OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe
💎M a T e R i💘
Assalamu'alaykum w.wb.
Segala puji bagi Allah atas karuniaNya. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah ﷺ.
InsyaAllah tema kajian kita sore ini adalah
MEREKA YANG BERDUSTA
Dusta adalah kebohongan. Salah satu amal yang Allah haramkan. Dusta menjadi salah satu ciri orang munafik, yaitu ketika ia bicara, ia berdusta.
إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ..
"Apabila Ia bicara, ia dusta."
(HR. Bukhari Muslim)
Dusta akan merusak iman dan menjauhkan hati darinya. Semakin banyak seseorang berdusta, maka sesungguhnya imannya semakin rapuh.
اَلْكَذِبُ يُجَانِبُ اْلإِيْمَانَ
"Dusta akan menjauhkan keimanan."
(HR. Al Baihaqi)
Bani Israil adalah kaum yang banyak berdusta. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus padanya beserta risalah kebenaran yang dibawanya. Tidak sebatas itu saja, selain berdusta mereka juga membunuh para rasul tersebut.
أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ..
"Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?"
(QS. 2 : 87)
Allah mengisahkan dalam Al Quran tentang orang-orang Yahudi yang mendustakan sebagian dari kita Allah. Mereka memutar-mutar lidahnya (mengubah isinya) lalu mengatakan hal tersebut berasal dari Allah. Padahal mereka berdusta.
وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui." (QS. 3 : 78).
Ibnu Katsiir menafsirkan ayat tersebut di atas, mengatakan bahwa tujuan orang Yahudi melakukan demikian agar yang tidak mengerti menduga bahwa itu adalah isi Kitabullah, lalu menisbatkannya kepada Allah, padahal hal itu dusta terhadap Allah. Mereka melakukan demikian dengan penuh kesadaran bahwa mereka telah berdusta serta semua yang ia bacakan itu hanyalah buat-buatan mereka sendiri.
Tuduhan orang-orang kafir kepada Nabi Muhammad bahwa Al Qur'an adalah kebohongan yang diada-adakan Rasulullah. Mereka berlaku dzalim dan berdusta yang yang besar.
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَٰذَا إِلَّا إِفْكٌ افْتَرَاهُ وَأَعَانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ ۖ فَقَدْ جَاءُوا ظُلْمًا وَزُورًا
"Dan orang-orang kafir berkata: "Al Quran ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain"; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar."
Maka orang-orang kafir yang berdusta kepada Allah, mereka diancam dengan neraka Jahannam.
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَبَ عَلَى اللَّهِ وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَاءَهُ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
"Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?" (QS. 39 : 32)
Kelak wajah atau muka orang-orang yang berdusta, yang Allah tempatkan di neraka Jahannam, akan berwarna hitam. Tidak ada sedikitpun titik 'cahaya' di wajahnya. (Lihat QS. 39 : 60)
Di surat Al Mursalat, Allah Azza wa Jall, mengulang ayat berikut sebanyak 13 kali sebagai ancaman bagi para pendusta yaitu orang-orang yang mendustakan azab Allah dan hari kiamat.
وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ
"Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan."
Kisah para pendusta ini banyak 'mewarnai' isi Al Qur'an. Kaum Nabi Nuh mendustakannya hingga ia mengadu kepada Allah,
قَالَ رَبِّ إِنَّ قَوْمِي كَذَّبُونِ
"Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku."
(QS. 26 : 117)
Kaum 'Aad (Kaum Nabi Hud) mendustakan para Rasul (QS. 26 :123). Kaum Tsamud juga mendustakan Nabinya Shaleh (QS. 26 : 141). Kaum sodom mendustakan Nabi Luth, lalu penduduk 'Aikah mendustakan Nabi Syu'aib. Fir'aun dan bala tentaranya mendsutakan Nabi Musa. Demikian seterusnya, hingga Nabi Muhammmad, kerasulannya didustakan oleh kaum Nasrani dan Yahudi.
Maka, para pendusta ini akan dikumpulkan dan ditanyai oleh Allah di akhirat nanti :
"Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman: "Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang telah kamu kerjakan?"."
(QS. 27 : 84)
Sedang bagi orang-orang yang beriman, Allah ingatkan mereka bahwa tidak ada kebenaran yang boleh didustakan, tidak pantas mendustakan semua nikmat yang Allah berikan. Ayat berikut berulang 31 kali sebagai pengingat,
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan."
Semoga Allah lindungi kita dan keturunan kita kelak, agar terhindar dari sifat pendusta.
Aamiin.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💎TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Phity ~ Jogja
Ustadz, akhir-akhir ini banyak sekali berita yang simpang siur. Bahkan termasuk ketika kita mau mengikuti apa yang dilakukan dan dipilih oleh ulama-ulama, ada yang menganggap kami ini terdoktrin oleh ulama. Ketika menyampaikan link berita yang diyakini benar, malah dianggap berdusta.
Bagaimana kita menghadapi situasi seperti sekarang ini ustadz?
🌷Jawab:
Dalam Islam ada kaedah dalam menerima informasi atau berita agar tidak menyesal ketika terjadi masalah. Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. 49 : 6)
Informasi yang kita terima dari banyak sumber sebaiknya tabayyun dulu, cek dan ricek ke orang-orang yang kita yakini, supaya bisa terkonfirmasi benar tidaknya.
Terkait dengan doktrin ulama, jika memang baik dan benar, diikuti saja. Karena itu bagian dari menegakkan kebenaran. Sebab salah satu sifat orang-orang yang beriman adalah tidak khawatir atau takut dengan celaan orang-orang yang suka mencela.
Wallahu'alam
0⃣2⃣ Setya ~ Karanganyar
Ustadz, antara berdusta dan curang itu dosanya besar mana?
Syukron.
🌷Jawab:
Berbuat curang dan berdusta, sama-sama dosa yang harus dihindari. Besar mana dosanya? Berbuat curang, Allah sebut celakalah orang-orang yang berbuat curang.
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang."
Berbuat curang adalah dosa besar.
Berdusta juga perbuatan dosa besar apalagi berdusta kepada Allah. Allah ancam dengan dosa besar.
Karena itu, jauhi berbuat curang dan berdusta.
Wallahu'alam
0⃣3⃣ Chie ~ Jawa Timur
Ustadz, jika kita terpaksa berbohong agar lawan bicara kita kembali memiliki semangat hidup, apakah hal tersebut membuat diri termasuk golongan kaum munafik serta jauh dari ridhoNya?
Jazakallahu khoir sebelumnya
🌷Jawab:
Boleh berbohong untuk mendamaikan orang yang berselisih atau sedang bertengkar, apalagi sedang diam-diaman. Tujuannya agar mereka berdamai kembali. Sedang terhadap orang yang tidak punya motivasi hidup, saya belum menemukan dalilnya.
Wallahu'alam
0⃣4⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum,
Kalau misalkan kita berbohong karena malas dan tidak mau melakukannya semisal berbohong terhadap pasien nah si pasien ini rese banget, nyebelin, bikin emosi dia nanya-nanya obat terus saya suka bilang begini tidak ada obatnya kosong, harus pakai resep dokter itu karena saya tuh malas bolak-balik, itu termasuk mendzolimi pasien kah?
Makasih
🌷Jawab:
Wa'alaykumussalam wr.wb.
Iya benar.
Harusnya tidak melakukan demikian, karena kita kerja adalah untuk melayani. Apapun yang dihadapi dalam pelayanan, mungkin kesal, marah atau dongkol, sebaiknya tidak sampai berbohong. Harus diingat bahwa kita digaji, untuk melayani orang lain, jadi hadapi saja dengan sekuatnya. Gaji kita bisa tidak berkah, jika membuat orang lain terdzolimi.
Wallahu'alam
💎Kalau kita bekerja terdzolimi juga bagaimana ustadz, kinerja kita tidak dihargain kita udah mentaati peraturan kita sudah bekerja sesuai perturatan tapi malah bos bersikap semena-mena sama karyawan itu bagaimana ustadz?
🌷Ya memang serba salah. Inikan posisinya kita butuh kerja dan uang. Kita sdh maksimal bekerja, tapi bos tidak menghargai. Berarti bosnya dzalim. Kalau di pemerintahan, dicoba saja untuk minta dimutasi ke bidang lain atau tempat lain. Tapi jika di swasta, agak sulit. Karena yang berkuasa ya si Bos. Jika nekat, cari pekerjaan lain.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar