OLeH: Ummi Yulianti, S.Pd
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🌸MEMULIAKAN ORANG TUA
بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...
ام بعد
Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ.
Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari zaman jahiliah zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Di antara bentuk kesempurnaan ajaran Islam adalah fakta bahwa dalam islam sangat memperhatikan masalah etika. Termasuk di dalamnya tentang etika bagaimana bersikap kepada orang tua. Islam sangat menekankan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua atau biasa dikenal dengan istilah Birrul Walidain.
Berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu perintah Alloh ﷻ yang tertuang dalam al Quran. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua.” (QS. Al-Isra’: 23-24).
Sudah sepantasnya bagi seorang anak untuk mempersembahkan bakti terbaik kepada kedua orang tuanya. Karena mereka adalah penyebab keberadaan kita di dunia, mereka juga yang telah merawat kita sejak kecil, terutama sang Ibu yang mengandung dengan susah payah sembilan bulan lamanya. Berbakti kepada kedua orang tua bukan hanya sebagai balas budi seorang anak kepada orang tua, tapi lebih dari itu, berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban yang diperintahkan oleh Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.
Dalam beberapa ayat al Quran, Alloh ﷻ bahkan menggandengkan perintah tauhid dengan berbakti kepada kedua orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan orang tua sangat agung, hingga Alloh ﷻ menyandingkannya dengan masalah tauhid. Rasulullah ﷺ juga sampai mengatakan, “Ridha Alloh ﷻ tergantung pada ridhanya kedua orang tua, Murka Alloh ﷻ tergantung pada murkanya orang tua.” (HR. Tirmidzi).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan para sahabat untuk menghormati serta memuliakan orang tua mereka.
"Dari Miswar bin Makhromah dan Marwan Disebutkan bahwa jika para shahabat berbicara kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil merendahkan suara dan mereka tidak memandang tajam kepadanya." (Shahih Bukhari no. 2731, 2732)
Inilah yang dilakukan oleh para shahabat di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mereka hormati seperti orang tua mereka. Yakni menghormati keduanya dengan tidak memandang keduanya dengan pandangan yang tajam dan tidak meninggikan suara dihadapan mereka.
★ Kemudian tidak mendahulukan untuk berbicara kepada kedua orang tua.
Sikap sahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. Dimana beliau tidak mau mendahulukan pembicaraan jika ada yang lebih tua umurnya dihadapannya. Padahal sebenarnya Ibnu ‘Umar mampu menjawab ketika itu. Dari sini, tidak ragu lagi, demikian pula seharusnya beradab dihadapan orang tua.
★ Lalu tidak duduk di hadapan kedua orang tua yang sedang berdiri.
Larangan ini dapat dilihat dalam hadits dari Jabir. Beliau mengatakan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang sakit. Lalu kami shalat di belakang beliau, sedang beliau shalat sambil duduk dan Abu Bakar mengeraskan bacaan takbirnya. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada kami. Beliau melihat kami shalat sambil berdiri. Lalu beliau berisyarat, kemudian kami shalat sambil duduk. Tatkala salam, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Jika kalian baru saja bermaksud buruk, tentu kalian melakukan seperti yang dilakukan oleh orang Persia dan Romawi. Mereka selalu berdiri untuk memuliakan Raja-raja mereka, sedangkan mereka dalam keadaan duduk. Ikutilah imam-iman kalian. Jika imam tersebut shalat sambil berdiri, maka shalatlah kalian sambil berdiri. Dan jika imam tersebut shalat sambil duduk, maka shalat lah kalian sambil duduk." ’(HR. Muslim no. 413)
★ Kemudian tidak mendahulukan dirinya sendiri sebelum kedua orang tua.
"Sebagaimana kisah tiga orang yang tertutup dalam goa dan tidak bisa keluar. Salah seorang di antara mereka bertawasul dengan amalan berbakti kepada kedua orang tuanya. Yaitu dia selalu memberikan susu kepada kedua orang tuanya sebelum memberikan kepada anak-anaknya bahkan dia bersabar menunggu untuk memberikan susu tersebut kepada orang tuanya sampai terbit fajar." (HR. Bukhari no. 5974 dan Muslim no. 2743)
★ Lalu Meminta maaf kepada kedua orang tua.
Lihatlah saudara-saudara Yusuf, mereka meminta maaf untuk diri mereka kepada orang tuanya karena kesalahan yang telah mereka perbuat. Mereka berkata,
“Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).“ (QS. Yusuf: 97)
★ Kemudian janganlah seorang anak membalas orang tua yang mencelanya.
Karena Allah Ta’ala berfirman,
“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”.” (QS. Al Isro’: 23)
Ibnu Katsir mengatakan, “Janganlah engkau memperdengarkan pada keduanya kata-kata yang buruk. Bahkan jangan pula mendengarkan kepada mereka kata ‘uf’ (menggerutu) padahal kata tersebut adalah se paling rendah dari kata-kata yang jelek.”
★ Seorang anak harus benar-benar menginginkan kebaikan pada orang tuanya.
Lihatlah kekasih Alloh ﷻ yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau tidak henti-hentinya menasihati orang tuanya dengan perkataan yang lembut. Dia mencoba menasihati ayahnya dengan panggilan lembut yang dikenal oleh orang Arab yaitu ‘Yaa Abati’. Perhatikanlah kisah beliau dalam ayat berikut ini,
“Ceritakan lah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan.” (QS. Maryam: 41-45)
Seorang anak masih memiliki kesempatan untuk berbakti kepada orang tua meski orang tua telah tiada. Pada kondisi itu anak tetap harus berusaha mempersembahkan sesuatu kepada kedua orang tuanya sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepada orang tuanya.
Lalu, Apa saja rukun sikap bakti anak Setelah orang tua wafat? Muhammad Nur Abdullah Hafiz Suwaid dalam bukunya "Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak" memberikan sembilan amalan yang mesti dikerjakan anak agar orang tuanya bahagia di alam barzakh.
✓ Pertama, melaksanakan janji dan wasiat orang tua.
عن أبي أُسيد مالك بن ربيعة الساعدي قال: بينا نحن جلوس عند رسول الله ﷺ إذ جاءه رجل من بني سلمة فقال: يَا رَسُولَ اللّهِ، هَلْ بَقِيَ عَلَيَّ مِنْ شَيْءٍ لِوَالِدَيَّ أَبِرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ وَفَاتِهِمَا؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "نَعَمْ، الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا
Diriwayatkan Abu Daud dari Malik bin Rabi'ah as-Saidi ra. Ketika kami duduk bersama Rasulullah ﷺ datanglah seorang dari kabilah Bani Salamah dan bertanya, "Wahai Rasulullah ﷺ, apakah ada bakti yang tersisa untuk kedua orang tuaku yang dapat aku lakukan setelah mereka meninggal?"
Beliau menjawab, "Yah! mendoakan mereka, menunaikan janji mereka, menyambung tali silaturahim yang pernah mereka lakukan, dan memuliakan teman mereka."
✓ Kedua, berdoa dan memohon ampun untuk orang tua.
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
Dari Abu Huraira RA Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Alloh ﷻ mengangkat derajat bagi seorang hamba yang saleh di surga. Dia bertanya," Tuhanku, dari mana ini? "Alloh ﷻ menjawab," permohonan ampunan anakmu untukmu."
✓ Ketiga, menyambung tali silaturahim. Diriwayatkan Imam Muslim dari Ibnu Umar RA, Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ"
"Sesungguhnya termasuk katagori berbakti yang paling baik adalah seseorang menyambung tali silaturahim dengan keluarga teman bapaknya setelah dia meninggal dunia."
حديث أبي بُردة رضي الله عنه قال: قَدِمتُ المدينةَ فأتاني عبدُ الله بنُ عمر رضي الله عنهما فقال: أتدري لِمَ أتيتُكَ؟ قلتُ: لا. قال: سمعتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: "مَنْ أحَبَّ أنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ؛ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيهِ بَعْدَهُ
Diriwayatkan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya dari Abu Burdah: aku pergi ke kota Madinah di sana Aku dikunjungi oleh Abdullah bin Umar yang kemudian berkata, "Tahukah engkau kenapa aku mengunjungimu?" Aku jawab, "tidak tahu." Dia mengatakan, "aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda.
"Barangsiapa yang ingin menyambung tali silaturahmi bapaknya di makamnya, hendaknya menyambung tali silaturahim dengan saudara-saudara bapaknya setelah si bapak meninggal dunia."
✓ Keempat, bersedekah atas nama orang tua. Ini diriwayatkan Bukhari Muslim, An Nasa'i dan Abu Daud dari Abdullah bin Abbas RA:
أنَّ سعدَ بنَ عبادةَ رضي اللهُ عنه تُوُفِّيَتْ أمُّه وهو غائبٌ عنها فقال : يا رسولَ اللهِ إنَّ أمي تُوُفِّيَتْ وأنا غائبٌ عنها أينفعُها شيءٌ إن تصدَّقتُ به عنها ؟ قال : نعم . قال : فإني أُشهدُك أنَّ حائطي المِخرافَ صدقةٌ عليها
Bahwasanya Sa’ad bin Ubadah bertanya kepada Nabi ﷺ "Ibuku meninggal dunia. Apakah akan bermanfaat baginya apabila aku bersedekah atas namanya?
Beliau menjawab, "Yah." Dia berkata, "aku memiliki sebidang kebun. Aku mempersaksikan mu bahwa aku menyedekahkannya atas nama ibuku."
✓ Kelima, ibadah haji untuk orang tua.
أن النبي ﷺ قال له رجل: إن فريضة الله على عباده أدركت أبي شيخًا كبيرًا لا يستطيع الحج ولا الظعن، أفأحج عنه؟ فقال له النبي ﷺ: حج عن أبيك واعتمر
Abu Razin RA berkata "Wahai Rasulullah ﷺ sesungguhnya bapakku sudah tua dan tidak sanggup melaksanakan ibadah haji umroh atau melakukan perjalanan." Beliau bersabda, "Berhaji dan umroh atas nama bapakmu."
Demikian Paparan kali ini.
Yang benar datangnya dari اللّه. Yang salah dari ketidaktahuan ana yang masih fakir ilmu agama.
Mohon maaf jika ada salah-salah kata dalam penulisan.
العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر
Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.
جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...
والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ iNdika ~ Semarang
1. Bagaimana menegur orang tua jika mereka membedakan anak-anaknya dalam hal mendidik, jika orang tua merasa tidak membedakan anak-anaknya?
2. Bagaimana berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal, jika orang tua berbeda agama dengan anak?
🌸Jawab:
1. Adil bukan berarti sama rata sama rasa, adil adalah menempatkan pada tempatnya, atau dengan kata lain memperlakukan seseorang sesuai dengan kebutuhannya. Kalau ternyata memang orang tua membedakan di sini berlaku tidak sampai mendzalimi anak, coba libatkan orang yang disegani orang tua untuk memberi masukan agar berlaku adil kepada anak-anaknya.
2. Dalam satu firman, Alloh ﷻ berfirman:
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun kepada Alloh ﷻ bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam.” (QS. At-Taubah: 113).
Bersandarkan ayat di atas mendoakan orang tua non-Muslim sudah meninggal itu tidak diperbolehkan. Apalagi sampai mendoakan dengan membaca ayat Al Quran dan lainnya.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Hildawati ~ Mamuju, Sulawesi Barat
Saya pernah mendengar Ummi bahwasanya seorang Orang tua, bisa saja berdosa kepada anaknya juga. Seperti apakah dosa seorang orang tua kepada Anaknya tersebut?
🌸Jawab:
Tidak memenuhi hak anak dalam kebutuhan fisik maupun ruhaninya. Misalnya, tidak mencukupi kebutuhan sandang pangan papan, bukan karena tidak mampu tapi tidak mau. Tidak mendidik dan mengajarkan beramal soleh baik yang wajib ataupun sunah. Membiarkan anaknya tidak menutup aurat misalnya atau membiarkan anaknya pacaran, dan sebagainya.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Atikah ~ Kawarang
Apakah masih tetap ada kewajiban bagi seorang anak berbakti kepada orang tua, yang mana orang tua tersebut, dari kecil tidak mengurus dan mendidik anaknya?
Jadi umi, ceritanya suami saya tuh dari kecil memang tidak diurus sama ibu kandungnya, dia diurus sama neneknya, dan orang tua kandung dari suami itu benar-benar cuek sekali sikapnya sama suami saya tuh, dan terlihat seperti membedakan dengan anak yang lainnya, kasarnya mah suami saya tuh "di anak tirikan" Mohon maaf.
Bagaimana sikap si anak seharusnya terhadap orang tua yang seperti itu umi?
🌸Jawab:
Bagaimana pun buruknya sikap orang tua, kita sebagai anak tetap berkewajiban memuliakannya. Karena itu adalah perintah Alloh ﷻ. Masalah perlakuan orang tua biarlah menjadi tanggungjawab mereka kepada orang tua. Jadi tetap berbakti muliakan keduanya. Maafkan kesalahan mereka. Dan jadikan pelajaran agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama pada anak-anak kita.
🔹Baik umi,
Jazakillah untuk jawabannya.
Do'akan suami semoga bisa memaafkan orang tuanya, Aamiiin...
🌸Dukungan istri sangat diperlukan di sini. Jangan lelah untuk mengajak silaturahim. Semoga Alloh ﷻ memberi hidayah dan melembutkan hati suami. Semangat.
🔹Aamiiiin... Ya Allah
InsyaAllah umm, semangat.
0️⃣4️⃣ Aisya ~ Riyad
Assalamualaikum,
Afwan ustadzah sahabat saya ingn bertanya.
Adakah batasan membenci orang tua.
Alasan membenci karena suatu hal yang membuatnya sakit hati?
Mohon penjelasannya.
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Membenci terhadap perbuatannya jangan membenci orang tuanya.
Sekali lagi, maafkan kesalahannya. Meski maaf tidak semudah diucapkan, apa lagi sudah melukai hati. Tapi memaafkan itu penting untuk diri kita sendiri. Untuk kedamaian kita sendiri dimasa kini dan masa depan. Tetap berbuat baik dan doa kan selalu agar Alloh ﷻ mengampuni dan memberikan hidayah.
🔹Berarti maknanya sejahat-jahatnya orang tua, kita sebagai seorang anak kena harus wajib berlaku baik terhadap orang tua begitu ya mi.
Habis ituh hanya saja kelakuan orang tua, dan kita tidak suka terhadap tingkah laku yang dilakukan orang tua itu.
Makna tidak suka Disni apakah sama kita tidak patuh atau mentaati orang tua?
Mohon penjelasannya ustadzah.
🌸Yup, tetap berlaku baik. Taati dan patuhi orang tua selama perintahnya tidak bertentangan dengan syari'at.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Aisya ~ Riyadh
Ustadzah maaf bukan maksud curhat.
Orang tua kita terdahulu ada yang tidak sekolah, bahkan tidak tahu pendidikan apapun dan berdampak pada anaknya ketika memberi arahan seperti tidak menggunakan, mendidik dengan bahasa kasar dan selalu mengucapakan kata yang maaf mungkin menjadi doa buruk untuk anak-anaknya?
Dan akibatnya si anak malah down.
Sampai perihal ibadah ketika si anak sudah istiqomah dan ingin membimbing orang tuanya ibadah, orang tuanya menjawab sakit kaki tidak bisa sholat,
Sudah di fasilitasi dengan sajadah busa dan kursi untuk ibadah pun masih tetap lalai akan ibadah ustadzah.
Selain mendoakan yang terbaik unyuk orang tuanya. Jadi si anak harus bersikap bagaimana lagi ustadzah?
Mohon pencerahnya.
🌸Jawab:
Maasyaa Allah, tetap ajak beribadah, jangan berputus asa, ajak dengan santun. Perlihatkan kepada orang tua semakin istiqomah dan sholihah anak nya semakin santun dan bagus akhlaknya. Semoga orang tua tersentuh hati nya.
Doakan selalu agar Alloh ﷻ memberi hidayah kepada orang tua, karena Alloh ﷻ pemilik hidayah dan memberikan kepada yang dikehendaki-Nya.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain-Nya dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya mencapai umur lanjut dalam penjagaan mu, maka sekali-kali jangan kamu katakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra’: 23)
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar