OLeH : Bunda Rizki Ika S.
💎M a T e R i💎
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad.
Apa kabar Bunda semua? Semoga senantiasa dalam rahmat-Nya, sehat sekeluarga, juga bersemangat mengkaji Islam.
🌷RUSAKNYA MORAL PEMUDA GENERASI BANGSA
Siapa nih di sini yang sudah punya anak remaja?
Atau malah diri sendiri yang masih remaja, msh pemuda?
Bagaimana rasanya punya anak remaja atau pemuda, atau menjadi remaja atau pemuda yang melihat lingkungan pergaulan juga kehidupan para pemuda zaman now?
★ Beberapa Potret Para Pemuda Hari Ini:
▪️Tawuran telapak tangan pelajar putus di lokasi.
▪️Kriminalitas bawa sajam, tawuran, gangster.
▪️Pemerkosaan beramai-ramai.
▪️Pemerkosaan di sekolah saat jam belajar.
▪️Pembunuhan keji.
Wajar sekali para Bunda sangat khawatir pada anak-anak generasi ini, sementara kondisi generasi kita di luar sana mengalami kerusakan moral yang demikian parah.
Kita semua tentunya ingin keadaan ini berbalik, minimal mereda, karena kita tentu tidak menginginkan anak-anak kita menjadi salah satu dari generasi rusak tersebut.
★ Lalu apa yang harus kita lakukan?
Sebagaimana dokter, kita harus mendiagnosa masalah kerusakan moral generasi ini dengan tepat.
Kita harus berupaya memahami dan memastikan apa akar masalahnya, apa penyebab utamanya.
Anak-anak tumbuh dan berkembang pertama kali adalah dalam lingkungan pengasuhan keluarga. Berikutnya mereka masuk ke lingkungan yang lebih luas, yakni pertemanan, juga lingkungan masyarakat.
Maka, tentu pola asuh orang tua punya andil dalam membentuk karakter anak.
Berikutnya adalah kondisi pertemanan juga lingkungan masyarakat, juga memberi tauladan dan pengaruh signifikan pada cara berpikir juga perilaku anak.
Nah, yang tidak kalah penting, adalah regulasi yang ditetapkan oleh penguasa, semisal regulasi terhadap media termasuk di dalamnya social media, yang cenderung dibebaskan tanpa batasan sehingga anak-anak dengan mudah mengakses berbagai konten kekerasan, pornografi atau pornoaksi, bullying, free sex, dan konten-konten unfaedah bahkan toxic yang lainnya, regulasi terhadap kurikulum dan proses kegiatan belajar mengajar yang cenderung sekular, regulasi terhadap pelaku kejahatan yang tidak mbuat jera misalnya, daaaan banyak lagi.
Berbagai regulasi ini adalah yang paling vital memberi pengaruh terhadap rusaknya moral generasi.
Mengapa??? Karena regulasi sifatnya mengikat tidak bisa diganggu gugat, dan dampaknya sangat luas meliputi seluruh anak bangsa di negeri ini.
Kalau orang tua yang bermasalah, maka keluarganya, anaknya, yang akan terkena dampaknya. Kalau masyarakat satu kampung buruk, maka anak muda di kampung itu yang terkena imbas buruknya.
Tapi kalau negara salah dalam menerapkan kebijakan dan mengeluarkan regulasi atau aturan, maka dampaknya akan meliputi seluruh penduduk negeri, meliputi seluruh pemuda.
Maka saya sebut regulasi adalah yang paling vital pengaruhnya terhadap kerusakan generasi.
Padahal pemuda adalah harapan bagi bangsa ini. Pemuda adalah investasi jangka panjang bagi keberlangsungan negeri ini di masa depan.
Bayangkan, peradaban di masa depan yang seperti apa yang hendak kita harapkan dengan kondisi generasi yang rusak hari ini?
Tentu akan sangat sulit membangun peradaban yang kuat, kokoh, berdaulat, dengan generasi yang lemah dan tidak memiliki orientasi hidup seperti generasi hari ini.
Maka satu-satunya jalan adalah kembali kepada Islam dalam mengasuh, mendidik, menciptakan atmosfer lingkungan yang baik, juga menerapkan kebijakan negara dalam mengatur masyarakat.
Sebab Islam sudah membuktikan dalam jejak penerapannya yang sempurna, telah mampu melahirkan generasi terbaik sepanjang zaman.
Mungkin itu dulu ya materinya, kita bisa lanjut ke forum diskusi untuk lebih memperkaya pemahaman kita.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0️⃣1️⃣ Mila ~ Tegal
Bun, fenomena yang Mila lihat dari beberapa remaja yang hamil di luar nikah karena orang tuanya berpisah dan karena masalah ekonomi sehingga orang tua harus merantau mencari nafkah di luar kota sedang anaknya dititipkan dengan kakek neneknya di kampung. Anak jadi kurang perhatian dan mencari perhatian lawan jenis.
Bagaimana yah bun baiknya sikap orang tua mengawasi anaknya dari jarak jauh?
🌸Jawab:
Baik Ukhti Mila shalihah...
Mengawasi anak, terutama yang sudah baligh, bukan berarti 24 jam mengontrol segala kegiatannya, memonitor semua tindak-tanduknya, yaa.
Mengawasi mereka adalah dengan mberi mereka imun, yakni pemahaman yang utuh dalam dirinya tentang tujuan hidupnya, tentang misinya di dunia sebagai hambanya Alloh ﷻ, sehingga anak-anak ini jika kita lepas keluar rumah, bahkan ke tempat yang sangat jauh sekalipun, akan mampu memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk dengan pemahaman yang dipunya.
Maka orang tua harus siap siaga, serius dalam memproses pemahaman anak, sejak dini bahkan, dengan proses yang berkesinambungan tidak instan, sehingga anak memiliki imun ketika berhadapan dengan lingkungan yang rusak.
Begitu, Ukhti.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Afni ~ Garut
Assalamu'alaikum...
Bagaimana menangani anak yang sudah terlanjur terpengaruh, sedangkan lingkungan rumah atau sekolah tidak mendukung pada perubahan sikap anak pada hal-hal yang baik?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Bunda Afni yang disayang Alloh ﷻ...
Tidak dipungkiri, lingkungan memiliki pengaruh besar bagi tumbuh kembang anak. Jika lingkungan di sekitar anak tidak mendukung pada proses menuju perubahan yang lebih baik, maka menjauhkan anak dari lingkungan tersebut adalah alternatif paling masuk akal yang bisa dilakukan.
Jika tidak memungkinkan, karena satu dan lain hal, misal belum bisa pindah sekolah, belum bisa mengkondisikan anggota keluarga yang lain untuk mensupport perubahan baik pada diri anak, maka orang tua dalam hal ini ibu harus menderaskan pengaruh pada anak. Artinya, ibu harus menguatkan pengaruhnya pada anak. Sehingga anak akan imun ketika berhadapan dengan lingkungan yang tidak kondusif, sebab imun yang diperoleh dari ibunya.
Nah, masalah sebenarnya adalah, apakah kita para ibu siap sedia menjadi ibu yang tangguh, serius, dan all out dalam mengupayakan pengaruh yang baik pada diri anak?
Seringkali saya saksikan, para ibu banyak yang putus asa, merasa tidak sanggup lagi menjalankan perannya. Nah, ini tentu sangat disayangkan. Sungguh, menginginkan perubahan pada diri anak, tentu diawali dengan perubahan pada diri kita.
Begitu ya, Bund.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Safitri ~ Banten
Iya Bun, miris yah lihat generasi sekarang apalagi Fitri punya 2 adek cowok.
Adek cowok Fitri keduanya punya sifat keras kepala sekali, tidak mau diatur.
Kadang Fitri sebagai kakak juga takut ketika mereka sudah keluar dan berbaur dengan dunia luar.
Bagaimana yah bun, caranya supaya kita dapat mengetahui kalau mereka bergaul masih dengan batas normal dan cara agar kita dapat memberikan edukasi terhadap mereka sedangkan namanya cowok yah dibilanginya susah merasa bahwa mereka sudah besar dan sudah bisa jaga diri.
🌸Jawab:
Ukhti Fitri shaliha...
Gaya komunikasi kita dengan anak bergantung pada usianya. Kepada remaja, gaya komunikasi kita musti berbeda dengan kepada anak mumayyis. Kepada remaja, kita musti mampu menjadi sahabat, bukan menggurui. Akal mereka sudah sempurna, maka tidak bisa kita memberikan instruksi begini-begitu, atau melarang ini-itu. Yang kita lakukan adalah mengajak untuk sama-sama berpikir tentang bahaya sebuah perilaku misalnya, apa konsekuensinya, dan seterusnya.
Misal adek jarang sholat, maka sikap kita bukan dengan memerintah mereka sholat. Apalagi dengan nada mbentak, dan bibir maju lima senti, sambi ngomel panjang lebar. Dijamin adik Fitri bakal tidak terima, malah kesal.
Lebih baik kita traktir makan bakso, terus ngobrol baik-baik, tanyakan kenapa jarang sholat, apa yang menghalangi dia untuk sholat, padahal Alloh ﷻ beri nikmat yang banyak buat dia, dan seterusnya.
Jadi prinsipnya, beri pemahaman adik-adik kita, anak-anak kita, sehingga mereka punya imun dengan komunikasi yang baik sesuai jenjang usianya.
Begitu ya, Fitri.
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Lia ~ Bekasi
Bagaimana solusi terbaik jika punya remaja yang sedang puber? Semua medsosnya dikunci. Di rumah baik-baik saja tapi tidak bisa mantau pergaulan di medsos, bikin khawatir.
🌸Jawab:
Baik Bunda Lia yang disayang Alloh ﷻ.
Prinsipnya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Komunikasi ini ditujukan untuk memahami seluk-beluk kehidupan ananda sehingga kita akan dengan mudah memberi pemahaman, masukan-masukan, arahan-arahan, juga berbagai tindakan preventif lainnya untuk mencegah ananda terjerumus pada kerusakan.
Nah, upaya menjalin komunikasi yang baik ini tidaklah instan, butuh proses, butuh mengetahui tips, trik, juga step by stepnya. Misal, Bunda harus mampu menjadi sahabat anak sehingga anak merasa nyaman melakukan sharing dengan Bunda dan Ayahnya, dan seterusnya.
Begitu ya, Bund.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Lina ~ Cibitung Bekasi
Bismillah...
Bagaimana menyikapi pengaruh yang lebih besar dari lingkungan luar? Padahal dari keluarga, pembiasaan dan pendidikan sudah diterapkan dalam hal keagamaan.
Syukron atas penjelasannya.
🌸Jawab:
Baik, Bunda Lina yang disayang Alloh ﷻ.
Memang antara lingkungan di luar rumah (yang tidak kondusif, tidak Islami, bahkan cenderung merusak), dengan lingkungan keluarga yang kita bangun, akan terjadi gesekan yang kuat, terjadi tarik-menarik untuk memberikan warna pada kepribadian anak.
Maka, memang harus diupayakan effort (usaha) lebih besar agar pengaruh lingkungan rumah mampu menangkal semua pengaruh buruk dari luar. Orang tua harus serius memainkan perannya, yakni menguatkan pengaruhnya kepada anak. Sehingga apapun yang terjadi di luar, anak akan imun.
Pengaruh orang tua adalah berupa pengasuhan dan pendidikan yang diterapkan. Pendidikan yang memberi atsar atau bekas pada diri anak adalah yang berhasil menancap kuat dalam benaknya, dipahami dengan benar, sehingga melahirkan kesadaran sempurna pada diri anak.
Nah, ini bisa kita bahas di lain waktu ya, terkait metode pendidikan dalam Islam, atau sering disebut thariqah fid darsi, yang mampu menggerakkan dan mendorong anak senantiasa on the track dalam menjalani kehidupannya.
Begitu ya, Bunda.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Yang paling bisa kita lalukan hari ini untuk memperbaiki generasi kita adalah mengevaluasi kembali proses parenting (pengasuhan) yang kita lakukan, kemudian berbenah. Ditambah, kita berupaya berkontribusi untuk mengubah kondisi masyarakat kita juga kebijakan negara kita dengan dakwah amar ma'ruf nahi munkar melalui seluruh kanal yang ada, termasuk di medsos seperti ini.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar