Jumat, 13 Juli 2018
KETIKA PRAHARA RUMAH TANGGA MENYAPA
OLeh : Ustadz Erwan W.W.
💎M a T e R i💎
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
رَبِّ اشْرَحْ لِىْ صَدْرِىْ وَيَسِّرْلِىْ اَمْرِىْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِىْ يَفْقَهُوْاقَوْلِى
﴿٢١﴾ وَمِنْ ءَايٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."
(QS. Ar Ruum: 21)
Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam. Salawat dan doa keselamatan semoga terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya.
Good Peoples Bidadari Surga yang dirahmati Allah
Pada kesempatan malam ini saya diminta menyampaikan tentang Prahara Rumah Tangga dan Solusinya.
Mohon maaf sebelumnya saya belum pantas menyampaikan tema di atas.
Saya juga masih harus banyak belajar tentang hal ini di usia pernikahan yang menginjak 10 tahun.
Jadi saya akan coba sharing dari para expert di bidang keluarga seperti Ustadz Cahyadi Takaryawan, Ustadz Salim A. Fillah, Asma Nadia, dan lainnya.
Sumber referensinya dari seri wonderfullnya Pak Cah, Bahagia Merayakan Cinta, Sakinah bersamamu.
Jadi malam ini sharing dan discuss saja kita.
✔Pertama-tama kita samakan persepsi dulu ya...
Dalam setiap pernikahan doa apa yang dipanjatkan untuk kedua mempelai biasanya apa?
بَارَكَ اللّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرِ
"Semoga Allah memberkahimu dan memberkahi atasmu serta mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan."
◼Nah sekarang, barakah itu yang seperti apa?
Yang banyak anak kah?
Yang banyak rezki?
Or what?
Barokah adalah kebaikan yang diperoleh atau didapat dari Allah seiring berjalannya waktu.
Seiring waktu maka bertambah kebaikan.
Karena banyak anak pun bisa jadi tidak barakah.
Banyak harta juga tidak barakah.
Banyak anak, tapi anak-anaknya tidak sholih maka jadi musibah, alih-alih barakah.
Banyak harta pun iya. Bisa jadi masalah, alih-alih barakah.
Maka doanya bukan banyak anak, banyak rezeki or else. Tapi semoga pernikahanya barakah.
Tambah anak, tambah kebaikan, itulah barakah.
Tambah rizeki, tambah manfaat, itu barakah.
◼Nah apakah dalam pernikahan senantiasa barakah?
Bukankah ada konflik, ada ribut, percekcokan, diem-dieman dan lainnya.
Boleh jadi konflik itu juga sarana kebaikan dari Allah.
Dalam konflik pun ada kebaikan bila pernikahan itu barakah.
Dengan konflik kita makin dewasa dalam berumah tangga misalnya.
Menjadi pribadi yang solutif karena ditempa konflik.
🌷🌸🌷
Good Peoples Bidadari Surga yang dirahmati Allah.
◼Apa sih yang biasanya menjadi sebab prahara Rumah Tangga?
◼Sebab-sebab menimbulkan konflik dalam Rumah Tangga?
Kehidupan berumah tangga sangatlah dinamis.
Tidak lempeng-lempeng atau lurus-lurus saja.
Tapi kehidupan berumah tangga itu tetap harus dijalani sabagai pilihan sadar orang beriman.
Ada fase-fase kritis dalam kehidupan rumah tangga sebagaimana yang good people mention barusan.
◼Bila diklasifikasikan ada beberapa hal sebagai berikut yang biasanya menjadi sumber prahara rumah tangga:
🔹1. Gangguan Pihak Ketiga
Yang ini lagi ngehits ya, sering viral akhir-akhir ini. Bukan dalam konteks yang baik, sayangnya justru sebaliknya
Istilah pelakor atau pebinor familiar akhir-akhir ini.
Dalam hidup berumah tangga bisa saja ada pihak yang ketiga yang mengganggu kehidupan berumah tangga.
Baik sebagai pria maupun wanita yang masuk dan menimbulkan cekcok dalam rumah tangga bahkan sampai bercerai.
🔹2. Faktor Ekonomi
Berdasarkan data yang dihimpun oleh pengadilan agama, faktor ekonomi adalah faktor yang paling dominan menjadi sebab prahara rumah tangga hingga merujuk pada perceraian.
Ekonomi yang masih lemah jadi sebab cekcok antara suami-istri.
Tapi faktor ekonomi bisa muncul dalam bentuk yang sebaliknya, ketika ekonomi seseorang lebih baik dari orang rata-rata, kekayaannya malah membuatnya tidak bijak, yang menggunakan sesuatu kepada hal yang negatif seperti mencari kesenanganan di luar yang tidak halal.
🔹3. Perkembangan Kepribadian
Pernikahan adalah penyatuan 2 pribadi yang berbeda.
Suami- istri keduanya hidup tumbuh berkembang.
Manusia itu melewati beberapa fase kehidupan di mana setiap perubahan fase itu berpeluang krisis.
Dari Anak-anak ke remaja ada krisisnya. Krisis berikutnya pada umur 40 tahun, memunculkan sebuah evaluasi dan pertanyaan-pertanyaan besar pada diri setiap orang pada umur itu, apakah mereka telah mencapai kemapanan.
Jika tidak disandarkan pada nilai-nilai kebenaran akan menjerumuskan pada kemaksiatan.
Ketika seseorang telah mencapai usia yang lebih tua lagi dari 40 tahun, akan ada krisis berikutnya. Ketika anak-anak sudah menikah membentuk keluarga dan meninggalkan mereka dan kini tinggal berdua lagi. Begitu juga, pasangan yang ditinggalkan akan mengalami krisis ketika pasangan meninggal.
Setiap fase perkembangan kepribadian ada masalahnya sendiri-sendiri.
🔹4. Kekecewaan Dalam Berumah Tangga
Adalah kondisi di mana suami istri saling merasa kecewa dan tidak nyaman, mulai konflik yang menegangkan dan merasa sulit menyelesaikan konflik ini.
Kecewa dengan pasangan. Atas sikapnya, perubahan fisiknya, bahkan sampai pada penyesalan dan pengandaian.
Coba saya dulu tidak nikah sama dia, atau ah... seandainya saya menikah dengan si A bukan dengan sekarang yang jadi pasangan kita.
🔹5. Hubungan Yang Tidak Lagi Hangat
Kehangatan dalam Rumah Tangga luntur dan menjadi hambar karena tertelan kesibukan sehari-hari.
Suami sibuk, istri sibuk. sibuk bisnis, sibuk pekerjaannya, sibuk arisan, sibuk lainnya.
Suami-istri larut dengan kesibukan dan tidak bisa menyeimbangkan kehidupan organisasi dan karir dengan kehidupan berkeluarga sehingga jarang bertemu.
Jarang bertemu menyebabkan mereka jarang komunikasi. Jarang komunikasi menyebabkan mereka terputus dalam interaksi kesehariannya.
Hubungan yang renggang dalam waktu yang lama akan menimbulkan kehambaran hubungan di antara suami-istri, Itu akan menimbulkan prahara yang besar.
Ikatan emosional yang melemah, membahayakan kehidupan pernikahan.
🌷🌸🌷
Good Peoples Bidadari Surga yang dirahmati Allah.
Sebab-sebab prahara rumah tangga diatas bisa menimpa siapa saja.
Orang kebanyakan, orang yang paham agama bisa mengalaminya juga.
Tidak pengecualian bahwa orang shalih pasti kaya, orang tidak shalih pasti tidak kaya.
Yang membedakannya antara orang yang paham agama dan yang tidak adalah penyikapanya, jika ia kaya dan sholih ia akan mensikapinya hartanya dengan amal sholih, jika dia dalam kemiskinan ia memahaminya sebagai ujian dan mensikapinya dengan positif dengan kesabaaran dan ikhtiar.
Gangguan pihak ketiga juga bisa dialami siapapun. Tidak ada jaminan seorang ustadz/ah tidak diganggu lawan jenis. Bahkan justru orang-orang seperti ini bikin penasaran lawan jenis. Semacam ingin menaklukan atau ingin nyaman dengan orang-orang baik ini.
◼Nah lantas bagaimana kiat lepas atau menyelesekan prahara yang melanda rumah tangga?
🌷(1) Suami Istri Menguat Kehidupan Spiritual Atau Ruhiyah
Sebagai manusia beriman kita semua mempunyai tuntutan untuk beribadah kepada Allah SWT, kita meyakini ibadah ini satu bagian dari misi besar dalam kehidupan berumah tangga.
Menikah adalah bagian ketaatan kita kepada Allah SWT. Menikah bukanlah soal orang itu ingin atau tidak ingin tapi ia adalah orang yang sedang mentaati Allah, beribadah kepada Allah SWT.
Kalau sipiritualnya lemah, malas melakukan kegiatan-kegiatan ibadah, malas mendekati Allah. Maka di situ tidak ada pondasi yang membuat mereka menjadi kuat dalam menghadapi ganggguan dalam kehidupan berumah tangga.
Banyak survei yang menunjukkan bahwa orang religius yang dekat pada Allah SWT itu akan lebih memiliki daya tahan ketika menghadapi situasi-situasi sulit termasuk dalam kehidupan berumah tangga. Orang-orang yang memiliki penghayatan yang bagus dalam kehidupan beragama, maka mereka juga akan memiliki sebuah kondisi kehidupan yang kokoh yang tahan terhadap berbagai macam situasi sulit.
Mereka memiliki daya recovery yang bagus sehingga mereka bisa pulih ke situasi semula.
Kalau orang tidak memiliki kemampuan recovery ketika menghadapi masa sulit, ia sulit ke bentuk semula.
Yang menyebabkan orang yang memiliki kemampuan recovery yang baik. Adalah karena Orang tersebut memiliki kedekatan kepada Allah SWT dengan ibadahnya.
Oleh karena itu suami istri tidak boleh membiarkan keluarga jauh dari Allah SWT, tidak boleh jauh dari nilai-nilai spiritualitas.
Tidak ada kebahagiaan jika tidak ada kedekatan kepada Allah. Tidak ada kebahagiaan dalam kemaksiatan kepada Allah.
Orang yang bermaksiat tidak bahagia hakiki, itu hanya kesenangan sesaat. Kalau memiliki cukup dana bisa melaksankan ibadah umroh bersama keluarga sekaligus bernilai rekreasi dan mengokohkan emosional keluarga.
Bisa juga dengan melakukan sholat berjamaah ke Masjid, do’a, zikir bersama, kajian bersama atau tilawah bersama adalah cara untuk dekat kepada Allah SWT.
🌷(2) Menguatkan Hubungan Suami-Istri
Kawan yang paling kuat dalam menghadapi prahara adalah suami-istri.
Tidak ada yang lebih kuat dari kebersamaan suami dan istri. Ketika mereka secara fisik harus berpisah karena kerja atau kuliah dalam jarak yang jauh dan waktu yang cukup panjang.
Mereka harus menguatkan kebersamaan dengan terus-menerus menjalin komunikasi seperti facetime atau video call, chating, telpon dan yang paling penting saling mendoakan.
Ini saya banget.
LDRan dengan istri.
Karena saya sedang melanjutkan studi di kota lain yang jaraknya 350 km.
Memang segala bentuk komunikasi online belum bisa menggantikan interaksi online secara kualitas. Tapi atleast-setidaknya kuantitasnya tetap harus dijaga.
Jika tidak jauh dan hidup bersama dalam satu atap rumah maka juga tetap harus menguatkan kebersamaan antara suami dan istri.
Ada loh suami-istri saling cuek padahal tinggal serumah. Interaksi seperlunya saja.
Banyak kejadian, bisa betah chating satu jam dengan orang lain, tapi ngobrol dengan pasangan tidak bisa betah walaupun 5 menit.
Tidak ada sentuhan-sentuhan fisik juga menandakan kebersamaan suami istri itu lemah.
Kedekatan dan kebersamaan harus dijaga. Jika tidak nyaman maka langsung disampaikan ke pasangan bukan dipendam, langsung sampaikan untuk dicarikan solusinya sama-sama.
🌷(3) Menjadikan Pasangan Adalah Teman Atau Sahabat
Sahabat tidak hanya di dunia, bahkan juga sahabat di surga.
Sahabat seperti apa?
Sahabat yang kita rela untuk menceritakan masalah dan aib kita, sahabat yang kita rela berlama-lama dengannya, sabahat yang selalu ada ketika kita membutuhkan.
Suami-istri harus akrab dalam suka dan duka. Sahabat itu biasa ngobrol, saling curhat, betah untuk menemani dalam semua kondisi. Tidak seperti seorang suami yang setia hanya ketika bahagia, tidak seperti istri yang setia hanya ketika bahagia.
Kalau lebih senang curhat sama orang lain alih-alih curhat sama pasangan sendiri, maka itu warning.
Kalau lebih sering hangout sama orang lain, alih-alih hangout sama pasangan sendiri maka itu warning juga.
🌷(4) Memiliki Pintu Darurat Untuk Masalah Keluarga
Ini kiat yang saya pelajari langsung dari Pak Cah, karena kebetulan saya dan istri berkesempatan hadir dalam daurah yang Pak Cah sebagai muwajihnya.
Apa itu pintu darurat keluarga?
Jika kita berada di Pesawat, ada pintu darurat. Mengapa ada pintu darurat? Bukankah sudah ada pintu utama untuk masuk keluar penumpang?
Pintu darurat ini digunakan pada situasi darurat. Tidak cukup dengan pintu utama jika menghadapi situasi sulit.
Pintu darurat itu berupa duduk bersama dalam stuasi tenang, dan komunikasi yang lancar untuk berdiskusi.
Lakukan kesepakatan tentang apa yang harus dilakukan. Ini akan menyelamatkan kita ketika situasi gawat.
Jika tidak tahu pintu darurat maka bisa jadi istri ambil jalan sendiri, suami ambil jalan sendiri sehingga makin mempertajam konflik.
🌷(5) Menghadapi Masalah Secara Dewasa
Jangan berikir pragmatis dan praktis! Lalu berpikir “Sudah! Kita akhiri rumah tangga ini!” Karena tidak bahagia.
Alasan yang sering dipakai, oleh artis terutama, adalah; bahwa ada perbedaan prinsip dalam rumah tangga yang tidak bisa disatukan.
Saya suka makan pedes dia tidak suka makan pedes.
Pedes atau tidak pedes dianggap perbedaan yang prinsip.
itu namanya tidak dewasa.
Perceraiaan memang halal tapi ia hal yang dibenci Allah.
Masalah dalam Rumah Tangga seharusnya ditutup serapat-rapatnya. Tidak perlu cengeng dan tidak perlu curhat ke orang lain, apalagi curhat ke medsos yang malah menjauhkan hubungan suami istri.
Prinsip atau tidak prinsip diukur dari ukuran agama kita.
Kalau hanya suka dan tidak suka makan duren ya bukan hal prinsip dalam agama kita.
اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ
Itu yang bisa saya sampaikan تفضل
Kalau ada yag hendak didiskusikan.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Sinda
Ustadz, jazakallah materinya.
Terkait masalah rumah tangga, ada teman kantor yang dari ceritanya sudah tidak harmonis sama sekali.
Si suami suka dengan wanita lain.
Si istri pun sepertinya sudah tidak perduli lagi dengan suaminya.
Di rumah benar-benar tanpa ada komunikasi.
Hubungan mereka sebatas hubungan kebutuhan fisik: makan, biaya hidup sehari-hari, antar jemput dan lainnya.
Kalau ditanya mau bagaimana ke depan, jawabnya ya tetap bertahan aja demi anak-anak.
Tapi keduanya tidak ada itikad baik buat merubah.
Lalu bagaimana ya ustadz? Bingung melihatnya.
Afwan panjang.
Syukron jawabannya.
🌷Jawab:
Seringkali upaya mempertahankan pernikahan itu tidak didasari niatan yang luhur.
Hanya sebatas mempertahankan gengsi atau status. Pernikahan hanya formalitas saja.
Padahal niatan luhur seharusnya adalah; bahwa pernikahan adalah ibadah kita pada Allah.
Kita sholat nih, aurat kita kebuka, masa kita terusin sholatnya, kan ya ditutup dulu biar sholatnya sah. Niat luhur yang lain adalah menunaikan amanah dari Allah, yaitu anak-anak kita. Memberikan pendidikan agama dan dunia yang baik buat mereka, menyiapkan diri mereka menghafali kehidupan, dan lainnya. Nah apakah hal tersebut bisa dilakukan dalam kondisi yang tidak kondusif dalam rumah tangga?
Upayakan memperbaiki hubungan, duduk bersama dengan niat yang luhur tadi. Jangan egois, karena kelak anak-anak bisa menuntut orang tuanya dihadapan Allah karena tidak memperoleh haknya dari orang tua.
Saya tidak menganjurkan berpisah, tapi kalau mudharatnya bagi diri, terjerumus pada maksiat berkepanjangan karena punya WIL dan anak tidak mendapatkan kasih sayang, pengasuhan dan pendidikan yang baik dalam lingkungan keluarga yang baik ya semoga perceraian adalah jalan terakhir dan terbaik yang bisa ditempuh.
0⃣2⃣ Riana
Maaf awal nikah jujur, biasalah sikapnya tapi ketika pindah ke perumahan suka bohong terus sikapnya berubah bagaimana ya cara menghadapinya?
🌷Jawab:
Ini yang tidak jujur siapa mba’?
🔹Suami ustadz
🌷Suami-isteri adalah patner dan sahabat yang paling dekat. Maka bila ada sikap yang kurang baik terutama yang bertentangan dengan ajaran agama kita seharusnya suami-istri saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Pasti ada kendala psikologis karena suami adalah pemimpin keluarga, ada gengsi dan ego yang besar untuk menerima nasehat. Alih-alih menerima dan memperbaiki, dia malah bisa marah dan tidak terima.
Jadi, cari momen yang pas untuk menasehati, cari cara yang paling halus dan paling baik dalam menyampekan nasehat. Karena yang disampaikan kebenaran tapi kalau cara menyampaikan salah juga bisa jadi masalah. Lalu doakan karena Allah yang membolak balikan hati.
0⃣3⃣ Serra
Assalamualaikum ustadz,
Bagaimana mengelola keuangan dalam rumah tangga yang dari awal banyak hutang?
Terima kasih.
🌷Jawab:
وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ikhtiar menjemput rizeki untuk segera menutup hutang tersebut. Setelah itu juga biasakan berutang kecuali untuk kegiatan-kegiatan produktif.
Sedikit banyak uang dimanage, itu variable yang sangat menentukan adalah gaya hidup. Sepanjang masih ada hutang prioritaskan membayar hutang dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok. Yang lainya bisa menunggu sampai hutang lunas.
Kuncinya: Ikhtiar dan banyak-banyak berdoa pada Allah.
0⃣4⃣ Phity
Ustadz... Setiap rumah tangga kan pasti ada masalah, dan ada solusinya sendiri-sendiri. Nah kemarin sempat dengar ceramah seorang ustadz beliau mengatakan kalau seorang istri tidak mau diatur ya sudah diceraikan saja, kembalikan ke orang tuanya...
Padahal kan perceraian adalah hal yang tidak disukai Allah?
Jazakallah.
🌷Jawab:
Tidak patuh pada suami ada ketentuan dalam Al Qur'an.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Nusyuz adalah meninggalkan perintah suami, menentangnya dan membencinya.”
Ada tahapan dalam mendidik istri yang tidak patuh pada suami,
وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukulah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An Nisa’: 34).
- Menasehati.
- Pisah tempat tidur.
Diterangkan oleh Ibnul Jauzi:
Tidak berhubungan intim terutama pada saat istri butuh, Tidak mengajak berbicara, namun masih tetap berhubungan intim, Mengeluarkan kata-kata yang menyakiti istri ketika diranjang, Pisah ranjang.
- Memukul
a. Memukul dengan pukulan yang tidak membekas.
b. Tidak boleh lebih dari sepuluh pukulan.
c. Tidak boleh memukul istri di wajah.
d. Yakin bahwa dengan memukul istri itu akan bermanfaat untuk membuatnya tidak berbuat nusyuz lagi. Jika tidak demikian, maka tidak boleh dilakukan.
e. Jika istri telah mentaati suami, maka tidak boleh suami memukulnya lagi.
Jika hal-hal diatas berhasil maka perceraian bisa jadi sebagai jalan terakhir.
0⃣5⃣ Rina
Ustadz Bagaimana menyikapi suami yang cemburuan?
🌷Jawab:
Cemburu itu tanda cinta.
Cemburu itu seperti garam dalm sayur, bila kadarnya pas maka menjadikan sayur lezat, bila berlebihan maka menjadi getir.
Bagaimana kalau suami cemburu berlebihan.
~ Seorang isteri yang bijaksana, ia tidak akan menyulut api cemburu suaminya. Misalnya, dengan memuji laki-laki lain di hadapannya atau menampakkan kekaguman terhadap penampilan laki-laki lain, baik pakainnya, gaya bicaranya, kekuatan fisiknya dan kecerdasannya.
~ Para istri, yang menjadi keinginan laki-laki di lubuk hatinya adalah jangan sampai ada orang lain dalam hati dan jiwamu. Tanamkan dalam dirimu bahwa tidak ada lelaki yang terbaik, termulia, dan lainnya selain dia.
0⃣6⃣ Saptawati
Assalamu'alaikum ustadz.
Saya mau sharing ustadz.
Alhamdulillah kami berkeluarga jika ada masalah, selalu di atasi berdua, kalau ada bentrokan atau kesalah pahaman. Kami duduk diskusi, dan tidak pernah masalah itu berlarut sampai berhari-hari.
Suami saya orangnya tempramen, tapi alhamdulillah saya bisa mengatasinya. Dan diam jika suami sedang marah, jadi semuanya aman.
Setelah tenang baru kami duduk ngobrol membicarakannya, dan suami minta ma'af malah bersyukur karna dengan diamnya saya. Tidak menyulut amarahnya.
Dan ma'af semua selesai di atas pembaringan.
Jadi prinsipnya jangan sama-sama keras kepala.
Mengalah itu lebih baik.
Laki-laki semua pada dasarnya egois!
🌷Jawab:
Ini yang dimaksud dengan “pintu darurat” tadi.
جَزَاكِ اللّهُ
Mba’ telah berkenan sharing memberi cantoh.
0⃣7⃣ Tian
Saya tipe orang yang cemburuan, tapi cemburupun dengan alasan yang kuat.
Sering saya menasehati suami untuk menjaga jarak dengan lawan jenis agar tidak ada lagi timbul prasangka, tapi ketika dijelaskan malah suami marah terkesan saya selalu menuduh dia yang tidak-tidak.
Nah ustadz bagaimana cara untuk menasehatinya agar dia menjaga perasaan cemburu saya?
Dan bagaimana pula mengembalikan rasa kepercayaan yang pernah dikhianati?
🌷Jawab:
Seorang istri hendaklah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersikap pertengahan dalam hal cemburu terhadap suami. Sikap pertengahan dalam setiap perkara merupakan bagian dari kesempurnaan agama dan akal seseorang.
Dikatakan oleh Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha : “Hai ‘Aisyah, bersikaplah lemah-lembut, sebab jika Allah menginginkan kebaikan pada sebuah keluarga, maka Dia menurunkan sifat kasih-Nya di tengah-tengah keluarga tersebut.” Dan sepatutnya seorang isteri meringankan rasa cemburu kepada suami.
~ Wanita, lebih melihat permasalahan dengan perasaan hatinya daripada indera matanya. Ia lebih berbicara dengan nafsu emosinya dari pada pertimbangan akal sehatnya. Hendaklah hal ini disadari oleh kaum wanita, agar mereka tidak berlebihan mengikuti perasaan, namun juga mempergunakan akal sehat dalam melihat suatu permasalahan.
~ Jadikanlah perasaan cemburu kepada suami sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepadanya. Jangan menjadikan ia menoleh kepada wanita lain yang lebih cantik darimu. Berhias dirilah, jaga penampilan di hadapannya agar engkau selalu dicintai dan disayanginya. Cintailah sepenuh hatimu, sehingga suami tidak membutuhkan cinta selain darimu. Bahagiakan ia dengan seluruh jiwa, perasaan dan daya tarikmu, sehingga suami tidak mau berpisah atau menjauh darimu. Berikan padanya kesempatan istirahat yang cukup. Perdengarkan di telinganya sebaik-baik perkataan yang engkau miliki dan yang paling ia senangi.
0⃣8⃣ Ummi Yayi
Assalamu'alaikum,
1. Begini ustadz, Usia pernikahan kami sudah 21 tahun dan alhamdulillah dikaruniai 2 putra, yang 1 usia 21 tahun jalan dan yang bungsu 11 tahun. Selama 21 tahun pernikahan ummi sudah 5x dikhianati suami itu yang ketahuan, yang tidak ketauan wallohu'alam.
Suami juga kurang bertanggung jawab dari hal menafkahi keluarga, ummi juga ikut berperan dalam menafkahi dan membiayai anak-anak sekolah, tapi peran umi yang menurut umi seimbang dengan suami tidak pernah diakui suami. Seperti kepemilikan rumah, motor dan ada harta warisan dari orang tua ummi diklaimnya juga. Prinsipnya uang istri uang suami tapi uang suami bukan uang istri. Apa yang harus umi lakukan ustadz?
2. Masalah ke dua, saat ini suami sedang jatuh cinta dengan seorang janda kaya beranak 3, ditinggal mati suami. Niat awal yang disampaikan mau menolong dan menghindari zina tetapi kenyataannya pendekatan zina itu sudah dimulai dari awal-awal. Padahal ummi sudah ridho kalau suami menikah lagi. Yang dihawatirkan, Adil yang dijanjikan itu sama sekali tidak terpenuhi dalam hal apapun, maka untuk menghindari bertambahnya dosa suami. Dosakah kalau ummi meminta cerai?
🌷Jawab:
1. Semoga Umminya selalu diberikan kekuatan oleh Allah.
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Wajib bagi setiap suami untuk memberikan nafkah dan pakaian kepada istri, dengan sepantasnya.” (QS. Al-Baqarah: 2)
Memberikan nafkah kepada keluarga (istri dan anak-anak) adalah kewajiban bagi suami berdsrkan Al Quran dan Sunnah RasulNya. Bila kewajiban itu tidak ditunaikan dengan catatan sebenarnya suami mampu maka Istri dibolehkan mengambil sendiri secara ma’ruf (patut dan secukupnya). Isteri sebaiknya tetap bersabar dan tidak menuntut cerai. Apalagi istri dimampukan oleh Allah untuk membantu menafkahi keluaraga, itu adalah dihitung sedekah dari istri.
Perihal kepemilikan harta. Dalam Islam tidak ada percampuran harta. Jadi harta suami adalah milik suami dan harta istri adalah milik istri, apalagi bila harta istri adalah warisan dari orang tuanya.
Lalu tentang nafkah yang diberikan suami pada istri itu sesungguhnya tetap harta suami, istri hanya mengelola. Hal ini dibuktikan dengan bahwa suami dan istri dapat saling mewaris saat salah satu sudah meninggal.
Wanita tidak wajib memberikan hartanya kepada suaminya. Harta istri sepenuhnya menjadi milik istri, dan dia tidak berkewajiban memberikan sebagian hartanya tersebut kepada suaminya.
Bila ada masalah sengketa harta antara suami dan istri bisa diselesaikan di Pengadilan agama. Bila istri ikhlas dan ridho itu lebih baik.
Akan tetapi penting untuk memperjelas posisi atau kepemilikan harta ini. Agar kelak bila suami atau istri meninggal, jelas harta yang bisa diwarisi ahli warisnya. Apakah isteri mempertahankan haknya atau mengikhlaskan. Jalan yang paling aman bila istri ikhlas dan ridho adalah menghibahkan harta istri pada anak-anaknya, alih-alih pada suami.
Karena:
1). Track record suami yang tidak baik, siapa tahu nanti suami nikah lagi, istri mudanya tidak baik, maka harta istri yang diklaim suami dapat diwarisi istri muda.
2). Jaminan bagi masa depan anak.
3). Anak adalah ikatan suami dan istri, jadi seharusnya suami tidak kebertan bila harta istri dihibahkan ke anak, secara itu juga anak si suami juga.
2. Pertimbangan menggugat cerai adalah adanya mudharat yang lebih besar dibanding manfaat, bukan karena suami yang menikah lagi lalu serta merta istri meminta cerai. Suami menikah lagi harus dilihat adakah mudharatnya bagi istri dan anak-anak. Bila ada maka istri dapat menggugat cerai. Sekalipun demikian sebelum mengambil keputusan bercerai sebainya bertanyalah dulu sama Allah. Istikharah dulu. Sebab apa yang buruk menurut kita belum tentu itu buruk menurut Allah, pun sebaliknya.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar