalkan segala bentuk larangan Allah dengan sungguh-sungguh.
• Berusaha terus meninggalkan kemaksiatan pada ketaatan, dan dari yang baik ke arah yang lebih baik
• Taubat yang berulang kali setiap hari sekalipun tidak berdosa.
• Beramal lah semata mata mengharap ridho Alloh saja.
• Berusaha terus meninggalkan kemaksiatan pada ketaatan, dan dari yang baik ke arah yang lebih baik
• Taubat yang berulang kali setiap hari sekalipun tidak berdosa.
• Beramal lah semata mata mengharap ridho Alloh saja.
0⃣2⃣ Alfi
Ketika kita telah berbuat kesalahan, lalu beristighfar. Apakah dengan beristighfar sudah termasuk taubat nasuha...?
Ketika kita telah berbuat kesalahan, lalu beristighfar. Apakah dengan beristighfar sudah termasuk taubat nasuha...?
🌺Jawab:
Firman Allah,
Firman Allah,
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubat kepada-Nya.”
(QS. Huud [11]: 3).
(QS. Huud [11]: 3).
Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan istighfar adalah bertaubat dari dosa-dosa yang telah terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan taubat adalah istighfar dari dosa yang mungkin akan terjadi setelah dosa tersebut benar-benar terjadi.
Oleh karena itu makna ayat menjadi “bertaubatlah kepada Rabb kalian atas dosa-dosa yang telah kalian lakukan dan bertaubatlah kepada-Nya dari dosa-dosa yang akan kalian lakukan”.
Kata ثُمَّ “kemudian” dalam ayat di atas zahirnya menunjukkan waktu yang akan datang.
Ibnul Qayyim rahimahullah merinci:
jika istighfar disebutkan secara bersamaan dengan taubat, maka yang dimaksud adalah meminta perlindungan dari kejelekan (dosa) yang telah terjadi.
Ibnul Qayyim rahimahullah merinci:
jika istighfar disebutkan secara bersamaan dengan taubat, maka yang dimaksud adalah meminta perlindungan dari kejelekan (dosa) yang telah terjadi.
Sedangkan taubat adalah kembali dan meminta perlindungan dari kejelekan yang dia takutkan terjadi di masa yang akan datang, berupa kejelekan amal yang dia perbuat. Maka istighfar adalah menghilangkan kejelekan, sedangkan taubat adalah meminta adanya manfaat (kebaikan). Ampunan (maghfirah) akan melindungi diri kita dari keburukan dosa (yang telah terjadi).
Adapun taubat setelah adanya perlindungan tersebut, maka terwujudlah apa yang dia cintai atau dia harapkan (berupa maslahat atau kebaikan).
(Madaarijus Saalikin,1/308-309).
(Madaarijus Saalikin,1/308-309).
Seorang hamba wajib untuk memohon ampun kepada Allah terlebih dahulu dari dosanya untuk menghilangkan kejelekannya. Sehingga dia mendahulukan istighfar dari taubat. Tidaklah seorang hamba memiliki tekad berkaitan dengan kehidupan di masa mendatang (untuk tidak kembali berbuat maksiat) kecuali dengan menyucikan diri terlebih dahulu dari pengaruh dosa dan maksiat (yang telah lewat).
Sebagaimana kata ulama,
التخلية مقدمة على التحلية
“Membersihkan diri itu lebih utama daripada menghiasi diri.”
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita termasuk di antara hamba-Nya yang gemar untuk bertaubat.
Sedangkan taubat nasuha sendiri mengandung pengertian taubat yang sungguh-sungguh meninggalkan kemaksiatan serta unsur-unsur yang dapat menyebabkan perbuatan maksiat dan mengerjakan amal kebaikan serta menjalankan semua tahapan-tahapan yang akan membuat kita melakukan ibadah dengan istiqomah.
Wallahu a'lam
0⃣3⃣ Adhani
1. Kita pernah melakukan kesalahan dan kita sudah taubat, tidak mengulangi kesalahan itu lagi tapi kita masih ingat, merasa bersalah dan masih merasa berdosa. Apa itu artinya taubat kita tidak di terima...?
2. Apa tanda-tanda kalau taubatan nasuha kita diterima Allah SWT...?
1. Kita pernah melakukan kesalahan dan kita sudah taubat, tidak mengulangi kesalahan itu lagi tapi kita masih ingat, merasa bersalah dan masih merasa berdosa. Apa itu artinya taubat kita tidak di terima...?
2. Apa tanda-tanda kalau taubatan nasuha kita diterima Allah SWT...?
🌺Jawab:
1 dan 2 ana coba jawab sekaligus karena masih berkaitan
Ketika kita masih merasa bersalah, masih merasa berdosa...
Itu fitrah, jadikanlah pengingat agar kita tidak melakukannya lagi
*Ikhlaskan semua yang telah terjadi songsong hari esok dengan diri yang senantiasa lebih baik setiap harinya*
1 dan 2 ana coba jawab sekaligus karena masih berkaitan
Ketika kita masih merasa bersalah, masih merasa berdosa...
Itu fitrah, jadikanlah pengingat agar kita tidak melakukannya lagi
*Ikhlaskan semua yang telah terjadi songsong hari esok dengan diri yang senantiasa lebih baik setiap harinya*
Kita pahami dulu terkait nilai amal;
✅ Syarat Sah Amal
Manusia bisa mengukur, karena ini sifatnya dzahir. Seseorang bisa mempelajari apa saja syarat sah amal tersebut. Memenuhi syarat, rukun dan wajibnya serta tidak ada unsur pembatalnya.
Kita bisa menilai shalat kita sah, ketika kita memahami bahwa shalat kita telah memenuhi syarat, rukun, dan wajib shalat. Serta kita tidak melakukan pembatal shalat.
Kita bisa menilai shalat kita sah, ketika kita memahami bahwa shalat kita telah memenuhi syarat, rukun, dan wajib shalat. Serta kita tidak melakukan pembatal shalat.
✅ Diterimanya amal
Diterimanya amal, tidak ada satupun manusia yang tahu. Karena ini semua kembali kepada Allah, Dzat yang kita sembah.
Jangankan manusia biasa, sampai para nabi pun, mereka tidak mengetahui apakah amalnya diterima atau tidak.
Jangankan manusia biasa, sampai para nabi pun, mereka tidak mengetahui apakah amalnya diterima atau tidak.
Nabi Ibrahim ‘alaihis shalatu was salam, ketika beliau membangun ka’bah, beliau tidak tahu apakah amalnya diterima atau tidak. Sehigga beliau selama membangun ka’bah, banyak membaca do’a,
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Ya Rabb kami, terimalah amal kami. Sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. al-Baqarah: 127)
(QS. al-Baqarah: 127)
Karena itulah, terkait masalah diterimanya amal, manusia hanya bisa berharap. Memohon kepada Allah agar amalnya diterima oleh Allah. Tugas hamba adalah beramal sebaik mungkin dan memastikan amalnya sah.
Apakah amalnya diterima atau tidak, hamba hanya bisa berharap dan tidak bisa memastikan.
Apakah amalnya diterima atau tidak, hamba hanya bisa berharap dan tidak bisa memastikan.
Taubat termasuk diantara bentuk amal. Ada syarat sah taubat dan taubat yang diterima.
✅ Syarat sah taubat:
▶Ikhlas
Bertaubat karena dorongan untuk beribadah kepada Allah
▶Al-Iqla’ (melepaskan) Maksudnya adalah melepaskan dosa yang dia taubati
▶An-Nadam (menyesal)
Harus benar-benar menyesali dosa yang dia taubati.
▶Al-Azm (tekad)
Harus memiliki tekad untuk tidak mengulang kembali dosanya.
▶Taubatnya dilakukan sebelum ditutupnya kesempatan taubat, yaitu ketika ruh sudah di tenggorokan atau matahari telah terbit dari barat.
▶Dan jika dosa itu terkait kedzaliman antar sesama hamba, maka dia harus menyelesaikannya. Bisa dengan minta direlakan atau mengembalikan bentuk kedzaliman itu.
Bertaubat karena dorongan untuk beribadah kepada Allah
▶Al-Iqla’ (melepaskan) Maksudnya adalah melepaskan dosa yang dia taubati
▶An-Nadam (menyesal)
Harus benar-benar menyesali dosa yang dia taubati.
▶Al-Azm (tekad)
Harus memiliki tekad untuk tidak mengulang kembali dosanya.
▶Taubatnya dilakukan sebelum ditutupnya kesempatan taubat, yaitu ketika ruh sudah di tenggorokan atau matahari telah terbit dari barat.
▶Dan jika dosa itu terkait kedzaliman antar sesama hamba, maka dia harus menyelesaikannya. Bisa dengan minta direlakan atau mengembalikan bentuk kedzaliman itu.
Katika 6 unsur di atas ada pada saat orang itu bertaubat maka taubatnya sah.
Apakah taubatnya langsung diterima?
Allahu a’lam… kita hanya bisa berharap agar taubatnya diterima, dan mengiringi taubatnya dengan amal soleh.
Karena itulah dalam banyak ayat, Allah mengajarkan agar mereka yang bertaubat, mengiringi taubatnya dengan berbuat ishlah (mengadakan perbaikan).
Firman Allah,
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 89)
“Mengadakan perbaikan” berarti berbuat baik untuk menghilangkan akibat jelek dari kesalahan yang pernah dilakukan.
Allah juga berfirman,
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. an-Nur: 5)
(QS. an-Nur: 5)
Ketika orang yang telah bertaubat, dia semakin dekat dengan syariat, semoga ini tanda taubatnya diterima oleh Allah.
Dan yang tidak kalah penting, bagi anda yang telah bertaubat, bergabunglah dengan komunitas orang yang baik. Karena komunitas akan mengarahkan orang yang bertaubat agar tidak kembali melakukan pelanggaran dan perbuatan dosa yang telah dia taubati.
Wallahu a’lam.
0⃣4⃣ Ana
Ustadz, saya ada pertanyaan titipan teman, bila seorang pemuda lajang sering melakukan dosa seperti berzina kemudian dia bertaubat dan memutuskan untuk menikah, tapi dari awal dia tidak pernah jujur pada calon istrinya tentang masa lalunya bahkan sampai menikah karena ditakutkan merusak rumah tangganya.
Sampai bertahun-tahun menikah belum juga dikaruniai anak, sehingga lelaki itu kepikiran terus tentang dosanya. Sebaiknya apa lelaki tersebut jujur pada istrinya atau lebih baik dilupakan saja untuk kebaikan rumah tangganya...?
Syukron ustadz😊
Ustadz, saya ada pertanyaan titipan teman, bila seorang pemuda lajang sering melakukan dosa seperti berzina kemudian dia bertaubat dan memutuskan untuk menikah, tapi dari awal dia tidak pernah jujur pada calon istrinya tentang masa lalunya bahkan sampai menikah karena ditakutkan merusak rumah tangganya.
Sampai bertahun-tahun menikah belum juga dikaruniai anak, sehingga lelaki itu kepikiran terus tentang dosanya. Sebaiknya apa lelaki tersebut jujur pada istrinya atau lebih baik dilupakan saja untuk kebaikan rumah tangganya...?
Syukron ustadz😊
🌺Jawab:
Jujurlah atas semua dosa yang pernah kita lakukan , ikhlaskan dan jangan lakukan lagi dosa tersebut. Kalau istrinya mencintai karena Alloh , in syaa Alloh itu akan mempermudah pria tersebut mengikhlaskan masa lalunya...
Mohon Ampunan kepada Alloh di setiap sujud perbanyaklah sedekah, perbanyaklah amal sholeh setelah itu bertawakkallah pada Alloh.
Apapun yang Alloh berikan itu adalah yang terbaik buat kita bukan yang terbaik menurut kita.
Jujurlah atas semua dosa yang pernah kita lakukan , ikhlaskan dan jangan lakukan lagi dosa tersebut. Kalau istrinya mencintai karena Alloh , in syaa Alloh itu akan mempermudah pria tersebut mengikhlaskan masa lalunya...
Mohon Ampunan kepada Alloh di setiap sujud perbanyaklah sedekah, perbanyaklah amal sholeh setelah itu bertawakkallah pada Alloh.
Apapun yang Alloh berikan itu adalah yang terbaik buat kita bukan yang terbaik menurut kita.
Wallahu a'lam
0⃣5⃣ Wandira
1. Apa Taubat seorang manusia cukup dengan sekali melakukan sholat taubat atau harus berkali-kali...?
2. Bolehkah sholat taubat itu dilakukan siang hari apa harus malam seperti tahajjud...?
3. Bagaimana jika dia melakukan kesalahan itu lagi...?
4. Apa saja hal yang perlu dilakukan agar tidak terjerumus dalam dosa/kesalahan yang sama...?
Syukron ustadz😊
1. Apa Taubat seorang manusia cukup dengan sekali melakukan sholat taubat atau harus berkali-kali...?
2. Bolehkah sholat taubat itu dilakukan siang hari apa harus malam seperti tahajjud...?
3. Bagaimana jika dia melakukan kesalahan itu lagi...?
4. Apa saja hal yang perlu dilakukan agar tidak terjerumus dalam dosa/kesalahan yang sama...?
Syukron ustadz😊
🌺Jawab :
1. Setiap kita melakukan kesalahan itu lebih baik.
2. Kapanpun boleh asal jangan di lakukan pas waktu yang di larang untuk sholat.
3. Bertaubat lagi.
4. Tinggalkan perkara-perkara penyebabnya dosa atau tinggalkan/buang jauh-jauh hal-hal yang sekiranya akan membuat kita kembali melakukan maksiat, mungkin dengan cara berhijrah jika di perlukan.
Kemudian bergaul lah dengan komunitas orang-orang sholeh, perbanyak belajar ilmu agama.
1. Setiap kita melakukan kesalahan itu lebih baik.
2. Kapanpun boleh asal jangan di lakukan pas waktu yang di larang untuk sholat.
3. Bertaubat lagi.
4. Tinggalkan perkara-perkara penyebabnya dosa atau tinggalkan/buang jauh-jauh hal-hal yang sekiranya akan membuat kita kembali melakukan maksiat, mungkin dengan cara berhijrah jika di perlukan.
Kemudian bergaul lah dengan komunitas orang-orang sholeh, perbanyak belajar ilmu agama.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
_*Setetes air mata yang jatuh karena keinsyafan*_
_*Seribu kali lebih baik daripada sejuta mutiara di lautan*_
_*Seribu kali lebih baik daripada sejuta mutiara di lautan*_
_*Sesaat bersedih karena ingat dosa*_
_*Adalah lebih mulia dari pada seharian bersedih karena cinta anak manusia*_
_*Adalah lebih mulia dari pada seharian bersedih karena cinta anak manusia*_
_*Sejernih wajah karena wudhu yang sempurna*_
_*Adalah lebih bercahaya dari kilauan segunung permata*_
_*Adalah lebih bercahaya dari kilauan segunung permata*_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar