Senin, 29 Juli 2019
TSAQOFAH ISLAMIYYAH (AMAL DAN ILMU)
OLeH: Ustadz Tri Satya Hadi
๐M a T e R i๐
๐ธILMU DAN AMAL
Mana yang lebih dulu?
๐ทDAHULUKAN ILMU SEBELUM AMAL
SESEORANG tidak akan bisa melakukan dengan benar beragam perbuatan wajib, menjauhi perbuatan haram, kemaksiatan, melaksanakan amalan-amalan sunnah, kecuali dengan dasar ilmu. Ilmu menjadi landasan seseorang untuk melaksanakan kewajiban, meninggalkan larangan dan menjauhi kemaksiatan sekaligus mengupayakan mengerjakan sunnah-sunnah dimana semua itu dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Itulah sebabnya, mencari ilmu merupakan sebuah kewajiban. Tidak boleh dipandang sebelah mata, diremehkan atau tidak diacuhkan, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam:
“Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah).
Mengapa wajib? Imam Abdullah menjawab, “Dengan ilmu kita bisa mengetahui bahwa yang wajib adalah wajib, yang sunnah adalah sunnah, yang haram adalah haram. Tidak hanya itu, selain mengetahui hukum tiap perbuatan, seseorang dapat menunaikan tugas-tugasnya sebagai hamba Allah Subhanahu Wata’ala dengan sebaik-baiknya, karena didasari ilmu.”
Dengan demikian, dimanapun seorang muslim berada ia wajib mencari dan mengamalkan ilmu. Tidak mudah puas dengan sedikit ilmu. Ia harus selalu merasa haus. Ilmu merupakan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Pentingnya mencari ilmu tercermin dalam analogi mengendarai kendaraan. Seseorang yang hendak mengendarai kendaraannya haruslah memiliki kecakapan, meliputi cakap dalam memahami masing-masing fungsi dalam kendaraan, mengetahui rambu-rambu lalu lintas, sehingga bisa mengendarai dengan aman dan selamat. Aman untuk dirinya dan aman untuk orang lain. Tidak sampai menyelakakan diri sendiri lebih-lebih diri orang lain.
Demikian halnya dengan ilmu seputar amal ibadah. Ia wajib melengkapi diri dengan ‘pelindung’ yang namanya ilmu sehingga tidak salah dalam beramal, tidak salah dalam beribadah. Tanpa ilmu dikhawatirkan ia salah beribadah, salah dalam melaksanakan kewajiban. Kesalahan dalam melaksanakan hal-hal yang wajib sama dengan meninggalkan kewajiban. Tidak sah karena tidak dikerjakan sesuai aturan yang sudah ditentukan dalam Islam. Ketika seseorang hanya mengetahui bahwa salat dzuhur 4 rakaat, ia salat tanpa tahu kapan pelaksanaannya. Ia terjerumus dalam kesalahan fatal. Ia laksanakan salat dzuhur pukul 10 pagi, di luar ketentuan waktu yang ditetapkan.
Tanpa ilmu seseorang hanya menduga-duga dalam melakukan perbuatan. Ia menduga telah melakukan kebaikan padahal kemaksiatan. Ia menduga telah menjauhi kemaksiatan padahal ia masih berkubang di dalamnya.
Contoh yang sering terjadi ketika seorang wanita tidak bisa membedakan antara darah haid dan istihadhah. Hanya dengan dugaan telah keluar darah haidh padahal istihadhah, ia tidak salat, tidak puasa dan sebagainya. Sebaliknya, menduga darah istihadhah padahal haidh, ia salat, puasa, membaca al-Quran.
Karena itu, syariat yang telah diajarkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasulullah harus dipelajari agar menjadi ilmu yang mendasari setiap perbuatan. Alasan usia sudah menua atau alasan sibuk tidak dapat menjadi pembenaran untuk tidak mencari ilmu. Selama hayat masih dikandung badan maka kewajiban mencari ilmu tetap melekat. Usia bukan halangan dalam mencari ilmu, sama halnya dengan kesibukan. Tidak ada alasan yang bisa menjadi alat membenarkan sikap seseorang untuk lalai menyari ilmu.
๐ทBAHAYA AMAL TANPA ILMU
Seseorang yang beribadah tanpa ilmu akan lebih banyak menuai mudharat daripada manfaat. Manfaatnya sedikit justru mudharatnya lebih banyak. Itulah kenyataan yang akan dihadapi oleh setiap pengamal tanpa ilmu. Nol besar. Tidak ada nilainya.
Nihil pahala dan keutamaan di sisi Allah Subhanahu Wata’ala. Oleh karenanya, jangan mencoba-coba beramal dengan ketidaktahuan. Sama halnya orang yang sakit meminum sembarang obat. Tidak cocok dengan satu obat beralih ke obat berikutnya. Hasilnya, bukan kesembuhan tapi malapetaka yang berujung maut.
Tidak sedikit seseorang yang memandang bahwa dirinya melakukan suatu ketaatan padahal sedang bermaksiat. Memandang suatu kemaksiatan bukan sebagai kemaksiatan. Dalam kasus Maulid, misalnya. Sebagian orang mengadakan kegiatan Maulid tidak sesuai dengan cara yang benar. Bermaulid tapi dilakukan dengan hura-hura, menghamburkan biaya dalam jumlah yang tidak wajar untuk membeli mercon, kembang api. Dalihnya untuk syiar.
Padahal di sekelilingnya masih banyak orang yang membutuhkan. Atau bermaulid tapi dengan dangdutan, campur laki dan perempuan. Bermaulid ada tata caranya. Bukan sesuka hati. Bukan dengan hawa nafsu sesuai keinginan diri sendiri. Inilah sedikit contoh yang salah dalam mengungkapkan mahabbah (kecintaan) kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam. Hal di atas terjadi karena orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak dibekali dengan ilmu. Akibatnya, menyangka telah berbuat kebajikan namun yang didapat justru sebaliknya. Berharap dapat syafaat tapi yang didapat justru ketidakrelaan atas apa yang sudah dikerjakan.
Alkisah, di negeri Maroko pernah hidup seorang ahli ibadah yang dikenal oleh masyarakat sekitarnya sebagai orang shalih. Siang malam ia isi dengan ibadah. Hari-harinya ia hiasi dengan kegiatan ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Suatu hari ia membeli seekor keledai betina. Anehnya keledai itu tidak ia gunakan sama sekali. Hal ini membuat seorang tetangganya diliputi rasa penasaran, “Tuan, mengapa keledainya tidak dimanfaatkan?” Dijawab oleh si ahli ibadah ini, “Memang, aku hanya memanfaatkannya untuk memuaskan nafsu birahiku.” Setelah diusut, ternyata si ahli ibadah ini betul-betul tidak tahu soal larangan keras menyetubuhi hewan. Ketika ia diberi tahu soal hukum menyetubuhi hewan, ia menangis sejadi-jadinya.
Oleh karena itu, setiap muslim wajib memiliki ilmu.
Syukur jika ilmu yang telah ia miliki bermanfaat bagi orang lain. Ia ajarkan dan sebarkan kepada sesamanya. Bermanfaat bagi diri sendiri sekaligus bagi umat.
Dikatakan, “Barangsiapa memiliki ilmu, lalu ia amalkan dan ajarkan, ia akan dikenal oleh para penduduk langit."
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
“Allah Subhanahu Wata’ala akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Subhanahu Wata’ala Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujadilah: 11).
Abdullah bin Abbas RA mengatakan orang yang memiliki ilmu dibanding orang yang tidak memilikinya, perbandingannya 700 derajat. Derajat pertama ke derajat kedua menempuh perjalan 500 tahun lamanya.
Betapa mulia orang yang berilmu yang ilmunya bemanfaat. Di dunia dan di akhirat ia hidup mulia mendapat kedudukan terhormat di sisi Allah Subhanahu Wata’ala. Dalam ayat lain Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
"Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
"Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. az-Zumar : 9).
Bunyi ayat ini bukan pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Ayat ini merupakan sindiran bahwa tidak ada kesamaan posisi orang yang berilmu dengan orang yang jahil. Wali songo yang telah wafat ribuan tahun silam masih seperti orang hidup. Peziarahnya banyak di setiap saat. Ini terjadi berkat ilmu yang mereka miliki. Memang sangat beda antara orang yang berilmu dengan yang tidak.
Karena itu, semangat mencari ilmu merupakan tanda kesuksesan. Mencari ilmu di sepanjang waktu. Tidak ada perasaan lelah. Selalu haus dalam mendulang ilmu dalam segala kondisi. Maka, mari kita siapkan anak-anak kita menjadi sosok berilmu.
Cakap dalam membaca al-Quran, mengetahui tata cara ibadah yang sebenarnya, menghafal hadits, paham fiqih dan ilmu-ilmu agama lainnya. Sejak dini, buat program pengentasan kejahilan dari setiap anggota keluarga dalam urusan agama. Jadikan ilmu sebagai hal pertama di setiap langkah. Rasulullah ๏ทบ bersabda:
ู َْู ُูุฑِุฏِ ุงَُّููู ุจِِู ุฎَْูุฑًุง َُُِّْููููู ِูู ุงูุฏِِّูู
“Barangsiapa dikehendaki kebaikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala, Dia berikan pemahaman tentang urusan agamanya.” (HR. Bukhari-Muslim)
*) Ali Akbar bin Aqil
https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2014/02/07/16140/dahulukan-ilmu-sebelum-amal.html
๐ธ๐ธ๐ธ๐๐๐๐ธ๐ธ๐ธ
๐TaNYa JaWaB๐
0⃣1⃣ Lisa ~ Malang
Afwan Ustadz,
Di jaman fitnah ini banyak betul orang yang sedikit ilmu namun sudah berani membantah, berdebat, bahkan naudzubillahimindzalik menghujat, baik secara online maupun offline.
1. Apakah ini salah satu ciri tanda akhir jaman ataukah sifat dasar manusia yang sok pintar (keminter) sehingga mendapat ilmu yang sedikit sudah keblinger njih?
2. Bagaimana jika kita yang sedikit ilmu ini menggunakan fitur status medsos untuk dakwah meskipun hanya share video kajian atau share materi hasil copas, ustadz?
Sebelumnya jazakallah khayiran atas penjelasannya.
๐ทJawab:
1. Ciri-ciri iya, sifat dasar manusia yang mengedepankan hawa nafsu karena peran setan yang menyerang dari segala penjuru sejak nabi adam dan hawa hingga kiamat akan selalu ada. Semoga kita selalu dalam ketaatan dan dimatikan dalam husnul khatimah.
2. Dalam konsep Fiqud dakwah, ulama membolehkan untuk berdakwah dengan sarana apapun termasuk medsos, bahkan ulama kontemporer menganggap bagian dari jihad lewat medsos, yang penting yang perlu di ingat, tabayyun atas sumber berita, kita sudah membacanya dan berniat, berusaha untuk melaksanakan, saring sebelum sharing.
0⃣2⃣ Bila ~ Tegal
Assalamualaikum,
Ustadz, satu minggu lagi saya melakukan tes masuk magister akuntansi, saya memang kekeh ingin melanjutkan pendidikan, tapi di sisi lain saya juga merasa pesimis atas kemampuan saya "Apakah saya bisa masuk? Apakah saya bisa menyelesaikan study?".
Ustadz bagaimana agar kita selalu semangat dan optimis dalam menuntut ilmu? Terimakasih.
๐ทJawab:
Wa'alaikumsalam,
Masya Allah, semangat ukhty.
Ikhtiar selalu, tinggal tawakkal di sepertiga malam dengan doa-doa terbaik, melalui wasilah amal-amal terbaik, prasangka baik ke Allah, bahwa apapun hasilnya itu yang terbaik, lanjut terus ukhty butuh insan-insan mulia di ranah ilmu keuangan dan akuntansi, untuk mewarnainya.
0⃣3⃣ Yuli Haryani ~ Jombang
Assalamualaikum...
Ustadz, misalkan kita belajar ilmu agama dari ahli di lingkungan kita, tapi ilmu tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam, misalkan sholat yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah, bagaimana hukumnya ketika kita mengamalkan? (Pada saat belum mengetahui bahwa itu tidak sesuai syariat).
๐ทJawab:
Wa'alaikumsalam,
Kalau kita tidak tahu tidak ada dosa terhadapnya, segera tinggalkan, dengan tetap santun kepada yang menyebarkan, sampai kita ada kemampuan untuk menyampaikan kebenaran kepadanya.
0⃣4⃣ Yayi ~ Sukabumi
Assalamu'alaikum,
Begini ustadz, teman saya muallaf tapi sudah lama sekali sudah 26 tahun memeluk islam. Beliau aktif di kegiatan bakti sosial yang multi etnis yang tentu saja melibatkan orang-orang yang non muslim. Saya pernah dengar beliau bercerita begitu susahnya di tempat beliau tinggal menggalang dana untuk kemanusiaan dari orang muslim jadi yang banyak donatur rata-rata dari orang non muslim, beliau pernah bilang bahwa donor darah dari orang non muslim sudah terbiasa ditempatnya dan diberikan kepada orang muslim.
Bagaimana hukumnya jika seorang non muslim mendonorkan darahnya untuk seorang muslim yang mungkin bisa saja non muslim tersebut mengkonsumsi makanan yang diharamkan oleh Islam?
Afwan, mungkin pertanyaannya di luar tema. Jazakallah khayran atas jawabannya.
๐ทJawab:
Wa'alaikumsalam,
Fatwa Syeikh bin Baz, tidak ada masalah. Baik darah istri untuk suaminya atau darah suami untuk istrinya, atau darah orang kafir untuk orang muslim atau darah muslim untuk orang kafir, tidak ada masalah.
Kecuali jika orang kafirnya adalah kafir harbi (kafir di medan perang) yang diperintahkan oleh syariat untuk membunuhnya.
Untuk kafir semacam ini tidak boleh diberi donor darah atau sebaliknya.
Adapun kafir dzimmi atau mu’ahad atau kafir yang bekerja di tempat kita, tidak masalah saling donor. Ringkasnya, donor darah tidak menyebabkan mahram sebagaimana hukum persusuan.
Wallahu a'lam
๐ธ๐ธ๐ธ๐๐๐๐ธ๐ธ๐ธ
๐CLoSSiNG STaTeMeNT๐
Imam Ahmad Bin Hambal ketika ditanya: "BUKANKAH KITA DALAM KEBENARAN? KENAPA KITA KALAH?"
Lalu Beliau Menjawab, "KEMENANGAN ADALAH SAAT KITA TETAP DALAM KEBENARAN"
Carilah ilmu, amalkan, sampaikan kebenaran walaupun hanya satu kalimat. Semoga kita istiqomah dalam kebenaran.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
MANUSIA-MANUSIA TERBAIK
OLeH: Ustadz Erwan Wahyu Wibowo
๐M a T e R i๐
ุงْูุญَู ْุฏُ ِِููู ุงَّูุฐِْู ุฃَْูุนَู ََูุง ุจِِูุนْู َุฉِ ุงْูุฅِْูู َุงِู َูุงْูุฅِุณْูุงَู ِ. َُููุตَِّْูู َُููุณَِّูู ُ ุนََูู ุฎَْูุฑِ ุงْูุฃََูุงู ِ ุณَِّูุฏَِูุง ู ُุญَู َّุฏٍ َูุนََูู ุงَِِูู َูุตَุญْุจِِู ุฃَุฌْู َุนَِْูู ุฃَู َّุง ุจَุนْุฏُ
ุฑَุจِّ ุงุดْุฑَุญْ ِْูู ุตَุฏْุฑِْู ََููุณِّุฑِْْูู ุงَู ْุฑِْู َูุงุญُْْูู ุนُْูุฏَุฉً ู ِْู ِูุณَุงِْูู ََُْْูููููุงَِْูููู
﴿ูกูกู ﴾ ُููุชُู ْ ุฎَْูุฑَ ุฃُู َّุฉٍ ุฃُุฎْุฑِุฌَุชْ َِّูููุงุณِ ุชَุฃْู ُุฑَُูู ุจِูฑْูู َุนْุฑُِูู َูุชَََْْูููู ุนَِู ูฑْูู َُููุฑِ َูุชُุคْู َُِููู ุจِูฑَِّููู ۗ ََْููู ุกَุงู ََู ุฃَُْูู ูฑِْููุชٰุจِ ََููุงَู ุฎَْูุฑًุง َُّููู ۚ ู ُِّْููู ُ ูฑْูู ُุคْู َُِููู َูุฃَْูุซَุฑُُูู ُ ูฑْٰููุณَُِููู
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Ali Imran 3:110)
Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam. Salawat dan doa keselamatan semoga terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat.
Good People Kakak-kakak Perindu Surga yang dirahmati Allah.
Pada kesempatan malam hari ini saya akan sharing tentang Menjadi Manusia-Manusia terbaik.
Saya mo bercerita tentang profile manusia-manusia terbaik.
Mohon berkenan menyimak.
Di rumahnya tak dijumpai perabot mahal. Ia makan di lantai seperti budak, tidur di atas alas pelepah kurma sehingga meninggalkan bekas dipunggung dan wajahnya, padahal raja-raja dunia iri terhadap kekokohan struktrur masyarakat dan kesetiaan pengikutnya.
Tak seorang pembantunya mengeluh pernah dipukul atau dikejutkan oleh pukulannya terhadap benda-benda di rumah. Dalam kesibukannya ia masih sempat bertandang ke rumah puteri dan menantu tercintanya.
Puterinya merasakan kasih sayangnya tanpa membuatnya menjadi manja dan hilang kemandirian. Saat bani Makhzum memintanya membatalkan eksekusi potong tangan atas seorang perempuan bangsawan yang telah mencuri, ia menegaskan: "Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kamu ialah, apabila seorang bangsawan mencuri mereka biarkan dia dan apabila yang mencuri itu rakyat jelata mereka tegakkan hukum atas-nya. Demi Allah, seandainya Puteriku mencuri, maka Aku tetap akan memotong tangannya."
Hari-harinya penuh kerja dan intaian bahaya. Tapi tak menghalanginya untuk -- lebih dari satu, dua kali -- berlomba lari dengan Humaira, sebutan kesayangan yang ia berikan untuk isterinya. Sering ia relakan pahanya sebagai penjejak kaki isterinya ketika akan menaiki unta, tak jarang dia ucapkan terima kasih tak terhingga kepada isterinya sebelum tidur karena telah mengelola rumah dan mendidik anak-anak dengan baik. Sungguh sebuah lambang kecintaan, paduan kecerdasan dan pesona diri terjalin sempurna dalam sosoknya. Suatu kewajaran yang menakjubkan ketika dalam sibuknya ia masih menyempatkan memerah susu domba atau menambal pakaian yang koyak. Setiap kali para shahabat atau keluarganya memanggil ia menjawab: "Labbaik". Dialah yang terbaik dengan prestasi besar di luar rumah, namun tetap prima dalam status dan kualitasnya sebagai "orang rumahan.”
Setiap kisah yang dicatat dalam hari-harinya selalu bernilai sejarah. Ketika masyarakat Thaif menolak dan menghinakannya, melempari batu sampai kakinya berdarah serta mengusirnya ke luar dari kota, malaikat penjaga bukit menawarkan untuk menghimpit mereka dengan bukit. Ia menolak, "Kalau tidak mereka, aku berharap keturunan dari sulbi mereka kelak akan menerima da'wah ini, mengabdi kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun."
Ia kerap bercengkerama dengan para shahabatnya, bergaul dekat, bermain dengan anak-anak, bahkan memangku balita mereka di pangkuannya. Ia terima undangan mereka; yang merdeka, budak laki-laki atau budak perempuan, serta kaum miskin. Ia jenguk rakyat yang sakit di ujung Madinah.
Ia selalu lebih dulu memulai salam dan menjabat tangan siapa yang dijumpainya dan tak pernah menarik tangan itu sebelum orang tersebut yang menariknya.
Tak pernah menjulurkan kaki di tengah shahabatnya hingga menyempitkan ruang bagi mereka. Ia muliakan siapa yang datang. Bahkan ia berikan alas duduknya dengan sungguh-sungguh. Ia panggil mereka dengan nama yang paling mereka sukai.
Tak pernah ia memotong pembicaraan orang, kecuali sudah berlebihan. Apabila seseorang mendekatinya saat ia sholat, ia cepat selesaikan sholatnya dan segera bertanya apa yang diinginkan orang itu.
Di akhir hidupnya, isterinya berkata : "Suamiku wafat tanpa meninggalkan makanan apapun yang dimakan makhluk hidup, selain setengah ikat gandum di penyimpananku. Saat ruhnya dijemput, baju besinya masih digadaikan kepada seorang Yahudi untuk harga 30 gantang gandum."
Betapapun sulitnya mencari batas bentangan samudera kemuliaan ini, namun episode akhir kehidupanya membuat kita pantas menyesal tidak mencintainya atau tak menggerakkan bibir mengucapkan shalawat atasnya;
"Semua nabi mendapatkan hak untuk mengangkat do'a yang takkan ditolak dan aku menyimpannya untuk ummatku kelak di padang Mahsyar."
Ketika ia berangkat haji, ia berangkat dengan kendaraan yang sangat seerhana dan bekal tak lebih dari 4 dirham, seraya berkata, "Ya Allah, jadikanlah ini haji yang tak mengandung riya." Pada kemenangan besar, saat Makkah ditaklukan, dengan sejumlah besar pasukan muslimin, ia menundukkan kepala, nyaris menyentuh punggung untanya sambil selalu mengulang-ulang tasbih, tahmid dan istighfar. Ia tidak mabuk kemenangan. Sungguh pribadi yang tawadhu’ dan rendah hati.
Itulah yang dikenal sebagai syafaat bagi kta Ummatnya Rasulullah, sang Nabi Agung Muhammad ๏ทบ yang selalu kita rindukan.
๐ท๐ท๐ท
Good People Warga Perindu Surga yang dirahmati Allah.
Ini kisah tentang Abu Bakar Ash Shidiq.
Kisah kedua tak kalah inspiring.
Kita mulai dari detik pertama kekuasaannya. Inilah dia mengayunkan langkahnya dengan penuh rasa malu dan jengah, mengarahkan wajahnya kearah mimbar Rasulullah saw. Mimbar yang selama ini digunakan Rasulullah saw untuk menyeru manusia kepada hidayah dan agama yang benar.
Ini dia Abu Bakar, kini menaikinya untuk pertama kali setelah mimbar ini kehilangan hakim dan pemiliknya. Dia naik 2 tingkat dan kemudian duduk. Dia tidak akan mengizinkan dirinya untuk menaiki semua tingkat, semua tangga. Dia tidak mengizinkan dirinya duduk dimana Rasulullah saw biasa duduk di atasnya.
Abu Bakar kemudian menghadap kumpulan orang di depannya memberikan sambutan dan janjinya;
"Wahai sekalian manusia, aku kini memimpin urusan kalian, padahal aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Jika aku berbuat benar maka bantulah aku.
Jika aku berbuat salah, maka luruskan aku. Ingatlah, sesungguhnya orang yang lemah di antara kalian adalah kuat di mataku hingga aku memberikan haknya. Ingatlah, sesungguhnya orang yang kuat di antara kalian adalah lemah di mataku hingga aku mengambil yang hak darinya. Taatilah aku selama aku mentaati Allah dan Rasul-Nya, dan jika aku membangkang Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada ketaatan bagi kalian kepadaku."
Kita telah banyak menyaksikan sepanjang sejarah berbagai janji dan orasi seorang pemimpin yang baru memulai masa jabatannya. Akan tetapi kita tidak menemukan-dan tidak akan pernah menemukan- hikmah seperti ini. Sikap ini menjadi lebih agung dan hebat lagi ketika pemilik kata-kata ini tidak pernah lari sekejap pun dan tidak pernah melenceng sehelai rambutpun dari kata-kata yang telah diucapkannya.
Dengan kata-kata yang menakjubkan ini, ia telah menempatkan tanggung jawab sebagai pemimpin yang dipercaya dalam koridor perlindungan dan kejujuran serta memperlihatkan semua substansi pemerintahan yang benar.
Demi Allah, betapa sebuah permulaan yang menakjubkan.
Ia ingin melepaskan anggapan dalam hati-hati manusia yang memposisikan kepemimpinan lebih dari kemampuan dan tempat yang seharusnya.
la ingin menegaskan hati mereka bahwa kepemimpinan bukanlah suatu keistimewaan. la hanyalah sebuah pelayanan kepada masyarakat, bahkan dalam banyak hal pelayanan ini mengandung suatu beban yang berat, tanggung jawab dan rintangan yang tidak mudah.
la ingin menekankan dengan kalimat sederhana ini bahwa kepemimpinan bukanlah suatu penguasaan akan tetapi suatu tugas yang diemban, bukan pula kecongkakkan akan tetapi keakraban.
Ia juga menegaskan bahwa pemimpin adalah seorang "individu" dalam umat dan bukanlah "umat" dalam individu.
๐ท๐ท๐ท
Bagaimana Realisasi Orasi Abu Bakar di awal dia menjabat sebagai Khalifah?
Kedudukan Khalifah sama sekali tidak bisa memasukkan sikap sombong n angkuh ke dalam jiwa Abu Bakar dan sama sekali tidak bisa menggerakkan keinginan untuk merubah gaya hidupnya.
Lalu Umar bin Khathab berkata; "Pergilah bersama kami, kami akan bicarakan bagian engkau dari Baitul Mal."
Pergilah Abu Bakar bersama dua sahabat ini menuju masjid dimana di sana berkumpul para sahabat. Kemudian Umar bin Khathab mengutarakan pendapatnya untuk memberikan Abu Bakar bagian dari Baitul Mal sebagai "upah pekerjaannya." lihatlah Abu Bakar, sehari setelah ia diangkat menjadi Khalifah. Abu Bakar bergegas pergi ke pasar dengan membawa buntalan besar berisi pakaian.
Di tengah perjalanan dia bertemu dengan Umar bin Khathab dan Abu Ubaidillah bin Jarrah, mereka lantas bertanya: "Hendak kemanakah engkau, wahai Khalifah Allah?" "Ke pasar." "Apa yang hendak engkau lakukan dipasar, sedangkan engkau telah menjadi pemimpin kaum muslimin?" Abu Bakar menjawab; "darimana aku harus memberi makan keluargaku?"
Dan begitulah yang terjadi, Abu Bakar mendapatkan jatah sekedarnya berupa setengah kambing dan 250 dinar setahun yang kemudian bertambah pada periode berikutnya menjadi satu kambing dan 350 dinar setahun.
Dan hiduplah Abu Bakar beserta keluarga besarnya dengan gaji itu, sampai kemudian Allah membukakan pintu rejeki dan kesenangan bagi kaum muslimin ketika semua kekayaan Syam dan Irak mengalir ke Madinah.
Sikap qanaah (puas diri) Abu Bakar tidaklah semata-mata karena zuhud, akan tetapi bagi Abu Bakar, qanaah adalah bagian dari falsafah hidupnya.
Sungguh sangat besar usaha agar ia tidak mengambil harta dari Baitul Mal kecuali sekedar memenuhi kebutuhan ia dan keluarganya secara baik-baik.
Ia tidak mendapatkan harta, selama ia menjabat sebagai Khalifah, tidak pula merasakan kesenangan hidup kecuali harta yang ia gunakan untuk membeli makanan yang amat sederhana dan pakaian yang terbuat dari kain kasar.
Meski demikian, lihatlah, ketika Abu Bakar berada diambang kematian, ia memanggil anaknya Sayyidah Aisyah ra seraya berkata kepadanya "Lihatlah, apakah dalam hartaku ada kelebihan sejak aku menjabat sebagai Khalifah? Kembalikanlah kepada kaum muslimin!" dan lepaslah rohnya yang suci ketika ia melantunkan kata-kata ini berulang kali...
Lihat apa yang membuat Abu Bakar sangat peduli sampai sejauh itu? Apa yang telah ia kumpulkan sejak ia menjabat sebagai Khalifah, sehingga ia sangat takut terbawa ke hadapan Tuhannya?
Mari kita lihat Setelah wafatnya Abu Bakar dan dibaiatnya Umar bin Khathab ra sebagai Khalifah, Sayyidah Aisyah datang menghadap Umar dengan membawa harta peninggalan ayahnya untuk dikembalikan kepada kaum muslimin sesuai wasiat ayahanda tercinta.
Tidaklah Umar bin Khathab melihat dan mendengar hal ini kecuali ia menangis tersedusedu seraya berkata, "Semoga Allah merahmati engkau, Abu Bakar. Sungguh engkau telah membuat lelah orang-orang setelahmu."
Maksudnya, sesungguhnya dengan perilaku dan kesederhanaannya, Abu Bakar Shiddiq telah mencapai satu puncak amal yang susah diimbangi dan dilampaui oleh orang- orang yang datang setelahnya.
Mengapa Umar bin Khathab menangis ketika melihat barang-barang peninggalan Abu Bakar?
Sungguh suatu hal yang tidak masuk akal. Peninggalan lelaki yang telah memperjuangkan Islam dengan seluruh hartanya, Khalifah yang pada masa kekuasannya kekayaan dari negeri Syam dan Irak mengalir deras menuju Madinah.
Inilah warisan yang ditinggalkan Abu Bakar, harta yang bersikukuh harus dikembalikan ke Baitul Mal:
~ Seekor unta untuk mengambil air...
~ Mangkuk susu untuk menampung perahan...
~ Sehelai kain yang digunakan untuk menerima tamu.
๐ท๐ท๐ท
Good People Penduduk Perindu Surga yang dirahmati Allah.
Tak heran kejayaan Islam mencapai puncaknya di tangan manusia-manusia terbaik seperti mereka
sampai Allah nyatakan pujian secara vulgar dalam QS. Ali Imran ayat 110 yang saya kutip di atas.
Apa yang menjadikan mereka sebagai ummat terbaik?
Coba perhatikan ayat ini,
﴿ูกูฃ﴾ ูุٓฃََُّููุง ูฑَّููุงุณُ ุฅَِّูุง ุฎََُْٰููููู ู ِّู ุฐََูุฑٍ َูุฃُูุซَٰู َูุฌَุนَُْٰูููู ْ ุดُุนُูุจًุง ََููุจَุงุٓฆَِู ِูุชَุนَุงุฑَُููุٓง۟ ۚ ุฅَِّู ุฃَْูุฑَู َُูู ْ ุนِูุฏَ ูฑَِّููู ุฃَุชَُْٰูููู ْ ۚ ุฅَِّู ูฑََّููู ุนَِููู ٌ ุฎَุจِูุฑٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al Hujuraat:13)
Yang paling baik atau yang paling mulia adalah yang bertakwa.
Jadi kuncinya adalah:
TAKWA
Dari QS. Ali Imran: 110, nyambung ke QS. Al Hujuraat: 13
Bagaimana caranya menjadi TAKWA?
Coba cek ayat ini,
﴿ูกูจูฃ﴾ ูุٓฃََُّููุง ูฑَّูุฐَِูู ุกَุงู َُููุง۟ ُูุชِุจَ ุนََُْูููู ُ ูฑูุตَِّูุงู ُ َูู َุง ُูุชِุจَ ุนََูู ูฑَّูุฐَِูู ู ِู َูุจُِْููู ْ َูุนََُّููู ْ ุชَุชََُّููู
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(QS. Al Baqarah:183)
Jadi bisA diringkas bahasn kita seperti ini:
Umat terbaik >> yang bertakwa >> sarananya puasa Ramadhan.
Nah apa itu TAKWA?
Percakapan 2 sahabat Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka'ab ini bisa menjelaskan apa itu takwa.
Umar bertanya kepada Ubay, "Wahai Ubay, apa makna takwa?" Ubay yang ditanya justru balik bertanya. "Wahai Umar, pernahkah engkau berjalan melewati jalan yang penuh duri?"
Umar menjawab, "Tentu saja pernah." "Apa yang engkau lakukan saat itu, wahai Umar?" lanjut Ubay bertanya. "Tentu saja aku akan berjalan hati-hati," jawab Umar. Ubay lantas berkata, "Itulah hakikat takwa."
Menjadi orang bertakwa hakikatnya menjadi orang yang amat berhati-hati. Ia tidak ingin kakinya menginjak duri-duri larangan Allah SWT.
Ia rela mengerem lajunya, memangkas egonya, menajamkan pandangan, menelisik sekitar, dan mencari celah jalan selamat. Semua fungsi tubuh ia maksimalkan agar ia tak celaka. Agar sebiji duri pun tak melukai kemudian mengucurkan darah dari kakinya.
Dalam ayat di atas, disebutkan tujuan berpuasa, adalah kamu bertakwa.
Karena menjadi sebuah tujuan, maka bisa dijadikan standar keberhasilan puasa.
Dalam ayat di atas, redaksinya bukan “agar menjadi muttaqin” “agar menjadi seorang yang bertakwa.”
Kalau redaksinya demikian, maka takwa adalah sebuah predikat, yang kita tidak tahu apakah kita termasuk orang yang bertakwa atau tidak.
Sedangkan jika redaksinya “agar kamu bertakwa”, maka takwa menjadi sebuah sikap yang bisa kita rasakan setiap harinya. Kita bisa mengukurnya.
Kalau bertakwa berarti berhasil; kalau belum bertakwa berarti belum berhasil.
Kelar Ramadhan nih. Kita sudah jadi orang-orang yang bertakwa atau belum?
Kalau belum berhasil bertakwa di bulan Ramadhan tahun ini.
Apakah kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan mendatang?
Apakah kita akan bisa bertakwa di bulan-bulan selain Ramadhan? Yang kondisinya:
√ Kita sedang tidak banyak beribadah.
√ Kalau kita paksakan ibadah, tidak banyak orang yang menemani kita ibadah.
√ Banyak sekali godaan setan, dunia, dan hawa nafsu.
๐ท๐ท๐ท
Pengertian Takwa dari asal katanya kan seperti ini,
“Takwa berasal dari kata (ููู) yang bermakna menjaga sesuatu.
Kemudian kata (ุงุชูู) yang merupakan kata dasar takwa, bermakna menjadikan sesuatu sebagai penjaga dan pelindung.
Bertakwa kepada Allah swt. berarti menjadikan sesuatu sebagai pelindung dari siksaan Allah swt (duri-duri tadi).
Karena siksaan Allah swt. adalah hal yang sangat menakutkan, sehingga kita melindungi diri kita darinya.
Dari sini, kata takwa bisa bermakna takut. Karena orang yang takut akan mencari perlindungan.”
Untuk bisa bertakwa (takut) kita perlu makrifatullah (mengenal Allah swt.) dan Muraqabatullah (Merasa Selalu Diawasi Allah).
Makrifatullah, kita mengenal atau mengetahui.
~ Bagaimana kebaikan-kebaikan-Nya;
~ Bagaimana surga-Nya, neraka-Nya.
Dari makrifatullah itu akan timbul rasa takut kepada neraka-Nya dan rasa rindu kepada Wajah-Nya dan surga-Nya.
Sedangkan muraqabatullah, kIta senantiasa merasa diawasi oleh Allah sehingga berhati-hati untuk tidak melanggar larangan atau tidak melaksanakan perintah-Nya.
Nah inilah yang dilatih dengan puasa Ramadhan.
Dua hal ini yang dilatih selama Ramadhan kIta puasa karena kita makrifat pada Allah, kita tahu kebaikan-kebaikan yang Allah berikan bagi hamba-Nya yang berpuasa (diampuni dosa-dosanya, diijabah doa-doanya dan seterusnya). Kita juga tahu balasan surga dari Allah bagi orang yang berpuasa, bahkan ada pintu surga yang dikhususkan bagi orang yang berpuasa juga tentu neraka-Nya bagi orang-orang yang tidak menjalankan perintah puasa Ramadhan yang wajib hukumnya.
Sukses atau tidak Puasa Ramadhannya?
Ngukurnya bagaimana? Bertakwa berarti berhasil; kalau belum bertakwa berarti belum berhasil.
Setiap buka puasa, selesai shalat tarawih, usai qiyamullail, setelah tilawah, hendaknya kita bertanya kepada diri kita, “Apakah aku sudah bertakwa?”
Kalau setiap hari jawabannya adalah “tidak” berarti di akhir bulan pun kesimpulannya adalah “belum berhasil dalam bertakwa.”
Pasca Ramadhan pun sama
Sholat malamnya masih dilaksanakan atau tidak.
Paling mudah adalah pasca Ramadhan ini tilawah Qur'annya masih konsisten atau tidak sebagaimana saat Ramadhan.
Puasa disaat makanan lebaran masih sisa itu berat, biar kita-kita saja.
Terus puasa 6 hari di bulan syawal dilakukan atau tidak
Itu dari sisi ibadah.
Lalu dalam interaksi sehari-hari atau muamalah misalnya seperti ini.
Selama Ramadhan kita diet ngegosip, pasca Ramadhan lanjut diet atau feel free ngegosipnya.
Saat Ramadhan yang mubah dan halal saja dibatasi (kita puasa akan hal tersebut) alias ditahan, pasca Ramadhan apakah justru yang haram diambil sukses atau tidak puasa Ramadhan kita itu in line atau senada dengan ciri-ciri takwa yang ada dalam (QS. Adz Dzariyat 15-19).
Puasa Ramadhan kita itu ngefek tidak dengan hari-hari kIta setelahnya,
ุฅَِّู ุงْูู ُุชََِّููู ِูู ุฌََّูุงุชٍ َูุนٍُُููู
ุขุฎِุฐَِูู ู َุง ุขุชَุงُูู ْ ุฑَุจُُّูู ْ ۚ ุฅَُِّููู ْ َูุงُููุง َูุจَْู ุฐََِٰูู ู ُุญْุณَِِููู
"Sesungguhnya orang-orang yang BERTAKWA itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air,
Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.
َูุงُููุง ًَِููููุง ู َِู ุงَِّْูููู ู َุง َْููุฌَุนَُูู
Di dunia mereka SEDIKIT SEKALI TIDUR diwaktu malam.
َูุจِุงْูุฃَุณْุญَุงุฑِ ُูู ْ َูุณْุชَุบِْูุฑَُูู
Dan selalu BERISTIGHFAR DI WAKTU SAHUR.
َِููู ุฃَู َْูุงِِููู ْ ุญٌَّู ِููุณَّุงุฆِِู َูุงْูู َุญْุฑُูู ِ
Dan pada HARTA MEREKA ADA HAK ORANG MISKIN yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.
Masihkah pasca Ramadhan kita senantiasa berbuat kebaikan, berbuat baik kepada sesama alih-alih menyakiti sesama dengan lisan, tangan atau jempol kita masihkah kita sedikit sekali tidurnya? Which is rutin menunaikan sholat malam
masihkah kita punya kesempatan beristighfar di waktu sahur? Yang artinya kita masih menunaikan puasa-puasa sunah dan masihkah kita rajin berinfaq dan bersedekah sebagaimana saat bulan Ramadhan?
Jadi kita kelak mendapatkan balasan taman-taman (surga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb kita.
Beruntungnya kita yang setiap tahun terdapat momen-momen yang menjadi semacam terminal dalam perjalan hidup kita untuk merefresh ketakwaan, yaitu bulan Ramadhan
Jalan untuk menjadi manusia-manusia terbaik itu bukan jalan yang ajaib atau mustahil. Jalan ketakwaan sebagaimana Rasulullah dan Abu Bakar dalam cerita di atas adalah jalan yang bisa kita napak tilasi.
Tinggal kitanya saja mau atau tidak menapaktilasi jalan ketakwaan tersebut untuk menjadi manusia-manusia terbaik.
ุงِ ْู ุดَุข ุกَ ุงُّููู
Itu yang bisa saya sampekan
dan beruntungnya kita perwujudan ketakwaan seperti apa sudah dicontohkan oleh Rasulullah, Sahabat dan salafus shalih.
๐ท๐ท๐ท๐๐๐๐ท๐ท๐ท
๐TaNYa JaWaB๐
0⃣1⃣ Lisa ~ Malang
Afwan Ustadz, sepertinya jaman sekarang banyak yang tidak punya rasa malu, tidak ada lagi rasa takut diawasi Allah, dinasehati dibalas cacian dan sebagainya.
Bukan menyalahkan jaman, tapi kitanya yang merusak jaman.
Bagaimana menjaga hati ustadz, agar tidak terbawa arus, karena sulitnyaaaaaa masyaAllah, ustadz?
๐ธJawab:
Kuncinya mba’,
IKHLAS
Nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran itu kewajiban kita. Adapun hslnya itu hak prerogatif Allah.
Setelah menasehati diiringi dengan doa smoga Allah bukakan pintu hidayah pada orang tersebut.
Adapun kita, juga 2 ikhtiarnya:
Selain senantiasa melaksanakan ibadah-ibadah, beramal sholih serta berkumpul dengan orang-orang sholih juga harus berdoa juga untuk diri sendiri agar senantiasa diberikan keistiqomahan dalam iman dan Islam.
0⃣2⃣ Atin ~ Pekalongan
Bagaimana dengan anggapan, wajar kalau ibadah di bulan ramadhan lebih terasa ringan karena setan telah dibelenggu. Selepas ramadhan menjadi berat karena setan sudah dilepas lagi.
Apakah anggapan ini bisa dibenarkan?
๐ธJawab:
Haditsnya ini mba’
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَ ุฑَู َุถَุงُู ُูุชِّุญَุชْ ุฃَุจَْูุงุจُ ุงْูุฌََّูุฉِ َูุบَُِّููุชْ ุฃَุจَْูุงุจُ ุงَّููุงุฑِ َูุตُِّูุฏَุชِ ุงูุดََّูุงุทُِูู
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).
Haditsnya shahih diriwayatkan sekaligus Bukhari dan Muslim. Jadi pasti benar setan dibelenggu saat bulan Ramadhan.
Tapi kIta juga tahu bahwa selama Ramadhan pun masih banyak orang yang melakukan maksiat. Terus apa hadistnya keliru.
Bukan,
Yang terjadi adalah bahwa maksiat itu tak cuma karena setan. Melainkan karena hawa nafsu manusia.
Jadi, selama Ramadhan dan di luar Ramadhan nuansa ibadahnya berbeda jelas benar.
Tapi yang harus diingat adalah bahwa Ramadhan itu adalah training kita. Latihan. Seperti berenang, Ramadhan itu kita latihan pakai pelampung (diberi fasilitas) kemudahan. Pertandingan kita adalah 11 bulan berikutnya.
Berat?
Jelas,
Makanya hadiahnya surga, bukan kipas angin.
0⃣3⃣ Zulfa ~ Cilacap
Ustadz, bagaimana caranya kita meneguhkan pilihan pada zaman seperti ini. Rasanya seperti mungkin tapi tidak mungkin karena banyak sekali hal-hal yang menggoyahkan kita untuk mengambil keputusan yang kita ambil. Antara ujian pilihan.
Terima kasih ustadz.
๐ธJawab:
Ehm... Bisa lebih spesifik mba’?
Pilihan seperti apa ini?
Apakah memilih jalan kebenaran atau kesesatan?
Atau memilih antara 2 kebaikan? Seperti memilih diantara 2 laki-laki sholih yang datang melamar.
๐นYa ustadz memilih jalan kebenaran atau kesesatan. Mau terus begitu-gitu saja atau pelan-pelan menjadi lebih baik.
Memilih diantara 2 laki-laki sholih yang datang jikalau melamar juga bisa ustadz untuk ilmu bagi saya pribadi dan yang lainnya.
Terimakasih ustadz.
๐ธ Memilih antara jalan kebenaran atau kesesatan ini jelas mana yang harus kita pilih. Ukuran-ukuran yang dipakaI adalah ukuran-ukuran syariat atau ketentuan Allah, sunnah Rasul dan pendapat ulama. Lalu kalau sudah memilih pasti ada konsekwensi.
Misalnya dikucilkan, dianggap sok alim, tergoda kembali ke jalan kesesatan. Kuncinya Ikhlas dan istiqomah. Ikhlas bahwa yang kita lakukan semata karena Allah, bukan karena manusia. Lalu istiqomah, ikhtiar supaya tetap istiqomah (ibadah dan amal sholih senantiasa dilakukan, mengupgrade pengetahuan agama kita, berkumpul dengan orang-orang sholih dan senantiasa berdoa meminta petunjuk serta diberikan keteguhan iman dan Islam).
Adapun memilih 2 hal yang baik adalah, memilih yang kebaikannya lebih besar atau banyak, itu kalau dzahir alias bisa dilihat. Bila ada hal-hal yang tidak bisa dilihat mintalah petunjuk pada Allah dengan sholat istikharah.
๐ท๐ท๐ท๐๐๐๐ท๐ท๐ท
๐CLoSSiNG STaTeMeNT๐
Memang benar adanya bahwa momen Ramadhan adalah momen terbaik dalam upaya menuju ketakwaan. Hal ini disebabkan karena keistimewaan bulan Ramadhan itu sendiri maupun karena nuansa yang dibangun yang memungkinkan nikmat dalam beribadah.
Tapi kita tidak pernah tahu apakah kita masih akan dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya.
Jadi, untuk menjadi pribadi yang bertakwa, mari bersama kita optimalkan bulan-bulan berikutnya pasca Ramadhan mengingat kita tak pernah tahu batas usia kita. Ramadhan atau bukan berjalan dengan hati-hati dan waspada diantara duri selayaknya kita lakukan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
AL MUNJIYAT (Perkara Yang Membinasakan)
Ustadz Farid Nu'man Hasan
๐M a T e R i๐
๐ทBerita KeNabian: SEBAB KEHANCURAN UMAT TERDAHULU
Setiap umat, ada ajalnya. Ada masa berakhirnya kejayaan dan kehidupan mereka. Rasulullah ๏ทบ telah menyampaikan kepada kita tentang sebab-sebabnya.
Binasanya mereka bukan mustahil menjadi sebab binasanya umat sekarang, jika memang sebab-sebab yang memunculkan kehancuran itu sama. Oleh karenanya, perhatikanlah fenomena kehidupan manusia saat ini. Apakah sudah terkumpul padanya sebab-sebab itu atau tidak.
Apa sajakah sebab-sebab itu?
๐น1. Hukum Tumpul Ke Atas Dan Tajam Ke Bawah
Rasulullah ๏ทบ telah menyebutkan ini sebagai penyebab binasanya umat terdahulu. Jika yang berbuat salah adalah para pejabat, orang kuat, tokoh, maka mereka selamat dan hukum tidak ditegakkan. Tapi, jika yang berbuat salah adalah rakyat biasa, orang lemah, mereka dihukum, dipenjara, dan dilukai fisik dan rasa keadilannya.
Perhatikan hadits berikut:
ุนَْู ุนَุงุฆِุดَุฉَ ุฑَุถَِู ุงَُّููู ุนََْููุง
ุฃََّู ُูุฑَْูุดًุง ุฃََูู َُّูู ْ ุดَุฃُْู ุงْูู َุฑْุฃَุฉِ ุงْูู َุฎْุฒُูู َِّูุฉِ ุงَّูุชِู ุณَุฑََูุชْ ََููุงُููุง َูู َْู َُِّูููู ُ َِูููุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ََููุงُููุง َูู َْู َูุฌْุชَุฑِุฆُ ุนََِْููู ุฅَِّูุง ุฃُุณَุงู َุฉُ ุจُْู ุฒَْูุฏٍ ุญِุจُّ ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َََّูููู َُู ุฃُุณَุงู َุฉُ ََููุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุฃَุชَุดَْูุนُ ِูู ุญَุฏٍّ ู ِْู ุญُุฏُูุฏِ ุงَِّููู ุซُู َّ َูุงู َ َูุงุฎْุชَุทَุจَ ุซُู َّ َูุงَู ุฅَِّูู َุง ุฃَََْููู ุงَّูุฐَِูู َูุจَُْููู ْ ุฃََُّููู ْ َูุงُููุง ุฅِุฐَุง ุณَุฑََู ِِูููู ْ ุงูุดَّุฑُِูู ุชَุฑَُُููู َูุฅِุฐَุง ุณَุฑََู ِِูููู ْ ุงูุถَّุนُِูู ุฃََูุงู ُูุง ุนََِْููู ุงْูุญَุฏَّ َูุงْูู ُ ุงَِّููู َْูู ุฃََّู َูุงุทِู َุฉَ ุจِْูุชَ ู ُุญَู َّุฏٍ ุณَุฑََูุชْ ََููุทَุนْุชُ َูุฏََูุง
Dari 'Aisyah Radhiallahu 'Anha bahwa orang-orang Quraisy sedang menghadapi persoalan yang menggelisahkan, yaitu tentang seorang wanita tokoh Bani Makhzumiyah yang mencuri lalu mereka berkata; "Siapa yang mau merundingkan masalah ini kepada Rasulullah ๏ทบ ?." Sebagian mereka berkata; "Tidak ada yang berani menghadap beliau kecuali Usamah bin Zaid, orang kesayangan Rasulullah ๏ทบ." Usamah pun menyampaikan masalah tersebut lalu Rasulullah ๏ทบ bersabda:
"Apakah kamu meminta keringanan atas pelanggaran terhadap aturan Allah?." Kemudian beliau berdiri menyampaikan khuthbah lalu bersabda:
"Orang-orang sebelum kalian menjadi binasa karena apabila ada orang dari kalangan terhormat (pejabat, penguasa, elit masyarakat) mereka mencuri, mereka membiarkannya dan apabila ada orang dari kalangan rendah (masyarakat rendahan, rakyat biasa) mereka mencuri mereka menegakkan sanksi hukuman atasnya. Demi Allah, sendainya Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya."
(HR. Bukhari no. 3475)
Kita lihat sikap tegas Rasulullah ๏ทบ kepada Usamah bin Zaid Radhiyallahu 'Anhu, yang dianggap oleh suku Bani Makhzum sebagai "orang dalam" di lingkungan Rasulullah ๏ทบ yang bisa meluluhkan Rasulullah ๏ทบ untuk meringankan atau membatalkan hukuman atas wanita yang mencuri itu. Tapi, jawaban Rasulullah ๏ทบ adalah tegas, bahwa sebab kehancuran umat terdahulu karena ketidakadilan dalam penerapan hukum.
Nah,...
Jika kita lihat kondisi penegakkan hukum di negeri ini, apakah ketidakadilan ini sudah banyak terjadi?
Jika ya .. maka Anda tahu dampaknya bagi negeri ini.
๐น2. Banyak Bertanya
Maksud "Banyak bertanya", yaitu pertanyaan yang tidak bermanfaat, memberatkan, dan mengundang fitnah. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah ๏ทบ.
َูุงَู ุฃَุจُู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ُูุญَุฏِّุซُ
ุฃََُّูู ุณَู ِุนَ ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َُُูููู ู َุง ََْูููุชُُูู ْ ุนَُْูู َูุงุฌْุชَِูุจُُูู َูู َุง ุฃَู َุฑْุชُُูู ْ ุจِِู َูุงْูุนَُููุง ู ُِْูู ู َุง ุงุณْุชَุทَุนْุชُู ْ َูุฅَِّูู َุง ุฃَََْููู ุงَّูุฐَِูู ู ِْู َูุจُِْููู ْ َูุซْุฑَุฉُ ู َุณَุงุฆِِِููู ْ َูุงุฎْุชَِูุงُُููู ْ ุนََูู ุฃَْูุจَِูุงุฆِِูู ْ
Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah ๏ทบ bersabda: "Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena MEREKA BANYAK BERTANYA, dan sering berselisih dengan para Nabi mereka."
(HR. Muslim no. 1337)
Contohnya adalah pertanyaan Bani Israil kepada Nabi Musa 'Alaihissalam, yang bertele-tele dan tidak penting tentang Sapi yang Allah Ta'ala perintahkan untuk disembelih, tujuannya agar tidak jadi mereka menyembelihnya, tapi Nabi Musa 'Alaihissalam menjawabnya dengan sabar. Akhirnya mereka pun menyembelihnya.
Hal diabadikan dalam Al Qur'an pada beberapa ayat berikut:
َูุงُููุง ุงุฏْุนُ ََููุง ุฑَุจََّู ُูุจَِّْูู ََููุง ู َุง ََُْููููุง ۚ َูุงَู ุฅَُِّูู َُُูููู ุฅََِّููุง ุจََูุฑَุฉٌ ุตَْูุฑَุงุกُ َูุงِูุนٌ ََُْููููุง ุชَุณُุฑُّ ุงَّููุงุธِุฑَِูู
َูุงُููุง ุงุฏْุนُ ََููุง ุฑَุจََّู ُูุจَِّْูู ََููุง ู َุง َِูู ุฅَِّู ุงْูุจََูุฑَ ุชَุดَุงุจََู ุนَََْูููุง َูุฅَِّูุง ุฅِْู ุดَุงุกَ ุงَُّููู َูู ُْูุชَุฏَُูู
َูุงَู ุฅَُِّูู َُُูููู ุฅََِّููุง ุจََูุฑَุฉٌ َูุง ุฐٌَُููู ุชُุซِูุฑُ ุงْูุฃَุฑْุถَ ََููุง ุชَุณِْูู ุงْูุญَุฑْุซَ ู ُุณََّูู َุฉٌ َูุง ุดَِูุฉَ َِูููุง ۚ َูุงُููุง ุงْูุขَู ุฌِุฆْุชَ ุจِุงْูุญَِّู ۚ َูุฐَุจَุญَُููุง َูู َุง َูุงุฏُูุง َْููุนََُููู
Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya.” Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman, bahwa (sapi) itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandang(nya).”
Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu. (Karena) sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki, niscaya kami mendapat petunjuk.”
Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman, (sapi) itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak (pula) untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang.” Mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan (hal) yang sebenarnya.” Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan (perintah) itu.
(QS. Al-Baqarah: 69-71)
Hari ini, tidak sedikit orang yang mengaku muslim "mempertanyakan" Islam bukan untuk mencari ilmu, atau memperbagus kualitas diri, tapi bertanya untuk memperberat diri dan memunculkan kegaduhan, yang dengannya menganulir ketetapan-ketetapan agama.
Kenapa warisan lebih banyak kaum laki-laki?
Kenapa Islam membolehkan poligami?
Kenapa ada jihad dalam Islam?
Kenapa memperebutkan Al Aqsha?
Dan seterusnya.
▪Tidak Semua Pertanyaan Itu Tercela
Bertanya tentunya ada yang baik dan bagus. Bahkan itu menjadi salah satu kunci terbukanya ilmu. Dalam Al Qur'an sendiri diceritakan banyak pertanyaan dari manusia tentang hal-hal baik dan bermanfaat, seperti:
~ Yas'alunaka 'anil anfaal (mereka bertanya kepadamu tentang harta rampasan perang)
~ Yas'alunaka 'anir ruuh (mereka bertanya kepadamu tentang ruh)
~ Yas'alunaka 'anil mahidh (mereka bertanya kepadamu tentang haid)
~ Yas'alunaka 'anil ahillah (mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit)
~ Yas'alunaka 'anis saa'ah (mereka bertanya kepadamu tentang kiamat)
~ dan lain-lain.
Oleh karena itu, Syaikh Ismail Al Anshari Rahimahullah mengatakan:
ููุฏ ูุณู ุงูุนูู ุงุก ุงูุณุคุงู ุฅูู ูุณู ูู : ุฃุญุฏูู ุง_ ู ุง ูุงู ุนูู ูุฌู ุงูุชุนููู ูู ุง ูุญุชุงุฌ ุฅููู ู ู ุฃู ุฑ ุงูุฏูู ، ููุฐุง ู ุฃู ูุฑ ุจู ููููู ุชุนุงูู : ( ูุงุณุฃููุง ุฃูู ุงูุฐูุฑ ุฅู ููุชู ูุง ุชุนูู ูู ) ูุนูู ูุฐุง ุงูููุน ุชุชูุฒู ุฃุณุฆูุฉ ุงูุตุญุงุจุฉ ุนู ุงูุฃููุงู ูุงูููุงูุฉ ูุบูุฑูู ุง . ูุงูุซุงูู _ ู ุง ูุงู ุนูู ูุฌู ุงูุชุนูุช ูุงูุชููู ููุฐุง ูู ุงูู ููู ุนูู .
▪Para Ulama Telah Membagi Pertanyaan Menjadi Dua Jenis.
√ Pertama, pertanyaan untuk mengetahui hal yang dibutuhkan berupa urusan agama. Ini justru diperintahkan karena Allah Ta’ala berfirman: (Bertanyalah kepada ahludz dzikr jika kalian tidak mengetahui), dan pada jenis inilah turunnya pertanyaan para sahabat tentang Al Anfal (rampasan perang), Kalaalah, dan selain keduanya.
√ Kedua, pertanyaan dengan kepentingan untuk menyakiti dan memberatkan, dan inilah yang dilarang.”
(At Tuhfah Ar Rabbaniyah, Syarah Hadits Arbain No. 9)
Allah ๏ทป menegaskan larangan bertanya yang menyulitkan diri sendiri:
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ูุง ุชَุณْุฃَُููุง ุนَْู ุฃَุดَْูุงุกَ ุฅِْู ุชُุจْุฏَ َُููู ْ ุชَุณُุคُْูู ْ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu.” (QS. Al Maidah: 101)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan:
ูุฅู ุชุณุฃููุง ุนู ุชูุตูููุง ุจุนุฏ ูุฒูููุง ุชุจูู ููู ، ููุง ุชุณุฃููุง ุนู ุงูุดูุก ูุจู ูููู؛ ููุนูู ุฃู ูุญุฑู ู ู ุฃุฌู ุชูู ุงูู ุณุฃูุฉ. ูููุฐุง ุฌุงุก ูู ุงูุตุญูุญ: "ุฅู ุฃุนุธู ุงูู ุณูู ูู ุฌُุฑْู ًุง ู ู ุณุฃู ุนู ุดูุก ูู ูุญุฑู ، ูุญุฑู ู ู ุฃุฌู ู ุณุฃูุชู"
“Dan jika kalian tanyakan penjelasannya setelah turunnya perintah niscaya akan dijelaskan kepada kalian, dan janganlah kalian menanyakan tentang sesuatu sebelum terjadinya, karena barangkali hal itu menjadi haram lantaran adanya pertanyaan itu. Oleh karena itu terdapat keterangan dalam hadits shahih: “Sesungguhnya orang muslim yang paling besar kejahatannya adalah orang yang menanyakan sesuatu yang tidak haram, lalu menjadi haram gara-gara pertanyaannya.”
(Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 1/380)
Imam Hasan Al Banna Rahimahullah menjelaskan:
ููู ู ุณุฃูุฉ ูุง ููุจูู ุนูููุง ุนู ู ูุงูุฎูุถ ูููุง ู ู ุงูุชููู ุงูุฐู ููููุง ุนูู ุดุฑุนุง , ูู ู ุฐูู ูุซุฑุฉ ุงูุชูุฑูุนุงุช ููุฃุญูุงู ุงูุชู ูู ุชูุน , ูุงูุฎูุถ ูู ู ุนุงูู ุงูุขูุงุช ุงููุฑุขููุฉ ุงููุฑูู ุฉ ุงูุชู ูู ูุตู ุฅูููุง ุงูุนูู ุจุนุฏ ، ูุงูููุงู ูู ุงูู ูุงุถูุฉ ุจูู ุงูุฃุตุญุงุจ ุฑุถูุงู ุงููู ุนูููู ูู ุง ุดุฌุฑ ุจูููู ู ู ุฎูุงู , ูููู ู ููู ูุถู ุตุญุจุชู ูุฌุฒุงุก ููุชู ููู ุงูุชุฃูู ู ูุฏูุญุฉ .
Setiap persoalan yang amal tidak dibangun di atasnya -sehingga menimbulkan perbincangan yang tidak perlu- adalah kegiatan yang dilarang secara syar’i. Misalnya memperbincangkan berbagai hukum tentang masalah yang tidak benar-benar terjadi, atau memperbincangkan makna ayat-ayat Al-Quran yang kandungan maknanya tidak dipahami oleh akal pikiran, atau memperbincangkan perihal perbandingan keutamaan dan perselisihan yang terjadi di antara para sahabat (padahal masing-masing dari mereka memiliki keutamaannya sebagai sahabat Nabi dan pahala niatnya) Dengan tawil (menafsiri baik perilaku para sahabat) kita terlepas dari persoalan.
(Ushul Isyrin No. 9)
๐น3. Berselisih Dengan Ajaran Para Nabi 'alaihimussalam
Yaitu meninggalkan ajaran nabi dan mengambil ajaran lain selain ajaran para nabi, dalam konteks zaman kita tentu menyelisihi ajaran Nabi Muhammad ๏ทบ. Jika meninggalkan, menyelisihi, sudah cukup menjadi sebab kehancuran sebuah umat, maka apalagi memerangi ajaran para Nabi 'Alaihimussalam, seperti mendeskreditkan Islam, phobia kepada hal-hal beraroma Islam, dan memusuhi para ulama yang tulus serta para pejuangnya.
Kita lihat lagi keterangan hadits dalam poin ke dua di atas:
َูุงَู ุฃَุจُู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ُูุญَุฏِّุซُ
ุฃََُّูู ุณَู ِุนَ ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َُُูููู ู َุง ََْูููุชُُูู ْ ุนَُْูู َูุงุฌْุชَِูุจُُูู َูู َุง ุฃَู َุฑْุชُُูู ْ ุจِِู َูุงْูุนَُููุง ู ُِْูู ู َุง ุงุณْุชَุทَุนْุชُู ْ َูุฅَِّูู َุง ุฃَََْููู ุงَّูุฐَِูู ู ِْู َูุจُِْููู ْ َูุซْุฑَุฉُ ู َุณَุงุฆِِِููู ْ َูุงุฎْุชَِูุงُُููู ْ ุนََูู ุฃَْูุจَِูุงุฆِِูู ْ
Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah ๏ทบ bersabda: "Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak bertanya, dan sering BERSELISIH DENGAN PARA NABI mereka."
(HR. Muslim no. 1337)
Imam Ibnu 'Allan Rahimahullah mengatakan:
ุงุณุชููุฏ ู ูู ุชุญุฑูู ุงูุงุฎุชูุงู ููุซุฑุฉ ุงูู ุณุงุฆู ู ู ุบูุฑ ุถุฑูุฑุฉ، ูุฃูู ุชูุนุฏ ุนููู ุจุงูููุงู، ูุงููุนูุฏ ุนู ุงูุดูุก ุฏููู ุชุญุฑูู ู ุจู ูููู ูุจูุฑุฉ، ููุฌูู ูู ุงูุงุฎุชูุงู ุฃูู ุณุจุจ ุชูุฑู ุงููููุจ ูููู ุงูุฏูู، ูุฐูู ุญุฑุงู ูุณุจุจู ุงูู ุคุฏู ุฅููู ุญุฑุงู
Faedah dari hadits ini adalah menunjukkan haramnya berselisih (dengan para nabi) dan banyak bertanya tanpa keperluan mendesak, karena hal itu dijanjikan dengan datangnya kebinasaan. Ancaman keras terhadap sesuatu menunjukkan haramnya hal tersebut bahkan dosa besar. Karena, berselisih itu menjadi sebab pecahnya hati dan lemahnya agama, dan hal itu haram. Maka apa pun yang menjadi sebab kepadanya dia haram juga.
(Dalilul Faalihin, 2/415)
Kemudian, apa yang tertera dalam hadits ini sejalan dengan firman Allah Ta'ala:
ََْูููุญْุฐَุฑِ ุงَّูุฐَِูู ُูุฎَุงَُِูููู ุนَْู ุฃَู ْุฑِِู ุฃَْู ุชُุตِูุจَُูู ْ ِูุชَْูุฉٌ ุฃَْู ُูุตِูุจَُูู ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุฃَِููู ٌ
"... maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat fitnah atau ditimpa azab yang pedih.
(QS. An-Nur: 63)
Syahidul Islam, Syaikh Sayyid Quthb Rahimahullah mengatakan:
{ูููุญุฐุฑ ุงูุฐูู ูุฎุงูููู ุนู ุฃู ุฑู ุฃู ุชุตูุจูู ูุชูุฉ} ุฃู ุจูุงุก {ุฃู ูุตูุจูู ุนุฐุงุจ ุฃููู } ูู ุงูุขุฎุฑุฉ ูุงู ุฃุจู ุญูุงู ูุธุงูุฑ ุงูุฃู ุฑ ุงููุฌูุจ ููุฐุง ุฌุนู ูู ู ุฎุงููุชู ุฅุตุงุจุฉ ุงููุชูุฉ ุฃู ุงูุนุฐุงุจ ุงูุฃููู
(maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan) yaitu BALA- bencana (atau ditimpa azab yang pedih) yaitu di akhirat. Abu Hayyan berkata, secara zahir perintah menunjukkan kewajiban oleh karena itu menyelisihi Rasulullah ๏ทบ menjadi sebab datangnya musibah bencana dan azab yang pedih.
(Fi Zhilalil Quran, 5/402)
Berlalu sudah dalam sejarah manusia.., kaumnya Nabi Nuh, Nabi Luth, kaum 'Aad, Tsamud, dan lainnya, yang menyelisihi ajaran para nabi mereka, lalu Allah Ta'ala binasakan mereka.
Kejayaan mereka hilang sekejap, dan saat ini kita bisa melihat kebenaran peristiwa kehancuran mereka melalui fosil-fosil mereka baik gedung, tiang, dan mayit mereka yang membatu.
Wallahu a'lam
๐ธ๐ธ๐ธ๐๐๐๐ธ๐ธ๐ธ
๐TaNYa JaWaB๐
0⃣1⃣ Kiki ~ Tanjungpinang
Mengingat hukum di negeri kita sekarang sepertinya pun sudah tebang pilih ustadz, tumpul ke atas dan tajam ke bawah, bagaimana kita menyikapi hal tersebut ya ustadz?
๐ธJawab:
Kita terapkan dalam lingkungan terdekat dulu yaitu keluarga. Biasakan adil dan proporsional dalam menerapkan hukuman; misal kepada diri sendiri dan anak. Jangan pilih kasih, semua sama dan sesuaikan dengan bobot kesalahannya.
Wallahu a'lam
0⃣2⃣ Haning ~ Depok
Jika diterapkan dalam masa sekarang, kejadian-kejadian yang berlangsung saat ini atau dalam kehidupan sehari-hari banyak bertanya seperti apakah yang dimaksud dari poin 2?
๐ธJawab:
Yaitu Pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting, tidak produktif, atau pertanyaan untuk memunculkan fitnah terhadap agama.
Misal mempertanyakan kenapa Islam harus turun di Arab, kenapa nabi itu laki-laki, apakah Allah bisa menciptakan sesuatu yang tidak bisa Dia ciptakan... dan pertanyaan-pertanyaan aneh lainnya.
Wallahu a'lam
HIJRAH CINTA (Ketika Mengenal Cinta)
OLeH: Ummi Yulianti
๐M a T e R i๐
๐ทHIJRAH CINTA (Ketika Mengenal Cinta)
๐ธCINTA MENURUT ISLAM: DEFINISI, DALIL DAN BENTUKNYA.
Siapa yang tidak mengenal kata cinta? Cinta telah hadir sejak zaman nabi Adam diciptakan, dan kemudian diciptakanlah Hawa sebagai pasangan hidupnya. Cinta juga merupakan fitrah alami manusia dan tanpa keberadaan cinta, orang menyebutnya sebagai perasaan hampa. Cinta juga banyak memberikan inspirasi dan pengorbanan akan tetapi cinta jugalah yang kadang membawa kesengsaraan bagi mereka yang merasakannya. Dalam kehidupan manusia cinta muncul dalam berbagai hal termasuk cinta kepada istri, anak, harta dan tahta dan sebagainya. Islam sebagai agama dan membawa rahmat Alloh ๏ทป juga mengenal dan menghargai adanya cinta. Untuk mengetahui bagaimana islam memandang cinta, maka simaklah uraian berikut ini.
๐ธDEFINISI CINTA
Ada beberapa pengertian tentang cinta yang disebutkan dalam berbagai sumber. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata cinta diartikan sebagai perasaan kasih dan sayang terhadap sesuatu atau orang lain. Secara istilah maka cinta dapat dimaknai sebagai suatu perasaan yang dialami manusia dan perasaan tersebut menimbulkan kasih sayang bagi yang merasakannya. Cinta dalam pandangan islam sendiri adalah limpahan kasih sayang Alloh ๏ทป kepada seluruh makhluknya sehingga Alloh ๏ทป menciptakan manusia dan isinya dengan segala kesempurnaan.
Adapun cinta yang sebenarnya atau cinta yang hakiki adalah hanya milik Alloh ๏ทป karena hanya Alloh ๏ทป lah yang Maha Sempurna dan Maha Pemilik cinta. Dalam pengertian lain, islam juga memandang cinta sebagai dasar persaudaraan antar manusia dan perasaan yang melandasi hubungannya dengan makhluk lain seperti pada hewan dan tumbuhan. Ibnu Hazm sendiri menyebutkan bahwa cinta adalah suatu naluri atau insting yang menggelayuti perasaan seseorang terhadap orang yang dicintainya.
๐ธDALIL CINTA DALAM AL QUR’AN
Cinta adalah salah satu pokok kehidupan dan dalam Al Qur’an kata cinta juga disebutkan dengan berbagai sinonim atau persamaan kata. Adapun ayat-ayat yang menyebutkan perihal cinta adalah sebagai berikut:
~ Surah Al Imran, ayat 14
ุฒَُِّูู َِّูููุงุณِ ุญُุจُّ ุงูุดَََّููุงุชِ ู َِู ุงِّููุณَุงุกِ َูุงْูุจََِููู َูุงََْูููุงุทِูุฑِ ุงْูู َُْููุทَุฑَุฉِ ู َِู ุงูุฐََّูุจِ َูุงِْููุถَّุฉِ َูุงْูุฎَِْูู ุงْูู ُุณََّูู َุฉِ َูุงْูุฃَْูุนَุงู ِ َูุงْูุญَุฑْุซِ ۗ ุฐََِٰูู ู َุชَุงุนُ ุงْูุญََูุงุฉِ ุงูุฏَُّْููุง ۖ َูุงَُّููู ุนِْูุฏَُู ุญُุณُْู ุงْูู َุขุจِ
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Alloh ๏ทป-lah tempat kembali yang baik (surga)."
~ Surah Al Imran, ayat 92
َْูู ุชََูุงُููุง ุงْูุจِุฑَّ ุญَุชَّٰู ุชُُِْููููุง ู ِู َّุง ุชُุญِุจَُّูู ۚ َูู َุง ุชُُِْููููุง ู ِْู ุดَْูุกٍ َูุฅَِّู ุงََّููู ุจِِู ุนَِููู ٌ
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Alloh ๏ทป mengetahuinya."
~ Surah Al Hujurat, ayat 7
َูุงุนَْูู ُูุง ุฃََّู ُِูููู ْ ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ۚ َْูู ُูุทِูุนُُูู ْ ِูู َูุซِูุฑٍ ู َِู ุงْูุฃَู ْุฑِ َูุนَِูุชُّู ْ َََِّٰูููู ุงََّููู ุญَุจَّุจَ ุฅَُِْูููู ُ ุงْูุฅِูู َุงَู َูุฒَََُّููู ِูู ُُูููุจُِูู ْ ََููุฑََّู ุฅَُِْูููู ُ ุงُْْูููุฑَ َูุงُْููุณَُูู َูุงْูุนِุตَْูุงَู ۚ ุฃَُٰููุฆَِู ُูู ُ ุงูุฑَّุงุดِุฏَُูู
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah ๏ทบ. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Alloh ๏ทป menjadikan kamu “CINTA” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
~ Surah Maryam, ayat 96
ุฅَِّู ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง َูุนَู ُِููุง ุงูุตَّุงِูุญَุงุชِ ุณََูุฌْุนَُู َُููู ُ ุงูุฑَّุญْู َُٰู ُูุฏًّุง
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Alloh ๏ทป Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang."
~ Surah Al Isra, ayat 24
َูุงุฎِْูุถْ َُููู َุง ุฌََูุงุญَ ุงูุฐُِّّู ู َِู ุงูุฑَّุญْู َุฉِ َُْููู ุฑَุจِّ ุงุฑْุญَู ُْูู َุง َูู َุง ุฑَุจََّูุงِูู ุตَุบِูุฑًุง
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
~ Surah Ar Rum, ayat 21
َูู ِْู ุขَูุงุชِِู ุฃَْู ุฎَََูู َُููู ْ ู ِْู ุฃَُْููุณُِูู ْ ุฃَุฒَْูุงุฌًุง ِูุชَุณُُْูููุง ุฅََِْูููุง َูุฌَุนََู ุจََُْูููู ْ ู ََูุฏَّุฉً َูุฑَุญْู َุฉً ۚ ุฅَِّู ِูู ุฐََِٰูู َูุขَูุงุชٍ َِْูููู ٍ َูุชَََّููุฑَُูู
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."
~ Surah Al Maidah, ayat 54
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ู َْู َูุฑْุชَุฏَّ ู ُِْููู ْ ุนَْู ุฏِِِููู َูุณََْูู َูุฃْุชِู ุงَُّููู ุจَِْููู ٍ ُูุญِุจُُّูู ْ َُููุญِุจَُُّููู ุฃَุฐَِّูุฉٍ ุนََูู ุงْูู ُุคْู َِِููู ุฃَุนِุฒَّุฉٍ ุนََูู ุงَْููุงِูุฑَِูู ُูุฌَุงِูุฏَُูู ِูู ุณَุจِِูู ุงَِّููู ََููุง َูุฎَุงَُููู َْููู َุฉَ َูุงุฆِู ٍ ۚ ุฐََِٰูู َูุถُْู ุงَِّููู ُูุคْุชِِูู ู َْู َูุดَุงุกُ ۚ َูุงَُّููู َูุงุณِุนٌ ุนَِููู ٌ
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Alloh ๏ทป akan mendatangkan suatu kaum yang Alloh ๏ทป mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Alloh ๏ทป, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Alloh ๏ทป, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Alloh ๏ทป Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui."
๐ธCINTA MENURUT PENDAPAT PARA ULAMA
Cinta dalam islam sendiri adalah sesuatu yang sudci dan hal ini disebutkan dalam beberapa pendapat ulama berikut ini:
√ Menurut Ibn Katsir
Ibn Katsir Rahimahullah menjelaskan maksud bahwa "Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang sangat mencintai Alloh ๏ทป”, dan karena kecintaannya itu maka seseorang atau orang-orang beriman akan berusaha untuk menyempurnakan pengetahuannya tentang islam dan senantiasa mematuhi dan menjauhi larangannya serta senantiasa bertawakal dan menyerahkan segala sesuatu kepada Alloh ๏ทป."
√ Menurut Ibn Taimiyyah
Menurut perkataan Ibn Taimiyyah yaitu “Sesungguhnya orang-orang beriman yakni mereka mereka mencintai Alloh ๏ทป lebih kecintaan orang-orang musyrik terhadap tuhan-tuhannya dan hal tersebut adalah karena orang-orang musyrik melakukan kesyirikan dalam cinta atau mahabbah, sedangkan orang-orang beriman akan senantiasa mencintai dan rasa cinta mereka pada Alloh ๏ทป adalah tulus tanpa mengharapkan suatu apapun selain rahmat dan ridhanya."
√ Menurut Ibn Qayyim al jauziyyah.
Sedangkan menurut Ibn Qayyim al-Jauziyyah, ada empat bentuk atau empat macam cinta kepada Alloh ๏ทป, mencintai semua hal yang dicintai oleh Alloh ๏ทป, mencintai sesuatu atau orang lain karena Alloh ๏ทป dan mensejajarkan cinta sebagaimana kecintaannya kepada Alloh ๏ทป.
๐ธBENTUK-BENTUK CINTA.
Cinta memang suatu perasaan yang tidak mungkin manusia untuk tidak merasakannya. Ada berbagai bentuk cinta dalam kehidupan manusia dan setiap bentuk cinta tersebut memiliki perbedaan meskipun pada dasarnya semua bentuk cinta adalah sama. Berikut ini adalah bentuk-bentuk CINTA menurut pandangan islam dan para ulama.
๐ธCinta Kepada Alloh ๏ทป.
Cinta yang paling tinggi dalam kehidupan manusia terutama umat islam adalah cinta kepada Alloh ๏ทป sang pencipta segala isi bumi dan semesta dan yang maha memiliki cinta. Umat muslim yang mencintai Alloh ๏ทป akan merasa bahwa sebagai hamba-Nya kita tidak dapat hidup tanpa adanya kasih sayang dan cinta dari Alloh ๏ทป. Maka dari itu, mencintai Alloh ๏ทป adalah mutlak bagi setiap umat muslim.
Orang yang mencintai tentunya akan melakukan segala sesuatu untuk yang dicintainya, termasuk jika seorang mukmin mencintai Alloh ๏ทป. Ia akan selalu berusaha untuk mengikuti segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Alloh ๏ทป dalam surat Al Baqarah ayat 165 berikut:
َูู َِู ุงَّููุงุณِ ู َْู َูุชَّุฎِุฐُ ู ِْู ุฏُِูู ุงَِّููู ุฃَْูุฏَุงุฏًุง ُูุญِุจَُُّูููู ْ َูุญُุจِّ ุงَِّููู ۖ َูุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุฃَุดَุฏُّ ุญُุจًّุง َِِّููู ۗ ََْููู َูุฑَู ุงَّูุฐَِูู ุธََูู ُูุง ุฅِุฐْ َูุฑََْูู ุงْูุนَุฐَุงุจَ ุฃََّู ุงَُّْูููุฉَ َِِّููู ุฌَู ِูุนًุง َูุฃََّู ุงََّููู ุดَุฏِูุฏُ ุงْูุนَุฐَุงุจِ
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman mereka sangat mencintai Allah.” (QS. al-Baqarah: 165)
Dan jika seseorang tidak lagi memiliki rasa cinta pada Alloh ๏ทป apalagi ajarannya maka tertutuplah hatinya.
ُْูู ุฅِْู ُْููุชُู ْ ุชُุญِุจَُّูู ุงََّููู َูุงุชَّุจِุนُِููู ُูุญْุจِุจُْูู ُ ุงَُّููู ََููุบِْูุฑْ َُููู ْ ุฐُُููุจَُูู ْ ۗ َูุงَُّููู ุบَُููุฑٌ ุฑَุญِูู ٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. ali-Imran: 31)
๐ธCinta Terhadap Alam Sekitar
Setelah mencintai Alloh ๏ทป yang merupakan pencipta dari seluruh isi alam semesta maka seorang hamba yang memiliki rasa cinta pada Alloh ๏ทป juga akan mencintai segala yang diciptakannya dan berusaha menjaganya.
Sebagaimana kita tahu bahwa Alloh ๏ทป memerintahkan umatnya untuk senantiasa menhaga lingkungan sekitar dari kerusakan karena sesungguhnya Alloh ๏ทป menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi yang akan melindungi alam dan memanfaatkannya dengan baik.
Rasa cinta pada alam sekitar dapat diwujudkan dengan menjaga kebersihan lingkungan, menyayangi tumbuhan serta menyayangi hewan. Perbuatan manusia menyakiti hewan atau tumbuhan serta merusak alam adalah hal yang dibenci Alloh ๏ทป dan bukan merupakan rasa cinta yang ada dan ditanam dalam hati manusia.
๐ธCinta Terhadap Sesama Manusia
Cinta adalah fitrah dan mencintai sesama manusia juga merupakan suatu fitrah yang diberikan Alloh ๏ทป. Dalam ajaran atau syaruat Islam, cinta kepada manusia adalah seharusnya merupakan perwijudan dari cinta kepada Alloh ๏ทป. Dapat dikatakan jika seseorang mencintai Alloh ๏ทป maka ia pun akan mencintai manusia lainnya dan hal inilah yang mendorong manusia untuk berbuat baik kepada sesamanya atau yang dikenal dengan akhlak. Alloh ๏ทป juga menyebutkan dalam Al Qur’an bahwa Alloh ๏ทป menciptakan manusia agar dapat saling mengenal dan mengasihi. Sebagaimana Alloh ๏ทป berfirman dalam ayat berikut ini:
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّููุงุณُ ุฅَِّูุง ุฎَََْูููุงُูู ْ ู ِْู ุฐََูุฑٍ َูุฃُْูุซَٰู َูุฌَุนََْููุงُูู ْ ุดُุนُูุจًุง ََููุจَุงุฆَِู ِูุชَุนَุงุฑَُููุง ۚ ุฅَِّู ุฃَْูุฑَู َُูู ْ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุฃَุชَْูุงُูู ْ ۚ ุฅَِّู ุงََّููู ุนَِููู ٌ ุฎَุจِูุฑٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat:13).
๐ธKesalahan Tentang Cinta
Jadi pada dasarnya islam memandang rasa cinta sesama manusia adalah suatu fitrah dan wajar terjadi dan cinta tersebut dapat diwujudkan dengan saling tolong menolong dan menjalin suilaturahim. Adapun islam tidak membolehkan umatnya untuk menyalahgunakan cinta untuk hal-hal yang dilarang dalam agama misalnya fenomena pacaran sebelum nikah yang sudah menjadi budaya masyarakat saat ini.
Cinta yang semestinya dapat muncul apabila seseorang menikah dan berumah tangga atas dasar cinta kepada Alloh ๏ทป. Sedangkan cinta yang terkadang juga diselimuti nafsu justru dapat memberikan akibat yang tidak baik dan menjerumuskan pelakunya dalam perbuatan zina.
Agar dapat menghindari hal tersebut maka sebaiknya seorang senantiasa mencintai Alloh ๏ทป diatas cinta lainnya karena cinta inilah yang akan membentenginya dari segala perbuatan maksiat.
Pada hakikatnya cinta adalah menyangkut kehidupan spiritual dan emosional seseorang dan cinta yang paling benar adanya adalah cinta kepada Alloh ๏ทป.
Cinta sendiri dapat menjadi energi yang menggerakkan kehidupan manusia jika dilakukan dengan cara yang benar.
Demikian Paparan kali ini
Yang benar datangnya dari ุงّููู
Mohon maaf jika ada salah salah kata dalam penulisan, itu murni kesalahan ana yang masih fakir dalam ilmu Agama.
ู ู ุงุฑุงุฏ ุงูุฏููุง ูุนููู ุจุงูุนูู ، ูู ู ุงุฑุงุฏุงูุงุฎุฑุฉ ูุนููู ุจุงูุนูู ูู ู ุงุฑุงุฏูู ุง ูุนููู ุจุงูุนูู
Barang siapa yang menginginkan dunia maka hal itu dapat dicapai dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan akhirat hal itu bisa didapat dengan ilmu, maka yang menginginkan keduanya dapat didapat dengan ilmu.
ุงูุนูู ุจูุงุนู ู ูุง ูุดุฌุฑ ุจูุง ุซู ุฑ
Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.
ุฌุฒุงูู ุงููู ุฎูุฑ ุฌุฒุงุก ุดูุฑุง ูุนููุง ู ููู ...
ูุง ุงุณุชุจููุง ุงูุฎูุฑุงุช...
ูุงูุณูุงู ุนูููู ูุฑุญู ุฉ ุงููู ู ุจุฑ ูุงุชู
๐ท๐ท๐ท๐๐๐๐ท๐ท๐ท
๐TaNYa JaWaB๐
0⃣1⃣ Santi ~ Bekasi
Assalamualaikum,
Cinta terhadap sesama manusia adalah ftrah yang diberikan Alloh ๏ทป dan kadar cinta kepada manusia. Kadang naik kadang turun, seperti halnya cinta kepada pasangan kita. Untuk menjaga agar kita tetap cinta pada pasangan bagaimana?
๐ทJawab:
Wa'alaikumsalam,
Senantiasa memupuk dan merawatnya. Diantaranya Saling memaafkan kekurangan pasangan, fokus pada kelebihannya, melanggengkan keromantisan ala pengantin baru. Sehingga rasa cinta terhadap pasangan tetap terjaga.
0⃣2⃣ Han ~ Gresik
Cinta itu memang anugerah. Tapi bagaimana umm bila mengenal cinta yang masih belum pada waktunya. Menyikapi dan mengimplementasikannya bagaimana biar tidak salah arah dan tujuan?
๐ทJawab:
Rasa tertarik terhadap lawan jenis suatu hal yang lumrah dan wajar. Bagaimana agar tidak sakit arah. Maka mencinta dalam diam adalah jalan keluarnya. Mencinta dalam diam kemudian melangitkannya dalam doa. Sehingga cinta tidak salah arah.
๐ทMencintai dalam diam ya umm. Berharap yang terbaik saja yang Alloh ๏ทป beri walaupun kadang tidak sesuai dengan apa yang kita ingin, rasa dan harapkan.
๐ทYang baik menurut kita belum tentu baik menurut Alloh ๏ทป.
Tapi yang baik menurut Alloh ๏ทป pasti baik untuk kita.
Ketika kita menjalaninya dan menerima dengan ikhlas takdir Alloh ๏ทป, kita akan merasakan kebaikan-Nya.
0⃣3⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum,
Sekarang kan banyak pasangan muda-mudi yang menjalin cinta yang salah atau disebut PACARAN bahkan manusia tidak mempunya pacaran bisa dibully dan balalla ustdzah. Nah, saya mau nanya kenapa Alloh ๏ทป menjodohkan orang-orang yang menjalin hubungan yang haram kenapa mereka bisa sampai menikah. Saya berfikir kalau memang itu salah kenapa mesti Alloh ๏ทป jodohkan pastinya banyakan yang mau menikah harus pacaran dululah nanti juga nikah pasti beranggapnya begitu, bahkan mereka-mereka sudah tidak peduli yang namanya keberkahan dalam pernikahan yang penting mereka bisa bersatu sama seseorang yang dicintainya?
Terimakasih ustadzah.
๐ทJawab:
Tidak selamanya yang berpacaran lanjut ke menikah lho mba, ada yang sudah bertahun-tahun tapi tidak lanjut ke pernikahan, meski tidak sedikit juga yang lanjut ke pernikahan. Kenapa kok akhirnya Alloh ๏ทป malah menjodohkan orang yang melakukan perbuatan haram.
Selalu ada hikmah dari setiap hal yang Alloh ๏ทป berikan.
Bisa jadi memang itu adalah jodohnya, hanya jalan menuju jodohnya salah.
Mungkin karena ketidak tahuannya atau tahu tapi mengabaikannya.
Alloh ๏ทป memberikan dua jalan, jalan kefasikan dan jalan kebenaran.
Tinggal manusianya, mau ikut jalan kefasikan atau kebenaran.
Wallahu a'lam
๐ทUstdzah kenapa ya ada orang yang ingin serius menjalin pernikahan tapi Alloh ๏ทป belum kasih atau belum datangkan laki-lakinya. Tapi kalau perempuan yang masih ingin bermain-main belum bisa serius tapi Alloh ๏ทป datangkan laki-laki yang baik dan mengajak dia serius tapi si perempuan tidak mau. Itu kenapa ustdzah?
Terimakasih
๐ทBisa jadi itu ujian untuk keduanya, untuk yang pertama berbaik sangkalah pada Alloh ๏ทป, Alloh ๏ทป akan mempertemukan dengan yang terbaik.
Untuk yang kedua mungkin perempuan tersebut bukan yang terbaik untuk laki-laki sholih yang mengajaknya serius.
Wallahu a'lam
0⃣4⃣ Mila ~ Bogor
Assalamualaikum,
Ustadzah menghilangkan hati yang resah bagaimana ustazah kadang saya suka linglung kadang juga suka nangis sendiri tanpa sebab, saya juga bingung ustazah seperti ada yang menganjal di hati saya!
๐ทJawab:
Wa'alaikumsalam,
✔SABAR
Meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya.
Allah Ta’ala berfirman:
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุณْุชَุนُِูููุง ุจِุงูุตَّุจْุฑِ َูุงูุตََّูุงุฉِ ۚ ุฅَِّู ุงََّููู ู َุนَ ุงูุตَّุงุจِุฑَِูู
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).
✔ADUKANLAH SEMUA ITU KEPADA ALLOH๏ทป
Alloh ๏ทป sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:
ุฅَِّูุงَู َูุนْุจُุฏُ َูุฅَِّูุงَู َูุณْุชَุนُِูู
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al Fatihah: 5).
✔POSITIVE THINKING
Positive thinking sangatlah membantu kita untuk mengatasi rasa galau yang sedang kita rasa. Karena dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada dalam diri kita menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala yang maslah yang dihadapi. Alloh ๏ทป dalam ayat berikut;
َูุฅَِّู ู َุนَ ุงْูุนُุณْุฑِ ُูุณْุฑًุง
ุฅَِّู ู َุนَ ุงْูุนُุณْุฑِ ُูุณْุฑًุง
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6).
Ini janji Alloh ๏ทป di dalam Al-Qur’an. Akan selallu ada kemudahan di setiap kesulitan. Masih ragu juga sama janji Alloh ๏ทป???
✔DZIKRULLAH (Mengingat Alloh ๏ทป)
Karena dengan mengingat Alloh ๏ทป segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketentraman-ketentraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.
✔SHOLAT
Sholat yang merupakan ibadah paling utama bagi umat muslim juga merupakan salah satu sarana penangkal dan penawar berbagai macam penyakit hati yang bersarang di dalam dada manusia.
Alloh ๏ทป berfirman :
ุงَُّููู َูุฒََّู ุฃَุญْุณََู ุงْูุญَุฏِูุซِ ِูุชَุงุจًุง ู ُّุชَุดَุงุจًِูุง ู َّุซَุงَِูู ุชَْูุดَุนِุฑُّ ู ُِْูู ุฌُُููุฏُ ุงَّูุฐَِูู َูุฎْุดََْูู ุฑَุจَُّูู ْ ุซُู َّ ุชَُِููู ุฌُُููุฏُُูู ْ َُُููููุจُُูู ْ ุฅَِٰูู ุฐِْูุฑِ ุงَِّููู ۚ ุฐََِٰูู ُูุฏَู ุงَِّููู َْููุฏِู ุจِِู ู َู َูุดَุงุกُ ۚ َูู َู ُูุถِِْูู ุงَُّููู َูู َุง َُูู ู ِْู َูุงุฏٍ
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS. Az Zumar : 23)
ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง َูุชَุทْู َุฆُِّู ُُูููุจُُูู ุจِุฐِْูุฑِ ุงَِّููู ۗ ุฃََูุง ุจِุฐِْูุฑِ ุงَِّููู ุชَุทْู َุฆُِّู ุงُُْููููุจُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28).
Wallahu'alam
๐ท๐ท๐ท๐๐๐๐ท๐ท๐ท
๐CLoSSiNG STaTeMeNT๐
Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Alloh ๏ทป timpahkan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan supaya kamu mengetahui bahwa Alloh ๏ทป sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Alloh ๏ทป menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya. (Imam Syafi'i)
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(Karena) KELEMBUTANNYA
OLeH; Ustadz Syahrawi Munthe
๐M a T e R i๐
Assalamu'alaykum wr.wb.
Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tercurah pada baginda Nabi.
InsyaAllah tema kajian kita sore ini adalah, "(Karena) Kelembutannya."
Kelembutan adalah 'air' yang membuat lekukan pada batu. Kelembutan dapat 'meruntuhkan' keegoan dan kesombongan diri. Juga bisa membuka pintu langit lewat doa. Dalam kelembutan ada rasa kasih sayang untuk tidak dendam pada sesama, juga ada harapan agar dakwah (seruan) kepada orang lain berterima adanya, hingga ia mengakui Allah sebagai Robbnya. Maka kelembutan jiwa, suara dan sikap adalah cerminan akhlak orang-orang terdahulu.
Allah mengalamatkan hati yang lembut kepada Nabi Ibrahim as. Diberi gelar si pemilik hati yang lembut dan penyantun karena Nabi Ibrahim tidak rela ayahnya, Azar, selamanya jadi penyembah berhala hingga akhir hayatnya. Maka ia memohonkan ampun bagi ayahnya.
ุฅَِّู ุฅِุจْุฑَุงِููู َ َูุฃََّูุงٌู ุญَู
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun."
(QS. 9 : 114)
Ibnu Jarir dalam tafsir Ibnu Katsiir, menceritakan bahwa ketika Nabi SAW. sedang duduk, seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah makna al-awwah?' Rasulullah SAW. menjawab bahwa al-awwah artinya orang yang sangat lembut hatinya.
Tapi ketika Nabi Ibrahim sadar dan telah jelas baginya bahwa ayahnya adalah musuh Allah, maka kemudian ia berlepas diri darinya. Karena memang di ayat sebelumnya (lihat QS. 9 : 113), Allah melarang untuk memohonkan ampun bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu kerabatnya.
Rasulullah juga berjiwa sangat lembut. Saat beliau dakwah ke thaif, penduduk thaif melemparinya dengan batu. Rasulullah dicemooh dan dihina. Melihat keadaan demikian, malaikat Jibril menawarkan kepada Rasulullah agar malaikat penjaga gunung (yang siap diperintah) untuk menimpakan gunung kepada penduduk thaif.
Tapi tidak ada dendam di hati Rasulullah. Kelembutan telah menyelimuti jiwanya. Rasulullah menjawab Malaikat Jibril :
“(Tidak) namun aku berharap supaya Allah Azza wa Jalla melahirkan dari anak keturunan mereka orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun jua.” (HR Bukhรขri dan Muslim)
Nabi Zakaria yang sudah lemah dan tua, berdoa kepada Allah dengan suara yang lembut. Ia melirihkan suaranya memohon keturunan kepada Allah.
ุฅِุฐْ َูุงุฏَٰู ุฑَุจَُّู ِูุฏَุงุกً ุฎًَِّููุง
"...yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut." (QS. 19 : 3)
Dikisahkan dalam tafsir Ibnu Katsiir bahwa Nabi Zakaria bangun di tengah malam, sedangkan semua muridnya telah tidur; lalu dia berbisik kepada Tuhannya seraya berdoa dengan suara yang lembut. Maka Tuhannya berfirman kepadanya, "Kupenuhi seruanmu, Kupenuhi seruanmu, Kupenuhi seruanmu."
Doa yang dilantunkan Nabi Zakaria kepada Allah di tengah malam itu karena kekhawatirannya akan tidak ada kelak pewarisnya, sedang istrinya juga seorang yang mandul. Munajatnya kepada Allah :
"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (QS. 19 : 4-6)
Kesabaran dalam berdoa dan tidak kenal lelah, yang dilantunkan dengan lirih dan lembut kepada Allah, maka sesuatu yang tidak mungkin, Allah ubah jadi keajaiban. Nabi Zakaria dikaruniai seorang anak yaitu Yahya, yang kelak juga jadi Nabi. Subhanallah.
Dakwah Nabi Musa kepada Fir'aun, Allah perintahkan agar lembut menyampaikannya. Hal ini dilakukan supaya terbuka hatinya dan takut kepada Allah. Terlepas dari hasilnya, bahwa Fir'aun tenggelam dalam kekafiran dan kesombongannya.
ุงุฐَْูุจَุง ุฅَِูู ِูุฑْุนََْูู ุฅَُِّูู ุทَุบَู (43) َُููููุง َُูู َْูููุง ًَِّูููุง َูุนََُّูู َูุชَุฐََّูุฑُ ุฃَْู َูุฎْุดَู (44)
"Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. 20 : 43 : 44)
Demikianlah, jika Allah Maha lembut pada hambaNya, maka hal yang sama seharusnya terjadi dalam hubungan sesama manusia.
ุงَُّููู َูุทٌِูู ุจِุนِุจَุงุฏِِู َูุฑْุฒُُู ู َْู َูุดَุงุกُ ۖ ََُููู ุงَُِّْูููู ุงْูุนَุฒِูุฒُ
"Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. 42 : 19)
Maka hadirnya kelembutan dalam muamalah ( interaksi sesama manusia), dengan alam, dengan Allah, akan jadi anugerah terindah dalam kehidupan. Kehidupan akan semakin syahdu dan tentram tatkala kelembutan jadi penopangnya. Semoga saja.
Amin.
๐ท๐ท๐ท๐๐๐๐ท๐ท๐ท
๐TaNYa JaWaB๐
0⃣1⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamu'alaikum,
1. Bagaimana agar hati menjadi lembut, tidak ego dan mudah menerima masukan dari siapapun?
2. Apakah lembut hati identik dengan suara yang lembut?
๐ทJawab:
Wa'alaikumsalam wr.wb.
1. Biasakan banyak mendengar, dan menerima orang lain apa adanya. Karena setiap kita unik, punya kelebihan dan kekurangan. Jadi ketika ada hikmah yang terucap dari siapapun, maka terima saja. InsyaAllah akan membuat hati lembut dan lapang.
2. Hati yang lembut, tergambar dari aksi tubuh. Cara dia bersikap, berbicara dan menerima orang lain. Tapi tidak menjamin juga bahasa lembut, hatinya lembut. Tapi orang yang hatinya lembut, insyaAllah dia biasanya berbicara dengan lembut kepada sesama orang yang berima. Dia tidak akan memalingkan wajahnya saat bertemu dengan sesama muslim.
Wallahu'alam.
๐ Terkadang muncul 'kesombongan' ketika yang memberi masukan adalah orang yang banyak kekurangan. Rasanya bagaimana gitu. Nah cara menghilangkan ini bagaimana ustadz?
๐ทAda kalanya memang demikian, tapi kan jangankan sesama muslim. Hikmah yang ada di mulut kafirpun, boleh diambil. Artinya jikapun ia punya kekurangan, maka abaikan saja orangnya, ambil ucapannya yang baik. Jika pun sulit cukup di dengar.
0⃣2⃣ Alya ~ Ponorogo
Asalamualaikum ustadz,
Ada bebera orang yang berpendapat ngapain pakai syar'i, kita sudah ada anak, sudah tua, sudah gemuk tidak akan ada yang melirik dan tergoda bagaimana ya ustdzah cara menyikapinya mohon pencerahanya. Terima kasih.
๐ทJawab:
Wa'alaikumsalam wr.wb.
Kalau syariat, sampai meninggal tetap harus dilaksanakan, walaupun ada keringanan.
๐ Yurhanizah :
Mohon maaf ustadz maksudnya ada keringanan bagaimana ustadz?
๐ทMisal dalam bersalaman dengan non muhrim, jika sudah tua, dan tidak ada lagi keinginan seksual, maka sebagian ulama membolehkan. Atau pakaiannya, dan jilbabnya, tidak harus yang lebar sekali. Malah nanti merepotkan dianya.
0⃣3⃣ Erna ~ Batam
Saya terkadang masih suka susah ustadz buat menjaga tidak bersalaman sama yang bukan mahram, kira-kira bagaimana tips untuk memulai supaya bisa menjaga ya ustadz?
๐ทJawab:
Emang nanti anggapannya agak aneh, tapi ya itu risiko. Karena memang nanti jadi beda sendiri.
Ya dicari cara saja, misal pakai kaos tangan tipis, beli kaos tangan yang lembutan bu. Biar salaman nyaman juga. Bisa juga gunakan jilbab yang panjang dan bersalaman dibalut jilbab.
0⃣4⃣ Fitri ~ Banten
Bagimana caranya menghilangkan sifat keras kepala dan tidak mau menerima pendapat orang lain termasuk kelurga sendiri? Apa itu termasuk dia tidak mempunyai sifat lembut? Bagimana caranya menghadapi orang seperti itu, apalagi kalau bicara suka ngegas?
๐ทJawab:
Ya begitulah, tensi masing-masing beda. Ibarat mesin, ada yang 2 tak, 4 tak, otomatis, dan sebagainya. Adapula yang cepat spanning. Kadar ini biasanya sesuai dengan tingkat keimanan masing-masing. Maka, orang yang hatinya keras, lalu keras kepala, bisa jadi ia malas ibadah dan banyak maksyiat. Sebab fitrahnya, orang yang suka ibadah, tidak akan sulit menerima masukan dari orang lain.
Wallahu'alam.
๐ Ustadz saya sendiri mempunyai sifat yang tidak bisa berbaur sama orang yang tidak mau kenal sama orang apa lagi orang baru. Saya mempunyai sifat intovert (tertutup) lah jadi saya kalau sama orang baru, saya tidak bisa bersikap ramah dan lain-lain itu bagaimana sih ustadz kadang keluarga saya sendiri berkomentar sama sifat saya ini.
๐ทYah gimanalah, harus diubah. Cobalah berterima dengan keberadaan orang lain, karena mereka juga seperti kita yang ingin diterima keberadaannya.
Harus mau menerima kekurangan orang lain, ke lucuannya, kebegoannya, kepintarannya, keshalihannya atau kefasikannya, karena semua kita tidak ada yang sama. Jadi berbagilah dengan orang lain di dunia ini, bukan hanya kita seorang.
0⃣5⃣ Riana ~ Bogor
Assalamu'alaikum,
Dulu pernah bareng bersama tetapi suatu ketika ada kata-kata yang menurut kita itu nyinggung perasaan dari situ kita menghindar pelan-pelan. Tetapi tetap silaturrahim tegur sapa, tetapi tidak seperti dulu lagi. Apa sikap begitu pertanda hati kita keras, terus bagaimana supaya hati kita bisa seperti dulu?
๐ทJawab:
Wa'alaykumussalam wr.wb.
Iya memang kondisi seperti ini akan terjadi pada banyak orang. Artinya peristiwa ini banyak. Banyak mengalaminya. Jadi untuk waktu dekat mungkin akan sulit seperti dulu lagi. Tapi yakinlah, seiring berjalannya waktu, sembari kita terus saling mendekat, kondisi seperti dulu insyaAllah akan bisa terwujud lagi. Kecuali jika kita diawal sudah ngasih 'ancang-ancang' tidak mau mendekat atau tidak respek lagi. Tapi dijalani biasa-biasa saja, akan ada momen-momen yang tidak kita sadari dan rencanakan untuk kembali bersama seperti semula lagi. Semoga ya.
0⃣6⃣ Sasi ~ Bandar Lampung
Bismillaah...
Adakah dzikir yang bisa diamalkan untuk melembutkan hati suami atau istri bahkan anak-anak, ustadz?
Syukron.
๐ทJawab:
Baca sayyidul istighfar saja, insyaAllah akan melembutkan hati.
๐ท๐ท๐ท๐๐๐๐ท๐ท๐ท
๐CLoSSiNG STaTeMeNT๐
Selamat berkahir pekan ya semua, semoga Allah lembutkan hati kita semua, agar tenang menjalani hidup ini.
Aamiin
TAZKIYATUN NAFS, Part 10 (Buah Ramadhan)
OLeH: Ustadz Endang Mulyana
๐M a T e R i๐
ุงْูุญَู ْุฏُ َِِّููู ุงَّูุฐِْู َูุงَู ุจِุนِุจَุงุฏِِู ุฎَุจِْูุฑًุง ุจَุตِْูุฑًุง،
ุชَุจَุงุฑََู ุงَّูุฐِْู ุฌَุนََู ِูู ุงูุณَّู َุงุกِ ุจُุฑُْูุฌًุง َูุฌَุนََู َِْูููุง ุณِุฑَุงุฌًุง ََููู َุฑًุง ู ُِْููุฑًุง.
ุฃَุดَْูุฏُ ุงَْู ูุงَ ุฅََِูู ุฅِูุงَّ ุงُููู ูุฃََุดَْูุฏُ ุงََّู ู ُุญَู َّุฏًุง ุนَุจْุฏُُู ُูุฑَุณُُُููู ุงَّูุฐِْู ุจَุนَุซَُู ุจِุงْูุญَِّู ุจَุดِْูุฑًุง ََููุฐِْูุฑًุง،
َูุฏَุงุนَِูุง ุฅَِูู ุงْูุญَِّู ุจِุฅِุฐِِْูู َูุณِุฑَุงุฌًุง ู ُِْููุฑًุง.
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู ุนََِْููู َูุนََูู ุขِِูู َูุตَุญْุจِِู َูุณَِّูู ْ ุชَุณِْْููู ًุง َูุซِْูุฑًุง. ุฃَู َّุง ุจَุนْุฏُ
Alhamdulillah Bunda fillah semuanya, kita bersyukur kepada Allah Azzawajalla atas anugerah kenikmatan yang senantiasa Alloh ๏ทป limpahkan di atas kehidupan kita.
Kenikmatan yang tiada henti mengalir membersamai waktu-waktu kita.
Kenikmatan yang tidak akan bisa kita menghitungnya.
Sholawat dan salam kita sampaikan kepada uswah hasanah kita, Muhammad Musthofa Rosulullah Shollallahu alayhi wassallama, juga kepada keluarga beliau dan para sahabat beliau rodhiyallahu 'anhum ajmain.
Bunda fillah semuanya..
Kita saat ini berada di bulan Syawal. Bulan pertama setelah Ramadhan berlalu dari kehidupan kita.
Saya sampaikan Taqobbalallahu minna waminkum..
Semoga Alloh ๏ทป menerima seluruh ibadah kita selama bulan Ramadhan.
Aamiiin.
๐ธ๐ท๐ธ
Bunda fillah, bagi orang-orang mukmin, Ramadhan merupakan titik penting dalam siklus tahunan mereka. Ramadhan adalah titik berangkat sekaligus titik akhir. Ia adalah motivasi dan orientasi.
Hal ini tetcermin dari sikap para sahabat Rasulullah Shollallahu alayhi wassallama yang menjadikan ramadhan sebagai harapan dan tujuan. Mereka adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh memohon di pertemukan dengan bulan Ramadhan sejak enam bulan sebelum datangnya Ramadhan dan mereka juga adalah orang-orang yang bersungguh dalam berdoa kepada Alloh ๏ทป selama enam bulan setelah Ramadhan, memohon agar Allah Azzawajalla menerima ibadah Ramadhan mereka, Maa syaa Allah.
Bunda fillah, mengapa demikian...?
Karena demikianlah kedudukan Ramadhan yang amat sangat penting dalam mempengaruhi kehidupan seorang mukmin.
Apa saja yang terjadi pada diri kita, itu merupakan buah Ramadhan kita.
Sebagai mana kita ketahui bersama bahwa tujuan dari semua aktivitas ibadah kita di bulan Ramadhan adalah untuk menjadi pribadi bertaqwa.
Ya, Taqwa adalah tema penting dalam hidup seorang mukmin.
Taqwa adalah nilai yang akan dilihat Alloh ๏ทป atas diri Hamba-hamba-Nya.
Mari kita lihat kedudukan Taqwa dalam pandangan Alloh ๏ทป dan Rasul-Nya .
๐น1. Taqwa adalah wasiat Alloh ๏ทป untuk semua mukmin dari zaman kezaman.
َََูููุฏْ َูุตََّْููุง ุงَّูุฐَِูู ุฃُูุชُูุง ุงِْููุชَุงุจَ ู ِْู َูุจُِْููู ْ َูุฅَِّูุงُูู ْ ุฃَِู ุงุชَُّููุง ุงََّููู
“Kami sungguh telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu, bertaqwalah kepada Allah.” (QS. An Nisa: 131).
๐น2. Wasiat Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam kepada para shahabatnya yang meminta nasihat.
Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,
ุฌَุงุกَ ุฑَุฌٌُู ุฅَِูู ุงَّููุจِِّู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ُูุฑِูุฏُ ุณََูุฑًุง ََููุงَู َูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุฃَْูุตِِูู َูุงَู ุฃُูุตَِูู ุจِุชََْููู ุงَِّููู…
"‘Ada seorang lelaki yang hendak safar mendatangi Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, kemudian dia berkata, “Wahai Rosulullah, berikanlah aku wasiat”. Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berucap, “Aku wasiatkan kepadamu bertaqwalah kepada Allah …” [2].
Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berwasiat kepada para shahabat Rodhiyallahu ‘anhum pada hadits ‘Irbadh bin Sariyah Rodhiyallahu ‘anhu,
ุฃُูุตُِููู ْ ุจِุชََْููู ุงِููู
“Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah.”
๐น3. Taqwa merupakan sebaik-baik bekal kita. Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman,
َูุชَุฒََّูุฏُูุง َูุฅَِّู ุฎَْูุฑَ ุงูุฒَّุงุฏِ ุงูุชََّْููู
“Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.”
(QS. Al Baqoroh [2] : 197)
๐น4. Kemulian kita dalam pandangan Alloh ๏ทป adalah karena Taqwa.
ุฅู ุฃูุฑู ูู ุนูุฏ ุงููู ุฃุชูุงูู ..
Bunda fillah semuanya, jika kita memahami 4 point dari kedudukan taqwa diatas maka kita akan selalu mengejar ketaqwaan itu agar menjadi karakter dan akhlaq kita. Sungguh hidup kita seluruhnya ditentukan oleh nilai taqwa kita.
Alloh ๏ทป akan memperlakukan kita sesuai dengan kadar taqwa kita, semakin taqwa semakin dimuliakan oleh Alloh ๏ทป, semakin taqwa semakin sempurna perbekalan hidup kita di dunia dan di Akhirat.
๐ธ๐ท๐ธ
Bunda fillah semuanya, mari kita lihat bagaimana perlakuan Alloh ๏ทป kepada orang-orang mukmin yang bertaqwa.
َูู َู َูุชَِّู ุงََّููู َูุฌْุนَู َُّูู ู َุฎْุฑَุฌًุง ََููุฑْุฒُُْูู ู ِْู ุญَْูุซُ َูุง َูุญْุชَุณِุจُ َูู َู َูุชَََّْููู ุนََูู ุงَِّููู ََُููู ุญَุณْุจُُู ุฅَِّู ุงََّููู ุจَุงِูุบُ ุฃَู ْุฑِِู َูุฏْ ุฌَุนََู ุงَُّููู ُِِّููู ุดَْูุกٍ َูุฏْุฑًุง
ุงูุทูุงู: 2- 3
"..Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
(QS. At Thalaq 2-3)
Dan hadits dari Rasulullah Shollallahu alayhi wassallama yang diriwayatkan dari Abu Dzar dari Nabi Shalallahu´alaihi Wa Salam bahwasanya beliau bersabda:
"ูู ุฃุฎุฐ ุงููุงุณ ูููู ุจูุฐู ุงูุขูุฉ ูููุชูู "
"Seandainya seluruh manusia mengambil ayat ini maka cukup atas mereka."
Maa syaa Allah..
Bunda fillah semuanya, dari ayat ini saja nampaknya sudah mencukupi kebutuhan kita dalam hidup ini, bahwa Alloh ๏ทป menjamin bagi orang yang bertaqwa.
1. Makhrojan = solusi = kelapangan-kelapangan dalam hidup.
2. Rizki dari arah tak terduga.
Ketika kita memandang kehidupan ini sebagai tempat ujian maka saat yang sama kita merasakan kehidupan adalah interaksi kita dengan masalah-masalah.
Masalah datang silih beganti menghampiri kita, baik yang besar maupun yang kecil.
Terkadang satu masalah belum selesai datang lagi masalah yang lainnya.
Inilah yang harus kita fahami kenapa kita sangat tergantung dengan nilai taqwa?
Sebab dengan itulah bagaimana kita akan di tolong oleh Alloh ๏ทป mengatasi masalah-masalah kita.
Saya berikan umpama,
Dalam hidup ini ada aktivitas yang selalu rutin kita lakukan yaitu makan dan minum.
Saat Kita dalam keadaan sehat, umumnya tanpa khawatir kita makan dan minum jenis pilihan makanan yang kita suka, sebanyak yang kita suka, entah pagi, siang, sore, ataupun malam.
Sebab jika metabolisme tubuh kita merespon kelebihan makanan dan minuman yang ada didalam tubuh kita tahu solusinya, tinggal ke toilet dan kita buang apa yang kita makan dan kita minum itu disana, selesai, lalu kita makan dan minum lagi dan begitu seterusnya.
Sekarang kita bayangkan ada dua orang yang berbaring di rumah sakit.
√ Yang pertama menderita penyakit mengalami masalah pada pencernaannya yang berakibat tidak dapat buang air besar (maaf) pada lubang duburnya.
Saya pernah menjumpai orang yang menderita seperti ini. Otot rectumnya melemah tidak berfungsi, ia tidak dapat buang air besar secara alami, akhirnya dibuatkan lubang pembuangan buatan di perutnya. Tersiksa sekali.
Hal yang paling dia takuti adalah makan. Saat orang lain bergairah makan, ia takut makan, bukan ia tidak lapar, bukan ia tidak ingin menikmati makanan tapi ia tahu bahwa aktivitas BABnya yang membuat ia menderita. Baginya makan adalah masalah besar.
√ Orang kedua menderita karena tidak dapat buang air kecil, sungguh keadaanya memperihatinkan.
Lubang tempat keluarnya air seni tidak berfungsi normal, maka saat ingin buang air kecil adalah saat-saat yang paling menyakitkan baginya.
Karenanya orang yang menderita seperti ini tidak dapat minum seperti orang normal.
Bahkan rasa haus menambah deritanya, minum masalah tidak minum masalah.
Sayapun menjumpai orang yang menderita semacam ini dan sakitnya menghantarkannya pada kematian.
Bunda fillah semuanya...
Dua contoh diatas sengaja saya sampaikan untuk memberikan gambaran bahwa demikianlah orang yang punya masalah tapi tidak punya jalan keluar.
Bagi kedua orang ini makan dan minum adalah masalah. Sebab saluran pembuangannya tidak berfungsi.
Nah demikianlah hidup kita, setiap hari kita menjumpai masalah silih berganti maka jika kita tidak punya jalan keluar dari masalah kita sungguh berbahaya.
Masalah menumpuk menjadi racun mematikan yang akan membinasakan.
Dengan kata lain, sungguh beruntung orang mukmin yang bertaqwa sebanyak apapun masalahnya, Alloh ๏ทป menjamin baginya jalan keluar.
Tidak lagi menjadi Khawatir masalah sebesar apapun atau sebanyak apapun jika ada jalan keluarnya.
Sebailknya sungguh rugi orang-orang yang tidak beriman dan bertaqwa, mereka hidup dan menjumpai masalah namun tidak ada jaminan jalan keluar atas masalah mereka, Innalillahi wainna ilayhi roji'un.
Itulah kenapa orang-orang kaafir dalam pandangan Alloh ๏ทป adalah sebagai bangkai berjalan. Sebab mereka hakikatnya sudah mati sebelum datangnya kematian kepada mereka.
Bahkan itulah hikmah dibalik firman Alloh ๏ทป tentang orang mukmin yang bertaqwa, walaupun jasad mereka mati namun mereka tetap hidup disisi Alloh ๏ทป dan mendapatkan rizki yang baik.
Kemudian jaminan Alloh ๏ทป berikutnya adalah bagi orang yang bertakwa Alloh ๏ทป memberi rizki kepada mereka dari arah yang tidak diduga.
Maa syaa Allah, bagi mukmin yang bertaqwa Alloh ๏ทป hadirkan dalam kehidupan mereka kejutan-kejutan yang membahagiakan.
Mukmin bertqwa mendapat kejutan berupa rizki dari arah yang tidak disangka diduga.
Ingat rizki itu bukan uang saja yaa.
Kesehatan itu rizki.
Keselamatan itu rizki.
Terhindar dari bencana itu rizki.
Memiliki shahabat yang sholih itu rizki.
Dan beribu kebaikan-kebaikan yang bahkan kita tidak tahu sebelumnya merupakan bagian dari Rizki yang dimaksud ayat itu.
Maa syaa Allah.
Nampaknya dua hal ini saja mencukupi kebutuhan kehidupan kita di dunia ini sebagaimana sabda baginda Rasulullah Shollallahu alayhi wassallama.
Seandainya seluruh manusia mengambil ayat ini maka cukup atas mereka.
Namun ternyata Alloh ๏ทป menjajikan lebih banyak lagi bagi orang mukmin yang bertakwa.
Semuanya adalah keutamaan.
Silakan bunda fillah semuanya...
Disimak dan semoga Alloh ๏ทป Azzawajalla menganugerahi kefahaman dalam kajian.
๐ธ๐ธ๐ธ๐๐๐๐ธ๐ธ๐ธ
๐TaNYa JaWaB๐
0⃣1⃣ Lisa ~ Malang
Ustadz Endang, bagaimana menjaga agar tidak terjadi kebocoran pahala ba'da Ramadhan ya ustadz?
Afwan ustadz atas pertanyaan Saya yang fakir ilmu.
๐ทJawab:
Menjaga kebocoran pahala setelah bulan ramadhan menghindari sebab bocornya pahala, salah satunya adalah menjaga lisan dari berghibah, ghibah adalah hal yang ringan dan mudah dilakukan, dan hal lainnya adalah tidak membayar hutang.
Jika kita meninggal dunia dan meninggalkan hutang maka nanti amalan kita akan diberikan sebagai pembayar hutang, makanya amalan kita jadi bocor.
Jauhi juga sifat riya' yang menghapuskan segala kebaikkan dari amalan kita. Beramallah dengan ikhlas hanya dengan berharap ridho Allah bukan berharap pujian manusia.
Wallahu a'lam
๐นKalau sudah bocor, tidak dapat pahala, apa yang harus dilakukan! Baru nyadar kalau Riya'. Terus bagaimana caranya dapet pahala lagi buat nambal pahala yang hilang tersebut?
๐ธMau pahala lagi???
Yaa ibadah lagi yang rajin, yang banyak, kalau mau dapat pahala seperti bulan ramadhan ya nunggu ramadhan lagi, karena tidak ada bulan-bulan lain seperti ramadhan.
0⃣2⃣ Ridha ~ Bekasi
Ustazd, Taqwa adalah derjat tertinggi.
Untuk meraihnya tidak mudah.
Bagaimana ikhtiar kita menuju kesana ustazd?
Jazakallah...
๐ทJawab:
Untuk mendapatkan predikat taqwa dibutuhkan keseriusan, taqwa yang didefinisikan sebagai imtisalu awamirillah, wajtinabu nawahihi, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, bukan perkara mudah.
Untuk meraih taqwa, ia harus menjalani ujian dan cobaan yang tidak mudah, apalagi Allah memberikan ujian dengan berbagai cara. Tidak ada jalan lain bagi kita untuk meraih predikat taqwa, selain mengikuti jalan-jalan yang sudah ditunjukkan oleh Allah Azza Wajalla.
Mena'ati segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Tentunya untuk mencapai predikat itu banyak sekali jalannya dan pastinya akan banyak godaan yang menghalangi, kita harus berusaha sekuat tenaga kemudian kita pasrahkan kepada Allah Azza wajalla. Dalam hal inilah dibutuhkan kesabaran dan ketabahan, serta kekuatan iman.
Wallahu a'lam
0⃣3⃣ Safitri ~ Banten
Ustadz, kenapa yah pada saat bulan ramdhan ibadah seseorang tuh rajin sekali 5 waktunya ke ambil semuanya tapi kalau bulan biasa malah malehoy.
Ibadah lima waktunya berkurang, apa ada yang salah dengan hatinya, terus apa yang harus kita lakukan buat melawan rasa malas itu?
Makasih ustadz.
๐ทJawab:
0⃣3⃣ Safitri ~ Banten
Kenapa yah pada saat bulan ramdhan ibadah seseorang tuh rajin sekali 5 waktunya ke ambil semuanya, tapi kalau bulan biasa malah malehoy...
Ibadah lima waktunya berkurang, apa ada yang salah dengan hatinya?
Trus apa yang harus kita lakukan buat ngelawan rasa malas itu?
Makasih ustadz.
๐ธJawab:
Kalau ibadah 5 waktu saja ada yang ditinggalkan maka bertaubatlah. Karena itu sama saja telah melalaikan rukun Islam. Jika sholat saja sanggup diabaikan apalagi hal-hal lain.
Pahami lagi agama Islam, lebih rajin mengkaji ilmu agama, agar hati terbuka dan mengerti hak dan kewajiban sebagai hamba. Hijrahlah dari lingkungan yang membuat hati lalai, carilah teman-teman yang sanggup menyemangati kita untuk beribadah.
Ingatlah hidup ini sementara, jika sudah mati hanya amalan yang menemani kita. Bukan hal-hal duniawi.
Wallahu a'lam
๐ธ๐ธ๐ธ๐๐๐๐ธ๐ธ๐ธ
๐CLoSSiNG STaTeMeNT๐
Ada banyak nilai tarbiyah yang diharapkan dari proses ibadah Ramadhan yang akan kita dapatkan, khususnya dari ibadah puasa.
Serangkaian ibadah dibulan Ramadhan memfasilitasi, menuntun bahkan mengantarkan kita pada kebersihan jiwa yang akan mengantarkan kita pada predikat taqwa.
Dengan ketaqwaan maka kita akan menjadi manusia dengan perilaku yang jauh dari larangan Alloh ๏ทป, berjalan dijalan yang lurus, bertutur dengan akhlak yang indah, dan menghadapi hidup penuh kesabaran.
Yakin dengan kehadiran Allah azza wajalla didalam setiap langkah hingga mempunyai rasa takut untuk berbuat salah.
Wallahu a'lam
Langganan:
Postingan (Atom)