OLeh : Ustadz Jayyad Al Faza
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi wakafa washolatu wassalamu ala Musthofa wa ala Alihi wa shahbihi wa man wafa.
*Minhajul Muslim artinya Pedoman Muslim.*
Minhajul Muslim merupakan sebuah judul buku yang sangat fenomenal. Karena buku ini dibuat untuk panduan seorang Muslim dalam menjalankan kehidupan dunia dan agama nya.
Minhajul Muslim merupakan sebuah judul buku yang sangat fenomenal. Karena buku ini dibuat untuk panduan seorang Muslim dalam menjalankan kehidupan dunia dan agama nya.
Buku tersebut sangat saya sarankan untuk dimiliki oleh setiap yang Muslim pada umumnya dan kepada group ini lebih khusus, sebagaimana yang dikatakan oleh Penulis nya buku ini sangat layak dimiliki oleh setiap Muslim di rumahnya.
Buku tersebut ada 5 Bab yang membahas Akidah, Adab, Akhlak, Ibadah dan Muamalat. Dan setiap babnya terdapat sub sub pembahasan.
Thoyyib, pada kesempatan malam ini saya ingin menyampaikan satu pembahasan pada bab kedua yaitu Adab kita mulai dengan Adab Niat.
*Adab-adab Niat*
====================
Seorang Muslim membenarkan pentingnya keberadaan niat dan urgensinya bagi seluruh amalan, baik yang berkaitan dengan masalah keagamaan maupun keduniaan, keseluruhan amal tersebut sangat tergantung bagi niatnya.
Niat inilah yang menjadi ukuran suatu amal itu dikatakan kuat atau lemah, sah atau rusak (batal), semua tergantung bagaimana niatnya.
Keyakinan seorang Muslim terhadap keharusan niat bagi setiap amal serta kewajiban untuk memperbaikinya bersandar pada:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (Al Bayyinah: 5)
πππ
Di dalam sebuah hadits, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda,
Di dalam sebuah hadits, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda,
π·Manusia ada empat macam, yaitu:
1. Orang yang diberi Allah ‘azza wajalla ilmu dan harta dia mengamalkan ilmunya terhadap hartanya,
2. Maka ada orang lain yang berkata, ‘Andaikan Allah Ta’ala memberikan kepadaku semisal yang diberikan kepadanya, maka aku akan melakukan sebagaimana yang telah dia lakukan, maka kedua orang tersebut sama di dalam mendapatkan pahala.
3. Dan sesorang yang diberi oleh Allah harta dan dia tidak diberikan ilmu sehingga dia menghamburkan hartanya,
4. Maka ada orang lain yang berkata, ‘Andaikan Allah memberikan kepadaku semisal yang diberikan kepadanya, maka aku akan melakukan seperti yang dia lakukan, ‘maka kedua orang tersebut sama di dalam mendapatkan siksa.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah: 4228 dengan sanad yang bagus).
Oleh karena itu orang yang berniat dengan niat yang baik, maka ia diberi pahala amal shalih. Dan orang yang mempunyai niat buruk juga mendapatkan dosa sebagaimana orang yang berbuat buruk, semuanya ini semata-mata kembali kepada niat.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam pernah bersabda,
“Barangsiapa yang menjanjikan suatu mahar terhadap seorang perempuan (yang dinikahinya) dan Allah Mengetahui bahwa ia berniat tidak akan melunasinya terhadapnya, lalu dia membujuknya dengan Nama Allah hingga mendapatkan kemaluannya dengan cara yang batil, (maka) dia akan bertemu dengan Allah pada hari dia akan bertemu denganNya dalam keadaan sebagai seorang pezina.
Dan barangsiapa yang berhutang sesuatu dari seseorang dan Allah Mengetahui bahwa dia berniat tidak akan melunasinya kepada pemiliknya, lalu dia membujuknya dengan Nama Allah sehingga berhasil mendapatkan hartanya dengan cara yang batil, (maka) dia akan bertemu dengan Allah pada hari dia akan bertemu denganNya dalam keadaan sebagai seorang pencuri.” (Diriwayatkan oleh Ahmad: 18453).
Dengan niat yang buruk, maka sesuatu yang mubah dapat berubah menjadi haram, yang tadinya boleh menjadi terlarang, apa yang tadinya tidak berdosa, maka akhirnya menjadi berdosa.
Kesemua ini menegaskan tentang kebenaran keyakinan seseorang Muslim akan pentingnya niaat, keagungan, dan urgensinya yang amat besar. Oleh karena itu dia membangun seluruh amalnya dengan niat yang baik dan benar, dan berusaha sekuat tenaga agar jangan sampai beramal tanpa ada niat atau tujuan, dan janganlah sampai beramal namun dengan niat yang tidak baik.
Jadi niat adalah ruh dari amal dan merupakan tiang penyangganya, kebaikan amal tergantung dari kebaikan niat, dan buruknya amal juga tergantung kepada buruknya niat. Dan setiap amal yang tidak dilandasi dengan niat yang baik dari pelakunya, maka adalah riya’, memaksakan diri yang justru dimurkai Allah.
(Diringkas dari kitab Minhajul Muslim karya Syaikh Abu Bakr Jabir al-Jaza`iri)
πππ
Demikian yang dapat saya sampaikan. Jika ingin lebih lengkap nya silahkan miliki bukunya dan pelajari isinya.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Jika ingin lebih lengkap nya silahkan miliki bukunya dan pelajari isinya.
Waktu dan kesempatan saya kembalikan ke momod π€π€
Baik ustadz ,jazakalloh khoir materi naππΏmaanttaap meski beli buku sendiriπ
ππππΈπΈπΈπππ
πTaNYa JaWaBπ
πTaNYa JaWaBπ
0⃣1⃣ Devi
Karena pentingnya sebuah niat ,, dan niat tersebut akan berpengaruh pada pahala dan hasilnya nanti, bagaimana kalau seseorang niat menikahnya lebih besar karena desakan keluarga dan ingin membahagiakan orangtua meskipunn itu berarti sedikit mengorbankan perasaan bagi yang menikah tersebut daripada niat menikah karena Allah tadz?
Karena pentingnya sebuah niat ,, dan niat tersebut akan berpengaruh pada pahala dan hasilnya nanti, bagaimana kalau seseorang niat menikahnya lebih besar karena desakan keluarga dan ingin membahagiakan orangtua meskipunn itu berarti sedikit mengorbankan perasaan bagi yang menikah tersebut daripada niat menikah karena Allah tadz?
πJawab:
Menikah karena membahagiakan orang tua termasuk kategori menikah karena Allah.
Yakinlah bahwa pernikahan yang sudah terjadi merupakan ketentuan dari Nya.
Menikah karena membahagiakan orang tua termasuk kategori menikah karena Allah.
Yakinlah bahwa pernikahan yang sudah terjadi merupakan ketentuan dari Nya.
0⃣2⃣ DewiK.
Ustadz, bagaimana kalau
Alau niat diawalnya kurang baik, bisakah kita memperbaiki niat kita?
Apakah niat diawal tadi menjadi dosa?
Apa yang harus dilakukan kalau kita ingin mengganti niat kita?
karena niat kan dihati.
Ustadz, bagaimana kalau
Alau niat diawalnya kurang baik, bisakah kita memperbaiki niat kita?
Apakah niat diawal tadi menjadi dosa?
Apa yang harus dilakukan kalau kita ingin mengganti niat kita?
karena niat kan dihati.
πJawab:
Sangat bisa dan sangat dianjurkan.
Sangat bisa dan sangat dianjurkan.
Nabi bersabda :
_Jaddiidu imanakum wa niyatakum_
Perbaharuilah iman kalian dan niat kalian.
πCara memperbarui niatnya gimana ustadz? Cukup mbatin aja?
πNiat tempatnya di hati
Tidak harus dilafalkan.
Tidak harus dilafalkan.
πIya ustadz. Niat yg diawal salah, berdosa?
πNiat yang salah tetap salah, in syaaAllah akan diampuni jika kita sadar dan bertaubat.
πIya ustadz. JazaakalLah.
ππππΈπΈπΈπππ
πPeNuTuPπ
πPeNuTuPπ
Baik saya sebagai momod sangat pendiem dan kalem ana mohon maaf jika ada salah kata.
Marilah kita tutup dengan membaca:
Hamdalah
Ψ§ΩْΨΩ Ψ― ΩّΩΩ Ψ±Ψ¨ Ψ§ΩْΨΉΨ§ΩΩ ΩْΩ
Ψ§ΩْΨΩ Ψ― ΩّΩΩ Ψ±Ψ¨ Ψ§ΩْΨΉΨ§ΩΩ ΩْΩ
Istighfar
Ψ£Ψ³ْΨͺΨΊْΩΨ± Ψ§ΩّΩΩ Ψ§ΩْΨΉΨΈΩْΩ
Ψ£Ψ³ْΨͺΨΊْΩΨ± Ψ§ΩّΩΩ Ψ§ΩْΨΉΨΈΩْΩ
Doa kafaratul majelis
Ψ³Ψ¨ΨΨ§ΩΩ Ψ§ΩΩΩΩ
ΩΨ¨ΨΩ
Ψ―Ω Ψ£Ψ΄ΩΨ― Ψ§Ω ΩΨ§ Ψ₯ΩΩ Ψ₯ΩΨ§ Ψ£ΩΨͺ Ψ£Ψ³ΨͺΨΊΩΨ±Ω ΩΨ’ΨͺΩΨ¨ Ψ₯ΩΩΩ
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.
Ψ’Ω
ΩΩَ.. Ψ’Ω
ΩΩَ ΩَΨ§ Ψ±َΨ¨َّ Ψ§ΩْΨΉَΨ§ΩَΩ
ِΩْΩَ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar