OLeH: Ustadz Undang & Ummi Yulianti
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
: الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...
ام بعد
Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ.
Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari zaman jahiliah zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.
🌸AGAR CINTA SELALU BERSEMI DI HATI
Agama Islam meletakkan koridor agar cinta tidak keluar Al Quran dan Sunnah.
Cinta ibarat mata air yang selalu mengalirkan kesegaran kepada jiwa yang dahaga.
Oleh karena itu, agar cinta selalu terjaga kesuciannya, tumbuh berkembang secara baik, hendaknya seseorang mengetahui cara merawatnya.
Cinta merupakan
perasaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri
dan terpautnya hati orang yang mencintai pada pihak yang dicintainya dengan semangat yang menggelora dan wajah yang selalu menampilkan keceriaan.
🔷Rawat Cinta Itu Dengan
◾Luruskan niat agar cinta berbuah ibadah
sucikan niat dalam bercinta karena Alloh ﷻ semata.
“Segala amal itu tergantung niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Alloh ﷻ dan rasul-Nya maka hijrahnya itu kepada Alloh ﷻ dan rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya.” (Muttafaq alaih)
◾Mencintai Secara Proporsional
“.... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh ﷻ mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)
Nabi ﷺ pernah berpesan, “Cintailah kekasihmu sekadarnya saja, karena boleh jadi suatu hari nanti dia akan menjadi sesuatu yang engkau benci; dan bencilah sesuatu yang tidak engkau sukai sekadarnya saja, karena boleh jadi suatu hari nanti dia akan menjadi sesuatu yang engkau cintai.”
(HR. Bukhari)
◾Memproklamirkan Cinta
Nabi ﷺ bersabda,
“Jika seseorang mencintai saudaranya hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
◾Memandang Dengan Penuh Cinta
Dalam sebuah hadis dikatakan,
“Barang siapa yang memandang saudaranya dengan pandangan cinta (kasih sayang), maka Alloh ﷻ mengampuninya.”
◾Kunjungan Cinta
Agar tanaman cinta bertambah subur, hendaklah saling mengunjungi.
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Berkunjung secara berkala maka cinta pun akan bertambah.”
(HR. Baihaqi). Zur ghiban, yazid hubban."
◾Merawat tanaman cinta secara berkala, taburkan pupuk cinta secara merata, pasti akan menuai buah cinta, yaitu dengan mendahuluinya dalam mengucapkan salam, memanggilnya dengan nama yang paling disukainya, dan melapangkan tempat duduk baginya.
◾Mengokohkan Cinta Dengan Doa.
Nabi ﷺ mengajarkan, “Ya Alloh ﷻ, sesungguhnya aku memohon anugerah cinta-Mu, dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu, serta usaha yang dapat mengantarkan aku kepada cinta-Mu. Ya Alloh ﷻ, jadikanlah cinta-Mu sesuatu yang paling aku senangi.” (HR. Ahmad).
Nabi Muhammad ﷺ telah menunjukkan kepada kita bagaimana menjaga ikatan keluarga dalam Islam.
Nabi suka menghabiskan waktu bersama keluarga dan selalu mengingatkan keluarganya untuk tetap berada di jalan yang benar dan berbuat baik.
◾Memperkuat Hubungan Dengan Alloh ﷻ
Jangan pernah melupakan Alloh ﷻ dalam setiap langkah kecil yang kita ambil dalam hidup.
Mintalah bantuan-Nya untuk menjaga keluarga kita tetap kuat dan harmonis. Pasangan yang saling mencintai karena Alloh ﷻ juga akan semakin membuat rumah tangga bahagia dan harmonis, karena hubungan yang baik dengan Alloh ﷻ akan memengaruhi hubungan yang baik juga dengan pasangan.
◾Saling Menjaga Ibadah
Keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah tidak akan terwujud bila pasangan tidak menjaga ibadahnya dengan baik. Pasangan suami istri dapat meraih kebahagiaan jika mereka taat berada di jalan Alloh ﷻ dan saling mengingatkan dalam hal beribadah dan mengingatkan juga kewajiban kita pada Alloh ﷻ.
◾Saling Mencurahkan Perhatian
Suami-istri yang saling perhatian juga dapat membuat rumah tangga semakin harmonis dan bahagia. Bahkan sedikit perhatian kecil saja dapat membuat pasangan senang.
◾Menghabiskan Waktu Berkualitas Bersama Keluarga
Menghabiskan waktu berkualitas merupakan hal penting dalam menjaga ikatan keluarga.
Melakukan banyak kegiatan rekreasi bersama, saling bercerita, dan melakukan aktivitas yang menyenangkan juga akan menumbuhkan cinta di tengah keluarga.
◾Bersyukur Kepada Alloh ﷻ
Rasa syukur juga merupakan salah satu pondasi memiliki rumah tangga dan keluarga yang harmonis. Dengan bersyukur, suami akan membuat istrinya berada di jalan yang benar, begitu pun sebaliknya.
◾Bersabar Satu Sama Lain
Terkadang, ujian atau konflik dalam rumah tangga tidak bisa kita hindari. Karenanya suami dan istri sebaiknya bisa saling jujur dan mempercayai satu sama lain. Bila salah satu pasangan berbuat kesalahan, pasangan lainnya harus bersabar menghadapinya.
Dengan demikian, jika cinta terawat dengan baik, kesucian cinta seseorang akan tetap terjaga sehingga ia terbebas dari kungkungan cinta yang menyengsarakan.
Demikian Paparan kali ini.
Yang benar datang nya dari اللّه. Yang salah dari ketidaktahuan ana yang masih fakir ilmu agama.
Mohon maaf jika ada salah-salah kata dalam penulisan.
العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر
Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.
جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...
والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Nisa ~ Solo
Ustadz ustadzah, maaf agak jauh pertanyaannya dari topik, salah tidak ya kita menasihati soal sedekah penjualan dan soal ibadah haji atau umroh?
1. Saya menegur suami saya mengenai anggota keluarga yang menyedekahkan penjualan lahan (2.5%nya digunakan untuk pengajian, membagi baju untuk ibu-ibu pengajian) yang seharusnya untuk fakir miskin, anak yatim dan duafa.
2. Ibadah umroh atau haji.
Saya mengusulkan jikalau mereka mempunyai uang lebih, alangkah baiknya umroh terlebih dahulu, daripada menunggu haji yang belum tahu kita kapan berangkatnya, dengan dalih ada pandemi dan lain-lain, mereka takut, saya menceritakan pengalaman saya sewaktu umroh dengan maksud agar mereka termotivasi, apakah itu salah?
Karena suami saya menegur (sedikit marah) dengan saya, karena saya menasihati keluarganya mengenai dua hal itu, beliau berkata dan mengatakan saya dosa kalau membikin orang kecewa, tapi maksud saya bukan seperti itu, lalu beliau berkata biarkan saja mereka maunya bagaimana, kamu tidak boleh menasihati, jangan karena kamu ikut kajian-kajian lalu sok bisa menasihati, begitu ustadzah, ustadz.
Apakah saya memang harus diam saja atau bagaimana ya ustadz ustadzah?
Mohon penjelasannya
🌸Jawab:
Tidak salah mba nisa, apa yang mba nisa sampaikan. Hanya mungkin cara dan waktu yang kurang tepat.
Dan dakwah terhadap keluarga punya tantangan tersendiri. Kita harus kenal medan nya sehingga bahasa penyampaian nya tepat. Terlebih kalau orang tua, apabila bahasa kita menggurui dan cenderung menyalahkan, akan ada perlawanan dari orang yang kita nasihati.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Tian ~ Bogor
Ustadz, Ustadzah, ada titipan pertanyaan dari teman.
Teman perempuan saya sudah nyaman sama rambut pendek (hampir seperti laki-laki).
Bahkan suaminya yang potong rambut istrinya.
Bolehkan jika istri potong rambut seperti itu?
Suaminya khawatir berdosa karena yang dia tahu tidak boleh perempuan menyerupai laki-laki?
🌸Jawab:
Potong pendek tapi model nya model perempuan, jangan model laki-laki.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Eka ~ Pemalang
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh Abi dan Ummi.
Bagaimana menjaga cinta agar tetap bersemi untuk yang LDR, Sementara jarang adanya komunikasi di antara keduanya?
Terima kasih Abi dan Ummi
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warohmatullah wabaarokatuh.
Mba Eka, untuk yang tidak LDR saja komunikasi itu penting, apalagi untuk yang LDR lebih penting lagi. Karena komunikasi salah satu kunci utama keluarga harmonis. Apalagi sekarang dengan internet, jadi tidak terlalu berat di pulsa.
Tidak apa-apa istrinya duluan yang telpon, ya meski yang ditanyakan kadang pertanyaan standar, sudah makan belum, makan sama apa, sudah sholat belum, boleh juga ucapkan kata-kata mesra sedikit gombal.
Jadi persering komunikasi yaa. Minimal sehari dua kali. Bisa cari tahu jam istirahatnya.
🔷 Usahakan setiap hari komunikasi ya mi. Nggeh, terima kasih sarannya ummi nanti saya terapkan ke suami.
0️⃣4️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum Abi dan Ummi,
Bagaimana menjaga keharmonisan keluarga yang sudah lansia?
Dimana istri sudah malas urusan ranjang, malas masak dan bersih-bersih rumah?
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warohmatullah wabaarokatuh.
Di sini harus bisa saling memahami dan membantu, suami jangan hanya menyuruh tapi mengajak sekaligus membantu istrinya.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Ummu Amira ~ Bekasi
Sejauh manakah pihak keluarga suami atau istri boleh ikut campur dalam keluarga kecil kita, mengingat kondisi tempat tinggal kita yang hidup berdekatan?
Syukron.
🌸Jawab:
Idealnya tidak ada ikut campur tangan dari siapapun, selama masalah yang ada bisa diselesaikan berdua. Dan sebisa mungkin selesaikan berdua. Untuk itu jangan membuka peluang orang lain sekalipun itu orang tua untuk ikut campur, misalnya dengan ketika ada masalah mengadu kepada orang tua atau saudara. Jadi dengan orang lain kita berbagi kebahagiaan saja. Ini yang dimaksud suami pakaian bagi istrinya, istri pakaian bagi suami nya.
Kecuali kalau kasusnya berat, KDRT misalnya. Itupun jangan ke orang tua dulu. Karena orang tua cenderung subyektif.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Cita ~ Rembang
Assalamualaikum ummi Abi, ijin bertanya titipan teman saya.
Bagaimana hukumnya kalau suami merasa ikatan pernikahannya sudah tidak sah di mata Alloh ﷻ, karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran. Apakah ragu akan keabsahan pernikahan nya itu termasuk jatuh talak?
Syukron.
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warohmatullah wabaarokatuh.
Apakah sudah terucap kata talak atau cerai atau aku pulangkan engkau ke orang tua mu?
Kalau belum, maka pernikahan nya masih sah.
Wallahu a'lam
0️⃣7️⃣ Tina ~ Karawang
Assalamualaikum ummi.
Maaf kalau pertanyaan saya melenceng dari tema.
Bagaimana untuk melawan insecure kita sama laki-laki yang ingin serius karena pernah mengalami di khianati jadi selalu punya perasaan kadang percaya kadang tidak percaya.
Syukron.
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warohmatullah wabaarokatuh.
Kita tidak bisa menggeneralisir semua lelaki pengkhianat. Seperti halnya ada malam ada siang. Malam lelaki pun ada yang setia ada yang berkhianat. Maka coba move on. Ketika ada yang serius, coba Istikharah, minta petunjuk pada Alloh ﷻ. Dalam doa istikharah salah satu bunyinya untuk diperlihatkan yang baik dan buruk orang tersebut. Entah bagaimana caranya, Alloh ﷻ akan memperlihatkan nya.
0️⃣8️⃣ Novita ~ Ambon
Assalamualaykum,
1. Afwan,Ustadz atau ustadzah, apa hikmah yang bisa kita sebagai umat akhir zaman dari kisah banyaknya perceraian dikalangan para sahabat dan sahabiyah pada zaman Nabi?
2. Apa tips bagi pasutri supaya masing-masing tidak fokus dengan HP atau medsos saat berduaan, supaya tidak sampai terjadi kondisi: "yang jauh terasa dekat, yang dekat terasa jauh?"
Terimakasih.
Wassalam
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warohmatullah wabaarokatuh.
1. Perceraian bisa terjadi pada siapa saja. Tidak memandang kedudukan, pekerjaan, gelar, dan status sosial. Perceraian adalah hal yang dibolehkan dalam agama tapi sangat dianjurkan untuk tidak melakukannya dengan melakukan segala cara yang maksimal.
Perceraian dalam pernikahan adalah kejadian yang melibatkan dua orang. Jadi benar-benar tidak bisa dijadikan ukuran untuk menilai baik buruknya seseorang secara pribadi.
Seseorang bisa saja memiliki banyak nasihat dan tips agar keluarga selalu harmonis dan jauh dari perceraian, dan ketika orang-orang menerapkannya maka benar-benar manjur dan mujarab. Itu bisa. Ketika nanti yang memberikan nasihat tiba-tiba bercerai bukan berarti nasihatnya omong doang.
Kembali lagi ke yang tadi, perceraian itu melibatkan dua orang. Nasihat indah tentang pernikahan baru benar-benar terealisasi jika kedua belah pihak (suami-istri) menjalankannya dengan baik.
Kesimpulannya, jangan pernah mengesankan diri dan berlagak paling suci di tengah kasus perceraian orang-orang yang bercerai, dengan menilai orang yang bercerai memiliki aib besar. Memberi nasihat tetap harus berjalan, memvonis buruk haruslah dihindari.
Zaid bin Haritsah adalah Sahabat Rasulullah ﷺ. Sangat dekat dengan Rasulullah ﷺ karena menjadi pelayan sekaligus anak angkat Rasulullah ﷺ. Beliau juga menjadi Panglima perang kaum muslimin pada Perang Mu'tah lalu gugur sebagai syahid di dalamnya.
Beliau adalah satu-satunya sahabat yang namanya nyata disebutkan dalam Al-Qur'an. Kesalehannya? Tentu Kesalehannya tidak diragukan lagi. Nah, Zaid bin Haritsah saja dengan segala keistimewaan itu pernah bercerai dengan beberapa pertimbangan yang tentunya menjadikan perceraian itu adalah jalan terbaik, apalagi hanya orang-orang biasa atau generasi di belakang.
Perceraian adalah hal yang sangat diperintahkan untuk dihindari walaupun melakukannya bukanlah pelanggaran. Namun begitu, jika perceraian menjadi jalan terbaik maka itulah pilihannya. Maka sungguh keterlaluan jika ada orang yang memvonis keburukan-keburukan pada seseorang hanya karena melakukan perceraian. Wallahu A'lam.
2. Buat kesepakatan bersama suami kapan dan di mana saja boleh mainin HP dan ber medsos.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Membina rumah tangga yang harmonis merupakan kewajiban bagi suami dan istri. Keduanya saling menjaga, saling mencintai, saling menyayangi, saling pengertian, dan peduli satu sama lain. Serta saling percaya bagi setiap pasangan adalah kunci bahagia membina keluarga dalam rumah tangga.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar