Kamis, 28 Februari 2019
TAK SEMPAT MEREKA MENIKMATINYA
OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe
💘M a T e R i💘
Assalamu'alaykum wr.wb.
Segala puji bagi Allah atas segala karuniaNya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah atas bagianda Rasulullah SAW.
InsyaAllah tema materi kajian kita sore ini adalah
"Tak Sempat Mereka Menikmatinya"
Manusia adalah anak zamannya. Mereka akan menyesuaikan diri dengan masanya. Kehidupannya pun akan beradaptasi sesuai kondisi saat itu, sembari mencari, menemukan dan berjuang untuk kehidupan yang lebih baik buat mereka dan generasi penerusnya. Karya, perjuangan dan pengorbanan dari amalan mereka, bahkan tak sempat mereka nikmati. Semua amalan tersebut jadi amal jariyah. dan Allah tak akan menyi-nyiakannya.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
"Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik."
(QS. 18 : 30)
Pejuang tanah air sejak zaman kerajaan, hingga merdeka dari penjajah, tak terkira pengorbanan yang dilakukan. Tak ada dalam benak mereka untuk diam, lalu bersenang-senang dengan kondisi tersebut. Tapi mereka bergerilya, meninggalkan keluarga. Berjuang hingga syahid atau kemenangan diraih. Manusia memang anak zamannya. Kemerdekaan yang diraih tak sempat mereka nikmati.
Rasulullah dan para sahabatnya, yang awalnya mereka dakwah, menyebarkan Islam secara diam-diam, hingga mereka menampakkan keislamannya secara terang-terangan berbalut kisah yang mengharu biru. Ada yang digergaji dibelah dua, dibunuh secara keji, disiksa dengan siksaan yang sangat perih, tak melunturkan semangat mereka untuk menyiarkan Islam. Amalan dakwah yang mereka lakukan, membuat Islam tersiar hingga ke seluruh penjuru dunia. Subhanallah.
Manusia adalah anak zamannya. Sebagian mereka tidak sempat menikmati kemenangan dan kedamaian Islam, karena sebagian mereka syahid di medan juang. Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan mereka.
Para ilmuwan dari bidang kesehatan, teknologi, politik, ekonomi, sains, dan lainnya mewariskan inovasi mereka yang maha penting untuk kehidupan. Temuan-temuan mereka akan terus digunakan dalam kehidupan, dan selamanya pahala mengalir padanya. Manusia adalah anak zamannya. Para ilmuwan tersebut tidak sempat menikmati perkembangan lanjutan dari temuan mereka, misal penemu pesawat. Jika mereka beriman pada Allah maka amalan mereka tidak akan disia-siakan Allah.
Begitulah ternyata kehidupan ini. Cara Allah merawat dan membekali manusia untuk menghadapi masanya, dengan mengilhamkan kepada manusia sebelumnya untuk terus berjuang dan ikhtiar, sekalipun yang menikmati adalah generasi berikutnya.
Para pejuang, ilmuwan dan ulama di masa dahulu, tidak sempat menikmati dunia dengan kesenangan dan kemewahan. Tak ada selfie-selfie, tak ada kulineran dengan berbagai hidangan lezat, tak ada pose-pose jalan-jalan, lalu menginap di hotel berbintang, di dalam kamus kehidupannya. Namun tidak apa, sebab Allah telah menyiapkan tempat terbaik buat mereka. Amalan mereka akan Allah balas dengan pahala terbaik, bahkan lebih baik dari amalan mereka itu.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. 16 : 97)
Rasanya memang dunia tidaklah untuk dinikmati karena usia yang sangat singkat, pun karena banyak 'pagar-pagar' yang tidak bisa dilewati. Ulama mengibaratkan dunia seperti penjara bagi orang-orang beriman.
Bahkan Rasulullah mengibaratkan dunia hanyalah persinggahan sebentar di bawah pohon rindang, lalu kemudian melanjutkan perjalanan. Sabda Rasulullah ;
مَا لِى وَلِلدُّنْيَا إِنَّمَا مَثَلِى وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ قَالَ فِى ظِلِّ شَجَرَةٍ فِى يَوْمٍ صَائِفٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
"Tidak ada untukku dan untuk dunia ini, sesungguhnya permisalan aku dan dunia itu hanyalah seperti orang yang berkendaraan menempuh perjalanan, lalu ia bernaung di bawah pohon pada hari yang panas, lalu ia beristirahat sejenak, kemudian meninggalkan pohon itu." (HR Ahmad, al-Hakim, Abu Ya’la dan Ibn Abi Syaibah).
Allah Azza Wa Jalla dalam Al Qur'an menjelaskan bahwa dunia ini hanyalah sekadar main-main dan senda gurau belaka. (Lihat QS. 6 : 32). Itulah sebabnya Allah selalu mengingatkan agar tidak melupakan akhirat. Hidup tidak hanya untuk dunia saja.
Wallahu'alam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Setya ~ Kra
Assalamualaikum ustadz,
Kalau mendidik anak dan berhasil menjadi anak sholeh kok rasanya bisa langsung merasakan hasilnya ya ustadz?
Menyejukkan hati, dan membesarkan jiwa.
Syukron...
🌷Jawab:
Wa'alaykumussalam wr.wb,
Karena mungkin saja dia karena anak itu investasi akhirat buat orang tuanya. Termasuk ketika orang tuanya yang meninggal, salah satu yang bisa membantunya adalah doa anak yang shalih. Jadi beruntunglah orang tua yang mempunyai anak-anak yang shalih.
0⃣2⃣ Lisa ~ Malang
Afwan ustadz, jaman sekarang dengan berbagai kemudahan fasilitas, teknologi. Apapun itu malah membuat manusia terjerumus jauh ke arah duniawi, namun pasti ada cara Allah untuk mengingatkan kembali makhlukNya yang tersesat. Apakah Allah ingin hambaNya semua masuk surgaNya dan tidak membiarkan hambaNya terjerumus dalam bisikan setan?
Berarti semua tergantung si makhluk ini mau Tidak diselamatkan sama Allah ya?
Maksudnya kalau masuk neraka atau surga itu bukan karena Allah yang menentukan si hamba ini memang ditakdirkan di neraka atau surga begitu!
🌷Jawab:
Allah telah membekali manusia perangkat organ tubuh yang sangat sempurna.
Karenanya manusia mempunyai pilihan-pilihan dalam hidupnya. Betul bahwa semua manusia sudah ditakdirkan tempatnya di surga atau di neraka. Namun tak satupun yang tahu ditempat yang mana ia akan berada. Oleh karenanya manusia harus berjuang mendapatkan terbaik di akhirat kelak. Rasulullah mengatakan bahwa orang-orang yang akan masuk surga akan dimudahkan melakukan amalan-amalan surga, demikian sebaliknya. Itulah sebabnya ketika sebelum bertindak ada debaran-debaran hati untuk melakukan sesuatu jika itu dosa.
Sedang jika tidak merupakan dosa, maka ia akan bersemangat melakukannya, jika hatinya memang bersih. Sebaliknya jika hatinya kotor maka ia semangat juga untuk melakukan perbuatan dosa. Tapi inilah yang harus dilawan, ia harus berjuang membebaskan dirinya dari jalan-jalan menuju neraka.
Wallahu'alam
0⃣3⃣ Lisa ~ Malang
Anak saiaa alhamdulillah suka melihat kajian-kajian melalui YouTube, ustadz Budi Ashari utamanya, anak saiaa merasakan sekolah memang seperti adanya campur tangan liberal, sehingga akhir-akhir ini malas buat sekolah.
Dan keinginannya untuk tidak terlalu masuk dalam duniawi juga mulai muncul, seperti masalah uang atau pekerjaan karena jika mendahulukan akhirat dunia akan mengikuti.
Apa yang harus Saya lakukan, ustadz? Bingung pula saya jika anak keukeuh dan ingin istiqomah seperti itu?
Jazakallahu khayiran sebelumnya atas penjelasannya.
🌷Jawab:
Kita masih hidup di dunia. Memang berat rasanya untuk menghadapi realita. Bahwa penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Makanya sebagian merasa tidak sanggup, jadinya menghindari dunia atau zuhud. Sebenarnya tidak masalah juga. Tapi tidak ada salahnya ia tetap memperhatikan dunianya, karena Allahpun menyuruh, jangan melupakan dunia, dan disuruh mencari karuniaNya. Tetap berbaur dengan masyarakat, tetapi bertahan dalam kesucian iman. Caranya mencari orang-orang shalih dan berteman dengan mereka, agar bisa terasa ringan menghadapi cobaan-cobaan dunia.
Wallahu'alam
0⃣4⃣ Misna ~ Katoi
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
"Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi."
(QS. Al-A'raf: 178)
Afwan ustadz, bisa jelaskan ringkasnya maksud ayat diatas
🌷Jawab:
Ayat ini terkait dengan hidayah, bahwa yang memberi petunjuk adalah Allah. Sedang barang siapa yang disesatkan Allah, maknanya, orang tersebut memikih jalan kesesatan, Allah membiarkannya di jalan itu. Kecuali jika ia taubat, maka Allah memberi petunjuk padanya.
wallahu'alam
0⃣5⃣ Misna ~ Katoi
Bisakah takdir dirubah ustadz?
🌷Jawab:
Merujuk pendapat para ulama, bahwa yang punya takdir adalah Allah, maka yang bisa merubahnya hanya Allah sendiri. Jika Allah berkehendak, maka apa yang Ia kehendaki, akan terjadi. Yang bisa merubahnya adalah permohonan (doa). Doa kepada Allahlah yang bisa merubah takdir. Sabda Rasulullah :
لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ، وَلاَ يُزِيْدُ فِى الْعُمْرِ إِلاَّ الْبِرُّ) -الترمذي-
“Tidak ada yang mampu menolak takdir Allah kecuali doa.” (HR. Tirmidzi)
Sehingga, setiap kita diminta untuk banyak-banya berdoa agar Allah memberikan takdir terbaik dalam kehidupan ini.
Wallahu'alam
🔹Jadi sbnarnya takdir itu tergantung pilihan manusia ya ustadz?
Allah menentukan manusia yang memilih?
🌷Yup. Ilustrasinya begini secara logika matematika :
Jika kita gunakan kalkulator :
Jika perintah Allah, kalikan : 4 x 5, maka pasti jawaban 20, itulah takdir. pahalanya berlipat. Tapi yang kita mau dan tekan bukan tanda " x " tapi tanda " - ", tanda " - " adalah jalan yang salah, dan itu kita pilih. Takdirnya juga pasti, hasilnya buruk yaitu negatif 1. Jadi takdir hidup itu, seperti itulah.
Jika hamba berusaha beramal shalih, maka Allah akan membalasnya yang lebih baik dari yang ia lakukan, yang pahalanya berlipat.
Wallahu'alam
0⃣6⃣ iMa ~ Pontianak
Afwan again keluar tema ustadz.
Berkenaan dengan uban. Apakah boleh kita menuruti perintah orang tua untuk mencabut?
🌷Jawab:
Dalam riwayat hadist, hakikatnya mencabut uban dilarang dalam Islam, namun sebagian ulama menghukuminya makruh, tapi ada juga yang mengatakannya haram. Karena uban adalah cahaya di hari kiamat. Sabda Nabi :
مَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَانَتْ نُورًا لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ رَجُلٌ عِنْدَ ذَلِكَ فَإِنَّ رِجَالًا يَنْتِفُونَ الشَّيْبَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَنْتِفْ نُورَهُ
“Barangsiapa memiliki uban di jalan Allah walaupun hanya sehelai, maka uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat.” Kemudian ada seseorang yang berkata ketika disebutkan hal ini: “Orang-orang pada mencabut ubannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Siapa saja yang ingin, silakan dia memotong cahaya (baginya di hari kiamat).” (HR. At Thabrani)
0⃣7⃣ Lisa ~ Malang
Afwan ustadz.. tentang meninggalnya Kita nanti sesuai dengan yang Kita lakukan saat hidup.
Kemarin "nemu" kajiannya ustadz di YouTube, kalau kebiasaan liat pilem Korea nanti pas sakaratul maut dibayangan kita malah keluarnya adegan Ada amita bachan, Sanjay duut, yang lari-lari di padang rumput, terus saat ditalkin malah kedengaran kuch kuch hota hai.. itu beneran ustadz?
🌷Jawab:
Iya betul, karena ia akan bersama dengan idolanya dan yang ia cintai di akhirat kelak. Makanya jangan salah dalam mencintai seseorang, karena ia akan bersama yang ia cintai di akhirat nanti. Jika ia mengidolai bintang-bintang film, para artis , maka ia kelak bersamanya. Tidak masalah jika idola tersebut adalah orang-orang shalih, maka mereka akan bersama-sama masuk surga, tapi jika tidak maka bersama sama juga masuk ke neraka.
Wallahu'alam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Semoga semuanya tambah shalihah ya,
Amiin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Barakallah
BalasHapus