OLeH: Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🌀 JIWA YANG TENANG
Mulanya, kita semua lahir ke dunia ini dalam kondisi suci (fitri). Jiwa kita masih bersih, tidak bernoda. Kemudian seiring berjalannya waktu, kita pun beranjak dewasa, yang dalam bahasa agama disebut dengan baligh.
Suatu masa dimana kita sudah disebut mukallaf, yaitu seorang muslim yang sudah dikenai kewajiban (taklif) untuk menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya. Dari sinilah kemudian seseorang mulai dikenai pahala dan dosa. Pahala atas kebaikan yang dilakukannya, dan dosa atas keburukan serta kejahatan yang diperbuatnya.
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ
"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS. Al-Fajr: 27-30).
Jiwa-jiwa yang ketika lahir suci, bersih tidak bernoda, kini mulai tampak kotor penuh noda dan dosa. Kondisi ini terus berlanjut sepanjang hayat, hingga ajal menjemput kita.
Hanya ada dua kemungkinan, apakah sepanjang hayat, sejak usia baligh hingga ajal menjemput, kita isi dan penuhi hari-hari kehidupan kita dengan aktivitas positif (amal saleh), ataukah justru sebaliknya, kita mengisi dan memenuhi hari-hari kehidupan kita dengan aktivitas negatif, perilaku buruk dan perbuatan jahat?
Pilihan ada pada kita. Tentu, setiap pilihan ada konsekuensi yang melingkupinya. “In khairan fa khairun, wa in syarran fa syarrun.” Jika kita berbuat baik, maka kita akan mendapat balasan kebaikan. Jika kita berbuat jahat, kita pun akan memperoleh buah dari kejahatan yang kita lakukan.
Dalam bahasa Al-Quran dikatakan, “in ahsantum ahsantum li anfusikum wa in asa’tum fa laha…” (QS. Al-Isra’: 7). Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.
Wallahu a’lam bishawab
┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ iiN ~ Boyolali
Ustadz, saat kita merasa berbuat baik, di balik itu juga ingin mendapat balasan dan imbalan, boleh kah memiliki rasa seperti itu?
🌀Jawab:
Sangat boleh disertai dengan keikhlasan.
🌷Tapi Ustadz, kenapa terkadang kebaikan dibalas dengan keburukan? Kita ikhlas tapi terkadang juga tidak terima.
🌀Ini bagian dari ujian akan datang keberkahan.
Wallahu a’lam bishawab
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Tenangnya hati senantiasa berdzikir dan beramal shalih.
Wallahu a’lam bishawab
•┈•◎❀★❀◎•┈•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar